"Kau terlihat sangat senang," ujar Alster yang melihat Emine bersenandung sepanjang jalan sambil membawa sekeranjang kain.
"Ya! Aku saaangat senang! Karena aku berhasil menipu ibu panti untuk mendapatkan ini." Gadis itu menunjukkan hasil dari tipuannya.
"Kain bekas?"
"Ini bukan sembarang kain! Ini adalah kain perca yang sangat berharga! Apalagi ini bukan kain goni melainkan kain flanel dan linen!!!" balas Emine hampir berteriak karena bersemangat.
"Hei kecilkan suaramu, anak-anak lain sudah tidur."
"Ups, maaf." Gadis itu terkekeh kemudian melanjutkan jalannya ke ruangan tak terpakai di samping kamar mereka.
"Kau tidak akan tidur?" tanya Alster sambil menguap.
"Tidak, aku akan langsung membuat baju untukku. Aku juga akan membuatkan satu untukmu dan Gabie."
"Baiklah, semoga berhasil. Aku akan pergi tidur." Alster kemudian pergi ke kamar bersama lentera di tangannya.
Sedangkan Emine mulai membuat baju dari tumpukan kain itu hingga tak terasa pagi pun tiba.
Mereka bertiga menjalani hari seperti biasa, Emine yang berhasil menyelesaikan karyanya pun membagikan baju itu kepada Gabie dan Alster masing-masing satu.
Emine membuat dress lengan panjang untuk dirinya dan Gabie dengan warna yang berbeda, ia juga memberikan hiasan bunga menggunakan kain flanel. Lalu untuk Alster Emine membuatkan sebuah kemeja polos berwarna biru muda.
"Jangan pakai sekarang karena akan ketahuan ibu panti. Saat berhasil keluar nanti aku akan mencari bantuan untuk menyelamatkan kalian, barulah saat itu kalian boleh memakainya," ujar Emine ceria.
"Kau yakin bisa menyelamatkan kami? Rencana kabur yang kita buat pun belum tentu berhasil." Alster mengingatkan agar mereka tidak terlalu berharap.
"Bahkan jika kak Emine tidak berhasil pun aku tetap akan menyimpannya. Baju ini terlalu bagus untuk dipakai di panti yang kumuh ini." Gabie kemudian tertawa.
Berbeda dengan Alster yang realistis, Gabie sangatlah positif. Dia akan mengatakan hal-hal baik ketika keadaan buruk.
🧵🪡
Malamnya, mereka bergerak sesuai rencana Alster. Perkataan anak itu yang mengatakan ibu panti akan pulang terlambat, sangat tepat. Entah bagaimana mereka akhirnya berhasil mengambil 3 koin emas milik Emine.
Gabie bahkan mencuri beberapa koin silver dari brankas itu, katanya ibu panti mungkin tidak akan sadar jika kehilangan beberapa koin emas apalagi silvernya karena wanita itu tidak pernah mengecek uangnya dan hanya menghamburkannya saja.
Emine juga mengambil kesempatan ini untuk menyelinap keluar, ia akan pergi dengan menumpang di bawah kereta kuda yang nanti mengantarkan ibu panti.
Selama menunggu, gadis itu akan bersembunyi di hutan tempat kereta kudanya berhenti agar tidak ketahuan.
Ketiga anak itu baru selesai mempersiapkan kepergian Emine, tiba-tiba saja terdengar suara kereta kuda yang mendekat.
Gabie memberi kode agar mereka cepat keluar. Emine lari menuju hutan tempat ia akan bersembunyi sementara Alster dan Gabie mengalihkan perhatian ibu panti.
Saat ketiga orang itu sudah berjalan masuk ke dalam panti barulah Emine mengendap-endap ke bawah kereta kuda.
Memang sangat beresiko, tapi Alster mengatakan ada sebuah tempat rahasia yang biasanya dipakai untuk menyelundupkan barang oleh para bangsawan.
Untung saja badannya kecil, jadi Emine bisa masuk ke dalam situ walau napasnya agak terbatas.
Dalam hati ia sangat berterima kasih kepada kedua teman kecilnya, terutama Alster. Walau interaksi mereka tidak terlalu banyak, Emine sangat bersyukur dipertemukan oleh orang-orang seperti mereka, ia juga tidak akan melupakan jasa mereka dan berjanji suatu saat dirinya akan mengeluarkan kedua temannya dari panti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emine Ilona
Fantasy[SUDAH TERBIT] Karina Bellanova, desainer terkenal yang baru saja mendapatkan ketenarannya. Hobinya membaca buku fantasi bertemakan isekai dimana sang pemeran utama meninggal dan bertransmigrasi ke dunia lain. Tapi siapa sangka gadis itu malah meng...