"Tuan! Saya mendapatkan informasi yang bagus!!!" Emine menghampiri Theodor dan Rajeev yang sepertinya juga baru sampai. Mereka bertiga saat ini berada di tempat makan yang bersebelahan dengan penginapan mereka.
Sebelumnya ketiga orang itu sepakat memanggil satu sama lain tuan dan nona.
"Ini dia." Gadis itu meletakkan poster temuannya kemudian duduk di depan Theodor, sedangkan Rajeev tengah memesan minuman untuk mereka.
"Hanya itu?" tanya Theodor yang terdengar sedikit kecewa.
"Tidak hanya ini. Tadi saya bertemu dengan seorang kakek yang sepertinya penduduk asli sini, ia mengatakan bahwa..."
Emine menceritakan semua hal yang juga diceritakan oleh kakek itu dan Theodor menyimaknya dengan baik.
"Apakah anda pernah bertemu Grand Duke Ilona, tuan?" tanya Rajeev yang datang membawa minuman mereka, ia mendengar sedikit percakapan mereka dari jauh. Telinga elf memang lumayan sensitif.
"Pernah sekali, saat rapat antar Kekaisaran yang diadakan 10 tahun sekali. Tapi saat itu yang datang adalah Grand Duke Ilona terdahulu, bukan penerusnya," jelas Theodor kemudian menyesap teh yang dibawakan oleh Rajeev.
"Apakah anda berdua mendapatkan sesuatu?"
Theodor dan Rajeev saling pandang kemudian menggelengkan kepala bersamaan.
"Para prajurit bayaran itu sepertinya mengalami trauma terkait dengan wanita itu sehingga membuat mereka tak bisa membuka mulut," ujar Theodor lemas karena upayanya mengancam para prajurit bayaran tadi gagal.
Emine kemudian menoleh ke arah Rajeev, menatap pemuda elf itu menunggu alasan kegagalannya.
"Saya tidak bisa menggunakan kemampuan elf sama sekali, bukan hanya di ibukota ini, tapi di seluruh Kekaisaran Gaia. Seperti ada energi lain yang menghalangi kemampuan saya," jelas Rajeev tenang.
"Kau tidak kecewa?" tanya Emine kepada Rajeev yang tidak berekspresi terhadap keanehan itu.
"Saya harus menghargai kekuatan yang ada di sini. Orang yang membuat penghalang itu pasti memiliki alasan," balasnya terlihat mencoba mengerti.
Sejak dulu Rajeev memang begitu. Saat Theodor menemukan Rajeev yang dikucilkan oleh rasnya pun ia tidak terlihat kesal, saat itu Rajeev berkata, "Semua orang pasti punya alasan saat melakukan sesuatu, dan alasan mereka adalah karena saya berbeda."
Entah Theodor harus menyebut pemuda itu bijak atau bodoh.
"Hm, baiklah. Sepertinya sudah banyak waktu yang terlewat, sehingga sulit menemukan informasi itu," ujar Emine menyimpulkan.
"Atau seseorang berusaha menutupi informasi tersebut tersebar," gumam Theodor.
"Nona, bukankah kakek yang kau ceritakan itu mengatakan bahwa Grand Duke Ilona menghentikan semua koran dan melarang penyebaran rumor tentang Chiraz?" ujar Theodor mengingatkan dengan suara seperti berbisik.
"Benar. Mungkin saja ucapannya tentang rumor kehamilan itu sengaja ditutupi karena perintah Grand Duke!" Emine terdengar bersemangat karena pencarian mereka hampir menemukan titik terang.
"Maka satu-satunya jalan adalah menemui Grand Duke Ilona."
🧵🪡
"Apakah jalan-jalan anda menyenangkan, Yang Mulia Putra Mahkota?" tanya Sir James yang merupakan kesatria pelindung Putra Mahkota sekaligus pemilik menara sihir di ibukota Enia.
Carlos hanya bisa tertawa karena tertangkap basah pergi keluar tanpa pemberitahuan oleh bawahannya yang setia itu.
"Sangat menyenangkan. Sepertinya sebentar lagi Emilian akan memberikanku hadiah," jawabnya tanpa rasa bersalah kemudian berbaring di sofa ruangan James.
KAMU SEDANG MEMBACA
Emine Ilona
Fantasy[SUDAH TERBIT] Karina Bellanova, desainer terkenal yang baru saja mendapatkan ketenarannya. Hobinya membaca buku fantasi bertemakan isekai dimana sang pemeran utama meninggal dan bertransmigrasi ke dunia lain. Tapi siapa sangka gadis itu malah meng...