17

4 1 0
                                    

dini hari nay tengah memasukkan perlengkapan penting yang akan ia bawa ke bandung. ia memasukkan pakaian pakaian, alat tulis, tas, perlengkapan penting lainnya tak lupa pula ia memasukkan makanan makanan ke tas kecil yang akan ia bawa untuk di perjalanan nanti. lusa ia akan pergi ke bandung kota impiannya sejak kecil, ia akan menetap di sana sampai pendidikan nya selesai. wita serta wina menghampiri nay yang tengah sibuk merapikan barang barang yang akan ia bawa nantinya.

"sibuk banget anak mamah, secepatnya ini yaa perginya" ujar wina meringis, kemudian nay menoleh ke arahnya

wita memeluk sang cucu, kemudian nay membalas pelukan tersebut...

"belajar yang rajin yaa, kalo ada apa apa kamu bisa langsung hubungin ibu kost nya kebetulan ibu kost nya temen dari papah kamu" ujar wita nay melepaskan ringkuhan pelukan tersebut kemudian serasa tersenyum kilas

"omaa, sama mamah ngga usah khawatir aku disana berdua sama ica dia juga meneruskan kuliah nya di bandung dan kebetulan kita satu kampus, cuma beda jurusan sm kost aja"  ujar nay tersenyum tangannya sambil menjulur mengusap punduk sang omaa serta sang mamah

"yauda apa yang akan kamu bawa lagi ?" sambung wina

"udaa ko ini cukup" ujar nay sambil melihat lihat sekeliling nya seperti lainnya

Selang dari beberapa menit kemudian motor milik gavin terparkir di depan rumah nay, nay pun merasa kenal dengan suara motor tersebut, membuka sedikit hordeng jendela nya dan mengintipnya ia bergegas memberitahu wita serta wina yang ngga akan pernah mau untuk menemui gavin

"ada siapa ngintip ngintip di hordeng jendela" ujar wita

"oma, gaga oma, dia didepan plis kasih tau dia bahwa nay ngga ada di rumah nay ngga mau nemuin dia" sambung nay meringis panik

"uda yaa tenang, oma yang akan menemui gaga"

wita turun menemui gavin yang tengah berdiri memencet bel, ia menengok sekeliling komplek yang terbilang sepi
Gavin menoleh ke wita kemudian ia mencium punduk tangan wita, wita pun yg kian masih merespons nya dengan baik.

"omaa" panggil gavin

namun wita pun yg kian masih merespons nya dengan baik ia memerintahkan gavin untuk masuk dan duduk di kursi teras depan rumah.

"nay dimana oma ?" sambung gavin

"nay ngga ada di rumah, nay lagi keluar" sahut wita

wita seolah olah tak tau apa yang terjadi dengan hubungan gavin dan nay, sementara ia sudah lebih dulu tau apa yang terjadi. ia membohongi gavin dengan memberitahu bahwa nay tak lagi ada di rumah, sementara nay tengah berada di belakang dibalik hordeng jendela belakang gavin, tanpa sepengetahuan gavin. ia ngintip dengan menguping pembicaraan dengan sang nenek

"emangnya ada masalah lagi sama kalian berdua ?" tanyanya wita membuat gavin clangak clinguk kebingungan

"e.e...gimana ya omaa, sebenernya gaga sama nay udaa putus sejak beberapa bulan yang lalu, salah gaga juga, semua salah gaga. tapi gaga masih belom bisa nemuin nay di diri orang lain, orang sebaik dia se-menerima nya dia sama gaga, gaga sia-siain gaga nyesel sekarang oma"

gaga seolah menceritakan apa yang ia rasakan,  rasa sesal yang kian menyelimuti dirinya.

"rasa sesal emang selalu belakangan gaga, mangkanya hal yang perlu kita tau apa yang kita punya harus kita jaga, kita ngga tau di depan sana akan adakah seseorang yang sama seperti apa yang dulu kita sia-siakan" sambung wita seolah olah menasehati menguatkan gaga

"terus sekarang nay keluar dimana nya ya ? oma, gaga pengen nemuin nay"

"oma ngga tau nay lagi dimana"

aku, kamu, dan bandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang