[09-Ninda dan Kisahnya-]

9 6 0
                                    

“Aku suka dengan bintang. Bintang itu bersinar dengan cahayanya sendiri tanpa mengandalkan sinar dari yang lain. Aku ingin seperti bintang, yang bersinar sendiri tanpa mengandalkan kilau megah keluargaku.”
-Ativa Rasyida Qori.

“Jika kau suka dengan bintang, maka aku suka dengan bulan. Bulan itu, meski cahaya nya redup dan hanya memantulkan cahaya matahari bukan cahayanya sendiri namun tiap pasang mata yang memandangnya berdecak kagum. Aku ingin seperti bulan, yang walaupun tak bersinar sepenuhnya seperti teman teman yang lain. Aku tetap menjadi istimewa di dalam hidup orang orang di sekitarku.”
-Vyera Elina Rafaila.

○❃✾❃○

"Vyera!"

"Iya bu?"

"Temanmu sudah datang nih."

"Bentar!"

Vyera buru-buru memakai sweater. Malam ini, dia dan Tiva akan pergi ke pasar malam.

"Ibu aku pamit yah."

"Iya, jangan pulang terlalu larut yah. Jaga diri! Jangan jauh-jauh dari keramaian! Jangan macam-macam! Jangan nyusahin orang!"

"Aduh iya ibu, Vyera paham kok. Kan kami enggak berdua aja. Ada orang dewasa kok yang menemani. Mana mungkin kami cuman pergi berdua dimalam-malam gini."

"Iya-iya. Sana pergi udah di tunggu dari tadi."

"Yaudah kami pergi yah."

Senyum Vyera merekah begitu melihat Tiva memakai sweater pemberiannya di hari ulang tahunnya.

"Udah siap?" tanyanya.

Vyera mengangguk sebagai balasan.

"Tante kami pergi yah," pamit Tiva.

"Iya, hati-hati dan jangan pulang terlalu larut yah!"

"Baik tante!"

"Gimana cantik enggak?" Tiva berputar memperlihatkan penampilannya.

"Cantik banget."

"Iya dong Tiva gitu loh," ucapnya sewot.

"Maksudnya sweater nya yang cantik. Aku pandai banget sih milihnya," celetuk Vyera dengan jahil yang membuat senyum Tiva yang lebar menghilang begitu saja.

Melihat ekspresinya yang sudah hancur Vyera  tertawa.

"Bercanda Tiva, kamu mah pake apa aja tetap cantik kok! Mau itu barang mahal atau murah kayak gitu bakalan tetap cantik! Serius deh."

"Sudahlah, ayo kita pergi. Nanti kemalaman," Katanya melihat jam dinding.

Mereka naik ke mobil, di antar dan di temani oleh sopir pribadi keluarga Tiva untuk pergi ke pasar malam di taman dekat rumah Tiva. 

"Kita naik komedi putar yuk!" ajak Tiva begitu masuk.

"Ayo!"

"Vyera,"

"Kenapa?"

"Lihat deh. Bintangnya indah banget kan?"

"Iya, kamu suka bintang kan?"

"Iya, kok tau?" tanyanya.

"Tas dengan simbol bintang, sepatu dengan simbol bintang, tempat pensil dengan motif bintang, pulpen, buku, casing hp, semua barang barangmu itu enggak lepas dari bibtang Tiva."

"Ini ciri khasmu. Bahkan setiap melihat bintang aku ingatnya kamu loh."

"Aku benar-benar tersentuh. Merasa spesial."

Dreamers [on-going + revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang