Chapter 22: Meminta izin

207 22 0
                                    

"Aku menemukan identitas ibu kandung Emine."

Seperti deja vu, sekali lagi mereka dalam keadaan hening yang mengejutkan. Kabar yang Theodor berikan lebih mengejutkan dari kepergian Emine ke Arrantadia.

Baik Emine, maupun kedua orangtua angkatnya saling pandang. Tapi tidak ada yang mengerti pandangan satu sama lain karena perasaan mereka menjadi rumit.

Emine kembali teringat dengan mimpi milik 'Emine' yang asli. Ia juga baru ingat bahwa belum sempat menguburkan ibunya dengan layak.

Theodor kemudian menjelaskan semua yang ia ketahui dari Wille. Selama penjelasan itu, semua orang tampak berkelana dengan pikirannya masing-masing.

Karena ternyata masalah ini tidak hanya menyangkut orangtua kandung Emine, melainkan takdir hidupnya juga.

Sepertinya perasaan "Emine" yang asli masih tersisa, karena gadis itu merasa sangat bersalah kepada ibu kandungnya.

Ketika ia berhasil mendapatkan kehidupan yang baru karena ibunya berkorban menggunakan nyawanya, Emine disini malah membangun keluarga baru dan bahagia sendirian.

"Kau tidak bersalah, Emine," ucap Theodor yang bisa mengetahui perasaan gadis di depannya hanya dengan membaca raut wajah.

"Ibumu memang berkorban untuk menyelamat Emine. Dia juga menyelamatkan'mu' yang berkelana di dunia lain atas keinginannya."

Emine yang Theodor maksud adalah yang asli, dan 'kamu' merujuk pada Karina yang masuk ke tubuh Emine.

"Jangan pernah berpikir bahwa kebahagiaanmu bukanlah milikmu," lanjut Theodor.

"Ya, tidak ada satu orangtua pun yang tidak ingin anaknya bahagia." Karla akhirnya menanggapi setelah mengerti dengan situasinya.

Wanita itu kemudian berpikir bahwa ternyata selama ini anaknya memiliki banyak kekhawatiran dan penderitaan. Ia merasa sudah gagal menjadi seorang ibu karena anaknya masih 'tersesat'.

"Sepertinya kalian semua sudah mengerti. Maka dari itu saya akan membawa Emine ke Kaisaran Gaia," ujar Theodor to the point.

"Maaf Yang Mulia, bukankah anda mengatakan bahwa ibu kandung saya berasal dari Arrantadia?" Emine bertanya dengan raut bingung.

"Benar, asalnya memang dari Arrantadia. Tetapi Rajeev mengatakan bahwa tempat terakhir yang ia kunjungi sebelum bertemu dengan Wille di Tetha adalah Kekaisaran Gaia," jelas Theodor.

"Saya Rajeev," aku Rajeev karena melihat wajah bingung orang-orang.

"Anda elf?" Edwin bertanya setelah menyadari identitas pelayan di sebelah Theodor yang sejak tadi hanya menyeruput teh nya dengan tenang.

"Ya benar. Saya keturunan bangsawan."

Mereka terus saja dibuat terkejut. Pasalnya elf berdarah bangsawan sudah sangat langka dan kebanyakan memiliki ego yang sangat tinggi sehingga tidak akan mau menjadi bawahan manusia.

Dalam sejarah Kekaisaran Tetha, elf adalah pribumi bahkan sebelum Kekaisaran ini berdiri. Raja pertama Carlese Lagertha von Tetha adalah pendiri Kekaisaran Tetha sekaligus satu-satunya Raja yang berhasil menaklukkan wilayah Elf.

Dahulu sebelum berdiri, tempat yang mereka tinggali ini bernama daratan elf karena dipenuhi dengan hutan suku elf.

Raja Carlese kemudian memulai perang dan mengambil daratan elf untuk membangun Kekaisaran Tetha. Ia juga menikahi paksa putri pertama Raja elf. Tetapi karena putri itu meninggal sebelum melahirkan, keturunannya hanya sedikit dan saat ini sudah sepenuhnya menghilang akibat perang saudara.

Emine IlonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang