5

5.6K 355 2
                                    

Terkejut!

Berita mengejutkan dan tidak terduga datang sekembalinya Irish dari taman. Belum sempat masuk ke dalam kamar, Dena menghadang jalan. Sama sekali tidak membiarkannya masuk.

"Nonaaaa, nona tebak kabar apa yang baru saya dengar?" meringis pelan mendengar suaranya yang memekakkan telinga. Dena datang dengan senyumnya yang lebar, membuatku khawatir giginya akan kering.

Terlihat dari kejauhan, Dena hanya tersenyum-senyum sejak pertama aku melihatnya. Orang yang melihatnya akan mengira dia sudah gila. Dan tentu aku tidak mengatakannya langsung. Untungnya, aku mengenal dekat dan mengatakan padanya untuk bersikap tidak terlalu sopan, karena Dena sudah kuanggap seperti seorang kakak.

"Apa?" aku hanya menjawab seadanya, namun Dena mengira aku tidak tertarik. Karena terlihat malas dimatanya.

"Tebaklah Nona!"

"Tidak tahu."

Dena masih memaksa dan ekspresi wajahnya tetap sama. "Tebak saja, tidak ada ruginya itu. Kalaupun salah tidak apa-apa!"

Mendesah lelah, kenapa juga dia melakukan tebak-tebakan seperti itu? Apa susahnya mengatakan langsung?

Mengerutkan kening dan berpikir keras. Dena yang melihat, hanya tersenyum dengan raut berharap. Entah jawaban seperti apa yang diharapkannya.

"Em...kau..?"

"Ya?"

Setelahnya jeda, menyisakan Dena dengan raut wajah penasaran. Namun sepertinya jawaban yang kuberikan tidak sesuai dengan harapannya, "Dena, kau memiliki kekasih bukan?"

"Aishh bukan nona. Saya tidak memiliki kekasih. Saya hanya akan terus bersama anda. Untuk kekasih masih terlalu lama. Jadi tebaklah lagi nona!"

"Hoam..!! Dena bisa kau mengatakannya langsung? Aku lelah ingin lekas beristirahat."

"Maafkan saya nona. Sebenarnya, saat anda pergi ada pelayan Tuan Duke yang datang. Pelayan itu mengatakan Tuan Duke mengundang anda untuk makan malam bersama."

"Ha?! A-apa?"

Reaksiku? Tentu saja linglung dan terkejut. Tuan Duke yang mengabaikan Irish itu, berinisiatif mengundangnya makan malam? Tuan Duke yang itu? Rasa lelah dan kantukku langsung hilang menguap mendengarnya.

"Nona, anda baik-baik saja? Bagaimana, apakah anda akan menghadirinya?"

"Ya, aku baik. Tentu saja aku harus hadir, bukankah kita tidak bisa menolak perintah seorang Duke?"

"Anda benar nona. Apakah anda ingin bersiap sekarang? Saya akan membantu anda."

"Tidak. Nanti saja, lagi pula masih ada waktu lama. Aku ingin beristirahat terlebih dahulu. Jadi bisakah kau sedikit menyingkir dan biarkan aku masuk?"

"Ah! baiklah Nona. Jika waktunya hampir tiba saya akan membangunkan anda."

Dena benar benar menyingkir. Namun dia teringat akan sesuatu, jadilah dia kembali menghentikan langkah Irish.

"Eh! Nona anda belum makan siang. Dan ini sudah siang, sebaiknya anda  terlebih dahulu sebelum tidur."

"Tidak perlu, aku sudah kenyang. Dan juga ambil ini!"

Irish menolaknya karena merasa masih kenyang memakan apel di taman. Dia juga memberi Dena apel yang dibawanya, dan tentu saja diterima baik oleh Dena meski bingung asal muasal apel yang diterimanya. Setelahnya, Irish masuk kedalam kamar dan menutup pintu. Meninggalkan Dena yang sedang kebingungan.

"Eh...kenyang?....apel..? Darimana ini? Sudahlah, lagi pula ini pemberian Nona. Apapun itu, aku tetap akan menerimanya!"





* * *







Part Of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang