5

4 1 0
                                    

Nay bergegas merapikan ransel serta membawa buku buku yang akan ia bawa untuk sekolah, nay kembali turun menuju meja makan yang sedari tadi sudah ada wita serta ayi sepupuhnya. nay mangabil piring serta nasi goreng yang telah wina sediakan sejak tadi pagi sebelum berangkat ke kantornya.
"mamah udah pergi ke kantor ya ?" tanya nay
wita menggangguk serta ayi terdiam
nay menghela nafasnya
"berangkat sama siapa nay ?" ujar wita khawatir
"emangnya pa ega masih sakit ya ?" tanya nay khawatir kepada supir pribadinya
"keknya si masih soalnya anak dari pa ega kesini ngasih tau" sambung ayi
Mereka tampak berbincang bincang bercinta, lalu bel rumah mereka berbunyi nampak ada seorang yang datang, wita bangun dari duduknya ia berjalan menuju ambang pintu hingga gerbang
"cari siapa ?" ujarnya kepada gavin
"ini aku gavin, temennya nay"
"oh iya masuk dulu sini, mau sekalian sarapan ngga ?"
"ngga udah tadi aku di rumah"
"sebentar ya saya panggil nayaranya dulu" sambung wita, ia pun berjalan menuju meja makan untuk memberitahu kepada cucunya nay serentak terbesek mendengar gavin yang sudah ada di depan rumahnya
"hah ? gavin ?" nay berjalan pelan pelan memastikan melihat dari jendela depan rumahnya dan ya ia melihat dengan mata kepalanya gavin yang tengah duduk di kursi depan rumahnya
nay merasa kaget serta kebingungan
"oma ah gavin kenapa pagi pagi kesini ?" ujar nay
"emang kamu nyuruh dia buat jemput kamu nay" sambung wita
"ih ngga oma diko yang kasih tau keknya"
wita tersenyum gembira melihat tingkah nayara salah tingkah kebingungan serta memerah pipinya seakan akan memakai blush-on
"yauda sana samperin dulu" ujar wita
nay berjalan pelan pelan menghampiri gavin yang tengah duduk sambil memainkan ponsel nya.
"halo" sapa gavin sumringah
"ngapain kesini ?" sambung nay memelas gugup
"mau jemput kamu"
"gue ngga minta ya buat di jemput" ujar nay kekeuh
"emang salah ya kalo gue mau nunjukin gue bener bener cinta sama lo" sahutnya kekeuh
tangan nay menjalar menutupi mulut gavin yang bersuara keras ia tak mau wita serta ayi mendengar nya
"ngomong nya pelan pelan bisa gasi ?"
"yauda ayo berangkat, ni helm nya" sambung gavin

  Setelah Gavin meminta izin kepada wita, gavin ayi serta wita terlihat sumringah beda dengan nayara yang menekuk muka nya sedari tadi
"tiati yaa jangan cemberut gitu dong" bisik wita pelan pelan
"ciailah bentar lagi jadian ini ma" sambung ayi bersikeras
gavin men-stater motor miliknya menarik gas berjalan sedikit demi dikit hingga lenyap dari pandangan wita serta ayi.
Sesampainya di pusat parkiran motor milik sekolah, gavin yang tengah sibuk merapikan motornya namun nay meminta nya untuk duluan masuk ke ruangan kelasnya, lagi lagi gavin menolak perintah nya tangan nayara kembali di cekal mencegahnya.
"nay kenapa si lo mau menghindar gitu sama gue ?" ujar gavin
"gue ngga mau ya semua siswa murid sini tau yang ada nanti ada gosip" sambung nay
"gapapa kan emang bener gue mau sama lo, ga usah takut gitu nay"
"gue masih takut buat memulai hubungan, gue takut" ujar nayara
"ngga usah takut, kita coba aja dulu nay"
nay terdiam ia memilih melanjutkan berjalan menuju kelasnya, sesampainya di kelas nay di sambut sumringah oleh ke tiga temannya
"kiw kiw udaa jadian ni yeh" tanya icha
"yakan bener yang lu bilang cha, benci benci ujung ujungnya demen" sambung wiwi
"mana maa kepergok lagi" ujar lili meledek
nay tersenyum melihat tingkah temen temennya itu.
 
Sesampainya ke jam istirahat kedua temennya memilih beristirahat ke kantin, namun beda dengan nay ia memilih beristirahat di kelasnya seorang diri, gavin merasa agak heran dengan personil geng nay ia menghampiri ke tiga temannya yang tengah duduk sambil menyantap pesannya.
"cha nay kemana ?" tanya gavin khawatir
"dia di kelas ngga enak badan katanya" sambung icha sambil mengunyah sesendok mie instan serta menyeruput segelas teh manis.
gavin pun berjalan menuju kelas 11 ips 4 di lantai satu, ia pun melihat di depan jendela nay tengah tertidur pulas di tumpukan ransel serta buku yang tengah menutupi nya. gavin merasa khawatir ia masuk serta duduk di samping nayara tanpa sepengetahuan nay, nay pun serentak kaget melihat gavin yang tengah duduk di sampingnya sambil tersenyum
"badan kamu panas nay ?" tanya nya khawatir
"gua gapapa, udah ah sana gue mau tidur lagi"
"gue mau di sini aja, di sampingnya kamu"
lagi lagi nay terdiam pipinya memerah jantung nya tak karuan berdetak dengan tidak normal
di samping nya gavin tengah sibuk memainkan sebuah ponsel miliknya memainkan sebuah game online, lagi lagi gavin membuat nay marah dengan gavin yang tengah mengganggu dirinya
"ah bisa ngga si ngga usah berisik, sana ah"
"iya maaf" ujar gavin memelas ia pun langsung mematikan ponsel miliknya.

Semakin hari nay terlebih luluh dengan segala sikap gavin yang semakin hari semakin manis, kini hubungan keduanya pun semakin mendekat.
"nay pulang bareng gue ya" ujarnya
nay menggangguk menuruti perintah nya
muka nay semakin pucat serta terlihat lemas, gavin pun merasa khawatir oleh keadaan nya ia pun langsung mengajak pulang ke rumah milik nay yang lumayan jauh dari sekolah
sesampai di rumah milik nay, nay terbaring pingsan di ringkuhan tangan gavin wajahnya yang semakin pucat wita pun merasa khawatir dengan keadaannya cucunya ia langsung mengambil handphone di nakas, menelpon dokter yang sudah lumayan akrab oleh keluarga nya.
mata nayara membuka dikit demi sedikit, penglihatan rabun ia mendekap di ringkuhan wita
"gimana keadaan nayara dok" tanyanya kepada dokter
"gapapa oma nay cuma kecapaian aja, sama pikiran jangan terlalu mikirin banget" sahut dokter
wita menggangguk
"makasi ya dok udaa bantu cucu saya"
dokter tersenyum ia kembali merapikan obat serta alat alatnya memasuki kedalam ransel miliknya lalu pergi. gavin terdiam yang tengah duduk di samping nayara
"makasi ya" ucap nay sambil tersenyum
gavin mengangguk
"sama sama" ujar gavin
"gaga makasi ya udah bantu nayara" sambung wita
"oma gavin bukan gaga" sahut nayara terkekeh senyum
"gapapa anggap aja panggilan sayang oma ke gaga karna uda banyak sekali bantu cucu oma yang manis ini" ujarnya lalu wita kembali keluar meninggalkan mereka berdua di kamar milik nay mereka berbincang bincang mengeluarkan candaan membuat nay kembali tertawa lepas
"gimana oma kamu aja uda sayang sama aku, masa kamu ngga" ujarnya
"iya gaga" sambil menjulurkan tangannya mengusap tanganya sambil tersenyum
Matahari semakin tenggelam sambil mengeluarkan warna jingga hingga menyoroti kamar nay di balik jendelanya, gavin kembali pulang meminta nay untuk beristirahat.

aku, kamu, dan bandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang