Chapter 10: Mimpi buruk dan keluarga

593 61 0
                                    

Seminggu setelah Emine resmi menjadi keluarga Edwin, saat itu pun ia mulai bekerja menjadi desainer di balik layar. Tentu saja sebagai pekerja magang yang tidak diketahui identitasnya sesuai keinginan Caspian.

Caspian pun akhirnya meresmikan desain celana yang dibuat Emine. Setahun kemudian gadis itu juga menciptakan pakaian jadi yang bisa langsung dipakai seperti kemeja dan kaos.

Tetapi pakaian itu hanya diperjualbelikan untuk rakyat jelata karena pandangan para bangsawan yang masih skeptis terhadap pakaian yang dipakai tanpa korset.

Emine juga berpikir bahwa para rakyat jelata perlu pakaian yang layak, apalagi bahan untuk membuat kemeja dan kaos sangat murah dan mudah ditemukan sehingga sangat cocok untuk diperjualbelikan kepada rakyat jelata.

Meski begitu terkadang ada juga bangsawan yang tidak peduli dengan rumor dan cemoohan orang-orang kemudian memesan baju tidur yang nyaman tanpa korset.

Waktu berjalan cepat dan lima tahun telah terlewati sejak kesepakatannya dengan Caspian. Kini Valrit Boutique menjadi butik paling terkenal di Kota Bellatrix.

Setahun yang lalu tersebar rumor yang membeberkan tentang Emine yang sudah menjadi desainer sejak masih dibawah umur.

Tidak seperti dugaan Caspian tentang tanggapan orang-orang yang akan menghakiminya, Emine malah mendapat sebutan desainer jenius hingga menyebabkan omset butik Valrit terus meningkat selama setahun.

Semakin banyaknya pesanan Emine, semakin sibuk pula dirinya. Tetapi bukannya lelah gadis itu malah merasa bahagia karena merasa perjuangannya selama lima tahun ini tidak sia-sia.

Bagi Emine pesanan yang terus datang merupakan bukti bahwa dirinya telah diakui oleh banyak orang, walau masih banyak juga yang menghina pakaiannya tapi Emine bersyukur karenanya.

Saat ini gadis itu tengah menyelesaikan pesanan yang menumpuk. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 pagi, tetapi semangatnya tak juga menyusut, saking semangatnya ia sampai tidak menyadari seseorang telah masuk ke ruangannya.

"Emine, bukankah saat ini kau harusnya istirahat?" Caspian menaruh cangkir berisi susu di meja gadis itu.

"Tidak, kau sendiri sebagai seorang desainer pasti tahu bagaimana sulitnya jika memiliki ide yang tertunda. Aku akan segera menyelesaikannya sebelum ide ini menghilang dari kepalaku," jawab Emine setelah menyeruput susu yang diberikan oleh Caspian sampai habis.

Berbeda dengan perkataannya, tubuh Emine sebenarnya sangat kelelahan, matanya juga sudah berkunang-kunang. Tanpa aba-aba tubuhnya ambruk ke atas meja, badannya sudah tidak kuat lagi, tangannya gemetar akibat kelelahan.

Caspian yang khawatir segera mengecek suhu tubuh Emine dengan menempelkan tangannya di dahi gadis itu.

"Aw, tubuhmu sangat panas! Sudah kubilang untuk tidak berlebihan! Jika begini terus kau akan mati kelelahan!"

Suara Caspian menjadi samar-samar di telinga Emine, ia dapat menebak bahwa saat ini tuannya tengah memarahinya. Tapi tubuhnya sudah tidak dapat mempertahankan kesadaran dirinya. Yang tersisa hanyalah rasa gelap dan sunyi.

🪡🧵

"Panas, aku harus segera minum obat."

Kakinya berjalan membuka pintu kamar yang telah usang. Ia berjalan dalam kegelapan, mencari air dan obat demam.

Saat tangannya sudah menggenggam obat, lampu dapur menyala. Kepalanya menoleh melihat pelaku yang menyalakan lampu itu, disana terdapat ibunya dengan pakaian rapi dengan koper di tangan.

"Apa yang kau lakukan?! Apa kau akan mencuri makanan lagi?!!"

Teriakan itu membuat kepalanya semakin pusing.

Emine IlonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang