Chapter 26: Jiwa yang tersesat

153 22 0
                                    

Gadis itu berbaring di atas kasur empuk yang besar dan mewah dengan dress putih panjang berlengan pendek yang pas di badan. Piyama lembut itu membuat tubuh bagian atasnya yang tidak dibebat kain terlihat menonjol.

Sudah bertahun-tahun lamanya ia tidak merasakan tidur yang nyaman dengan piyama tanpa mengkhawatirkan identitasnya akan terbongkar.

Dari tidur di lantai, di matras, dan sekarang di tempat tidur yang sangat lembut bak kapas. Dilayani, dihormati, diberikan semua yang ia inginkan, dan yang paling penting tidak perlu menyembunyikan identitasnya.

Kehidupan yang benar-benar berbeda 180 derajat.

🧵🪡

Tiga jam yang lalu:

"Apakah kau ingin melakukan tes DNA denganku, Emine?" Emilian bertanya dengan hati-hati.

"Ya?"

"Bukankah kau menghampiriku untuk memastikan apakah aku adalah ayahmu?" tanya Emilian tepat sasaran.

"Benar."

"Baiklah. Aku anggap kau setuju. Yang Mulia Putra Mahkota, sebagai penyihir terhebat di kekaisaran, anda akan membantu saya kan?"

"Saat begini saja kau hanya menunjukkan hormatmu." Carlos terlihat ogah-ogahan.

"Jadi anda tidak mau membantu? Bukankah anda menginginkan sesuatu dari saya jika gadis ini benar adalah anak saya?" lagi-lagi lelaki itu hanya mengatakan fakta.

"Benarkah?! Jangan lupakan perkataanmu itu ya, Emilian." Putra Mahkota seketika bersemangat, kemudian meminta Emine dan Emilian untuk berdiri bersebelahan dengannya.

"Berikan tangan kalian," pinta Carlos pada dua orang disampingnya.

Ia kemudian menumpuk tangan Emine dan Emilian yang dihimpit oleh kedua tangannya.

"Mungkin ini akan sangat sakit, tapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika kalian berdua adalah keluarga, karena mana dengan darah yang sama tidak akan bertabrakan," jelas Carlos yang membuat Emine semakin bingung, sedangkan Emilian hanya mengangguk-angguk saja.

Carlos mengeluarkan kekuatannya, menarik mana Emilian dan Emine untuk dipertemukan di tangan mereka. Kedua orang itu merasakan mana yang familiar mengalir ke dalam tubuh satu sama lain.

Setelah satu menit tidak ada reaksi penolakan mana yang terjadi. Carlos pun melepaskan tangannya, ia menatap kedua orang yang terlihat bingung itu.

"Bisa dipastikan kalian 99% adalah ayah dan anak."

🧵🪡

Begitulah akhirnya Emine mengetahui ayah kandungnya. Saat mengetahui itu, Emilian menangis tersedu-sedu sambil memeluk anak satu-satunya.

Untuk sementara Emine akan tinggal di sini hingga Emilian selesai berbicara dengan Edwin dan Karla.

Emine dituntun ke kamar miliknya yang super besar dan mewah, ia dimandikan oleh para pelayan dengan sangat hati-hati dan dipakaikan baju piyama yang saat ini Emine kenakan.

Setelah banyak berbincang dengan para pelayan, mereka pun pergi dan mengatakan untuk membunyikan bel jika membutuhkan sesuatu.

Pintu kamarnya terbuka memunculkan sosok lelaki paruh baya. Ayahnya.

Tanpa diduga lelaki itu datang kemudian duduk di sebelahnya. Ia mengusap-usap rambut Emine yang sedikit memanjang.

"Apa kau ingin mendengar cerita bagaimana ayah dan ibumu bertemu?" Emilian bertanya dengan sangat lembut hingga membuat Emine tak kuasa untuk menolak.

Emine IlonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang