4. kys: "Secerah mentari, sehangat mentari."

340 55 4
                                    

• Keep You Save •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Keep You Save •







































































































































































Akhirnya Halyn mengetahui sosok malaikat kecil tak bersayap yang selalu memberikan kebaikan kepada dirinya.

Sosok itu adalah Diksha. Si puan berparas bule— wajahnya secantik pahatan patung dewi yunani. Senyumnya sangat cerah, layaknya mentari yang terbit dari ufuk timur. Rengkuhan nya sehangat panorama surya yang tenggelam.

Intinya, semua hal tentang Diksha itu akan terasa begitu menyenangkan dan hangat.

"Kok kamu ga pakai obat yang aku kasih sih? Cape tau aku dapetin nya dari klinik."

Pertanyaan itu Halyn biarkan mengudara di kamarnya, dengan sepasang mata kucingnya yang terus melihat gerak-gerik Diksha dengan kaki kecil nga itu menari-nari di tiap penjuru kamarnya.

Halyn yang duduk diujung ranjang nya memilih untuk tak bersuara. Ia terus saja melihat Diksha yang kini malah sibuk memandangi kertas-kertas usang dengan coretan asal yang Halyn tempelkan pada salah satu sisi tembok kamarnya itu.

"Kamu yang gambar ini semua?" Tanya Diksha lagi yang seolah tak mengenal kata lelah, meskipun tiap pertanyaan yang terlontar tak pernah dijawab oleh Halyn.

Sedangkan si pemilik kamar kini menganggukkan kepalanya— seolah melupakan fakta jika Diksha tengah memunggungi dirinya. Tentu Diksha tidak bisa melihat balasan yang ia berikan.

Kini, Diksha pun berbalik badan. Ia masih tersenyum cerah dihadapan Halyn seolah tak memiliki beban berat sedikitpun.

"Sekarang, ayo cerita kenapa kamu bisa berakhir di panti asuhan ini."

Tentu ucapan itu seolah membuka luka lama yang masih membelenggu di hati Halyn. Ia mengerjapkan kedua matanya kala melihat Diksha yang seolah tak memperdulikan bagaimana raut menyedihkan dan menyakitkan yang terpatri di wajahnya.

"Kenapa aku harus cerita?" Akhirnya suara Halyn pun terdengar.

Diksha pun kini ikut mengisi ranjang yang ditempati oleh Halyn. Pandangan keduanya kini mengarah ke tembok yang berada di depan mereka.

Satu telunjuk Diksha terangkat, menunjuk kearah salah satu gambar buatan Halyn yang tampak seperti menceritakan jika Halyn sebelumnya memiliki keluarga dan rumah.

Keep You Save | CandyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang