[17-Akhir]

3 1 0
                                    

"Ohh hai Vyera!" Vyera menoleh begitu namanya disebut. Dia memandang dengan tanda tanya pada seorang kakak kelas yang diketahuinya bernama Clara.

"Mencariku?"

"Iya, aku butuh bantuan."

"Bantuan? Aku? Bantuan apa yang kau inginkan?" Sangat jarang mereka berbincang. Hanya sekedar bertegur sapa sebagai dua orang yang saling kenal. Sangat aneh jika Clara tiba-tiba datang dan meminta bantuan Vyera.

"Aku kesulitan menghafal dialogku saat aku sendirian. Mau membantuku berlatih?" Vyera bernafas lega begitu mengetahui bantuan yang dimaksud adalah bantuan sesama anak teater.

Alis Vyera berkerut begitu memikirkan alasan Clara memilihnya sementara mereka bukan teman dekat.

"Vyera?"

"Ohh baiklah tentu saja. Bagaimana aku bisa membantumu?"

"Hanya membantuku berlatih dengan melihat apa aku sudah sesuai dengan naskah."

"Ohh oke baiklah."

"Jadi bisa kita mulai hari ini? Kau tidak sibuk kan?"

"Tidak, aku bisa membantumu. Aku tidak punya hal mendesak."

"Terima kasih Vyera."

"Iya sama-sama."

Pembicaraan yang benar-benar monoton khas kenalan yang tidak terlalu dekat. Vyera berharap suasana tidak akan berubah canggung.

○❃✾❃○

"Bagaimana sudah sesuai?" Tanya Clara begitu selesai dengan latihannya.

"Menurutku sih iya. Tapi itukan menurutku. Entah bagaimana menurut miss Ryetta. Lagipula kau lebih dulu berada di dalam ekskul ini di banding diriku. Kenapa kau malah meminta bantuanku?" Respon Vyera begitu menyimpulkan hasil latihan mereka.

"Karena menurutku teman berlatih terbaik adalah penulis naskahnya sendiri." Clara berkata sambil menunjuk Vyera.

Vyera tertawa kecil. "Kau mengejekku? Bukankah kata miss Ryetta naskah itu milik Sintiya?"

"Memang, itukan kata Miss Ryetta. Tapi aku tau itu pasti milikmu."

"Oh yah? Bagaimana kau tau?" Vyera menyengir tanda dia sedang menantang lawan bicaranya.

"Tentu saja, aku sudah bersama dengan Sintiya selama beberapa tahun dan yang aku tau. Naskah yang selama ini di kumpulnya bukanlah naskahnya sendiri. Itu naskah karya orang lain."

"Maksudmu? Bukannya Sintiya selalu mengumpul naskah? Walau tidak semuanya yang di pilih." Vyera yang awalnya tidak tertarik dengan pembicaraan mulai terpancing untuk tau lebih jauh.

"Memang, tapi itu naskah yang di tulis oleh Sania. Kau tau Sania bukan? Anak penerima beasiswa dari angkatan kami yang pindah?" Jiwa penggosip Clara mulai keluar.

"Ahh aku tau, dia memilih pindah saat semester lalu kehilangan kesempatan pertamanya bukan?"

"Iya. Dia tidak tahan di ejek. Tidak sepertimu yang mau bertahan sampai akhir."

Vyefa tersenyum kecut mendengar kalimat terakhirnya. Dia tidak tau pasti arti kalimat itu.

"Jangan tersinggung aku tidak bermaksud begitu."

"Aku mengerti. Ahh kembali ke topik Sintiya dan Sania. Maksudmu selama ini Sintiya menggunakan naskah yang di tulis oleh Sania seperti menggunakan naskahku?"

"Yah begitulah. Tapi berbeda denganmu. Sintiya melakukannya dengan persetujuan Sania. Nasib Sania sama sepertimu. Penerima beasiswa yang tidak punya teman dari asal sekolahnya. Kau beruntung karena berteman dengan anak-anak baik seperti Tiva dan Haira, mereka dapat menjadi teman yang baik dan memberi suport. Sayangnya Sania salah memilih teman. Dia terlalu angkuh untuk bergaul dengan anak-anak dari keluarga yang tidak terlalu terkenal. Dia memilih berteman dengan Sintiya dan teman-temannya. Membuat dia di manfaatkan oleh Sintiya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dreamers [on-going + revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang