[04-Hubungan yang buruk-]

14 7 1
                                    

Suara keributan terdengar jelas.

Apa yang terjadi? Batin Vyera.

Vyera melangkah masuk untuk memastikan apa yang terjadi. Ternyata sumber keributan itu adalah Tiva dan Ninda. Mereka, bertengkar di dalam kelas.

"Ada apa ini?" Gumam Vyera.

"Gelang Vivi hilang!" Bisik seorang trman sekelas Vyera.

Vyera menautkan alisnya. Dia sudah tau bahwa gekang itu hilang beberapa hari yang lalu. "Terus?" Celetuknya heran.

"Gelang itu ditemukan jatuh dari laci meja Ninda." Bisiknya dengan nada khawatir.

"Hah?" Vyera terkesima tidak percaya. Bagaimana bisa?

"Semua orang menduga dia yang mengambilnya. Tapi tidak ada yang berani berkomentar."

"Lalu?"

"Tiva yang pertama bicara. Mengatakan kalau Ninda mencuri gelang tersebut?" Ungkap anak itu serius.

"Oh yah?"

"Iya, lalu Ninda tidak terima. Dan terjadilah pertengkaran ini."

"DASAR! AKU BILANG AKU TIDAK MENGAMBILNYA!" Bentak Ninda.

"Eh, itu jatuh dari laci mejamu!" Balas Tiva.

"Bukan berarti aku yang mengambilnya! Untuk apa juga aku mengambil gelangnya itu?!" Sangkal Ninda.

Tiva tersenyum miring. "Bisa saya kau mengambilnya, untuk mengusili Vivi."

"Apaan sih, kurang kerjaan banget!"

"Alahhhh, apa aku harus mengumpulkan setiap alumni Sky elementary school? Untuk membuat pernyataan kalau KAU! Suka merundung dan mengganggu orang?!" Sentak Tiva.

"Apa?!" Ninda tertawa kecil. "DASAR!" Lanjutnya.

"Bahkan, Vivi termasuk anak yang sering mendapat kejahilan konyol mu itu!"

Kelas lengang, semua serius menyimak pertengkaran ini. Tidak ada yang betani merelai kedua anak pemegang tahta tertinggi itu. Semua melirik ke arah Vivi. Seolah ingin bertanya. Benarkah?

"He-he-he! Ucapan dijaga yah. Aku tidak seperti dirimu yang larut larut dengan masa lalu. Itu dulu! Nyatanya sekarang udah enggak lagi!"

"Nyatanya? nyatanya? Kalau begitu jelaskan kenapa gelang Vivi ada di dalam laci mejamu!"

"Mana aku tau!"

"Faktanya kau memang ME-NGAM-BIL-NYA!"

"Hahh, jika aku emang ingin. Aku pasti sudah membelinya!"

"Upthh, benarkah?" Tiva tertawa kecil. "Kau memang kaya. Tapi kau tidak lebih dari orang yang suka mengambil hak orang lain! Seperti yang kau lakukan dulu, padaku. IYAKAN?!"

"Sorry nona Qori! Tidakkah kau TERLALU melebih-lebihkan?! AKU! HANYA! MENGAMBIL SESUATU YANG KAU SIA-SIAKAN! Tidak lebih dan tidak kurang."

"Bukankah pertengkaran ini sengaja kau buat untuk menuduhku yang tidak tidak?! Atau, jangan-jangan kau sengaja meletakan gelang itu di laci mejaku? Benar begitu ATIVA?"

"Huaaah, aku tidak licik sepertimu Ninda. Berhentilah bertingkah seolah kau itu anak baik. Kau begitu memuakkan. Baik sekarang maupun sekarang!" Ungkap Tiva geram.

"Ayolah! Itu kejadian bertahun-tahun lalu! Kenapa kau terus memendamnya?! Dasar payah! Apa untuknya kau mengungkitnya? Itu tidak akan, mengubah apapun!"

Lah? Kok malah bahas masa lalu? Loh? Ini? Ada apa ini? Batin Vyera.

"Kenapa?! Kau tidak mau semua orang mengetahui kebusukanmu?!"

Dreamers [on-going + revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang