13

1 0 0
                                    

Weekend ini nay yang tak selalu keluar, ia hanya mengurung dirinya di rumah, sekalipun keluar gavin yang memaksa nya. ia lebih memilih menghabiskan waktunya untuk berdiam diri dirumah berbincang bincang dengan wita, ayi, serta wina.
Ketiganya kumpul diruangan tv jarang jarang Wina bisa kumpul di satu ruangan sama mereka.
"mah papah kemana ? seharian ngga ada, ini kan weekend masa kerjaa terus si" ujar nay membuka obrolan

"gatau mamah juga, dari semalem papah ngga ada, mamah telepon ngga diangkat angkat, pas sorenya si bilang katanya mau kerumah temennya" sambung wina santay seperti tak ada yang dipikirkan, namun ia hanya pintar menutupi kekhawatiran nya didepan sang mamah serta didepan nay

"gaga ngga kesini nay ?" celetuk wina

"ngga mah, gaga lagi sakit, jatuh dari motor kemarin"

mendengar hal tersebut membuat wita, wina, serta ayi shock

"astaga terus gimana keadaan nya ?" sambung wita prihatin

"ngga ko gaga aman, cuma bagian dagu, tangan, sama kaki yang lecet"

"syukurlah, tapi kalo sama kamu dia selalu kenceng ngga bawa motornya ?" titah wita

"ngga oma, lagian gaga juga ngga berani bawa princess nya kenceng kenceng" sambung ayi meledekinya

Wina, wita, serta nay tersenyum kilas...
Sorenya mobil milik geha terparkir didepan garasi, ia masuk tak menghiraukan mereka mereka yang tengah berbincang bincang diruang tv, geha masuk kekamar miliknya dengan keadaan lesu. kepulangan dirinya membuat wina marah, khawatir akan terjadi sesuatu sm suaminya.
wina menghampiri geha yang tengah duduk di bangku meja rias miliknya, ia duduk dengan tatapan kosong sambil memegang kepalanya seolah olah banyaknya pikiran
"dari mana kamu baru pulang ?" hardik wina kesal

geha masih terdiam tak menghiraukan nya...
"kamu mikirin perasaan aku ngga si mas ? semalem baru pulang dari mana ?" sambungnya dengan nada lantang sehingga suaranya mendengar sampe ruangan bawah

"aku mau ngomong sama kamu, tapi kamu janji jangan marah sama aku, kamu bisa pukul aku gapapa aku yang salah" ujar geha

"kenapa aku ngga pulang semalem, istri aku meninggal" sambung geha

"istri kamu yang mana ? istri km cuma aku mas"

"aku sudah menikah lagi tanpa sepengetahuan kamu, aku jahat sama kamu, kamu ngga kurang buat aku, aku khilaf, aku minta maaf, kalo kamu mau pukul aku, pukul sekarang"

Mendengar hal tersebut membuat dada Wina sesak, tangannya bergetar selama ini ia tak punya firasat apapun mengenai suaminya, tak punya curiga apapun, dulu semasa pernikahan diusia yang terbilang masi muda wina pernah di selingkuhin oleh geha, namun ia tak mau mengambil pusing, memang sakit. tapi ia tak mau menyakiti diri nya sendiri oleh pikiran yang terus menghantuinya, ia memilih memaafkan nya serta berdamai dengan rasa sakit itu, ia pikir geha sudah berubah namun naif geha masih mengulang kesalahan yang sama, tapi kali ini fatal. ia tengah menikah lagi tanpa sepengetahuan wina, dan pernikahan tersebut mempunyai anak seorang laki laki berumur 18 tahun yang diberi nama "ibra"
Wina shock matanya dikit demi sedikit mengeluarkan air mata yang terus berlinang, tangannya menjulur menepuk nepuk dadanya. tangan nya menjulur mengambil bantal untuk mengebuk ke geha meluapkan segala bentuk rasa sakitnya, kecewanya, emosinya terhadap geha, namun geha terdiam ia mengakui dirinya bersalah. wina menampar pipi geha dengan keras namun geha tak membalas nya ia hanya tersungkur terdiam bersalah terhadap wina.

"brengsek kamu, aku pikir kamu berubah, kamu ngga tau sakitnya jadi aku, aku harus terus berjalan berdiri hidup dengan trauma yang kamu kasih" titah wina kesal sambil menepuk nepuk dadanya yang kian sesak

Kecekcokan tersebut membuat nay berlari berjalan menuju kamar, namun lagi lagi kaki nay terhenti didepan kamar milik sang mamah ia menghawatirkan wina yang terus menangis, namun ia pun tak mau menghampiri nya serta tak mau ikut campur permasalahan tersebut, ia hanya terdiam berdiri mendengarkan ocehan sang mamah yang begitu muak, kesal, marah.
Wita menghampiri nay yang merenung di depan pintu kamar milik wina, ia tersenyum kilas mengelus punduk nay dan memeluknya, namun wita mengajak pergi dari kamar tersebut yang keliatan makin runyam suasananya.
"omaa nay ngga kuat liat mamah" ujar nay bibir nya bergetar sambil mengeluarkan air mata nya yang kian membasahi pipinya.

tak ada sepatah katapun dari wita, ia hanya terdiam tersenyum kilas sambil menarik nay ke dekapannya, wita pun merasa tak tega melihat sang cucunya, matanya kian ikut membasahi pipinya.

geha berjalan keluar menuju garasi untuk masuk kedalam mobil pribadinya, kini ia pergi meninggalkan wina yang kian menangis sendirian, perasaan nya campur aduk, geha keluar untuk menenangkan pikiran nya.
nay kembali berjalan menemui sang mamah, mendengar pintu yang terbuka membuat wina berlari memeluk kedekapannya, matanya kian membasah, membengkak, sembab.

"mah apa yang terjadi sama mamah, bilang sama nay, mamah ngga selalu terlihat tegar" ujar nay

"papah jahat nay, ngga cuma jahatin mamah aja, tapi jahat juga sama kamu" sambungnya dengan nada bicara yang bergetar

"apa yang papah lakuin ke mamah ?"

wina menarik nafasnya pelan, seraya menjelaskan yang terjadi pada dirinya...

"papah menikah lagi tanpa sepengetahuan mamah nay, bahkan di pernikahan nya pun ia mempunyai anak laki laki"

Mendengar hal tersebut membuat nay langsung bersikeras memeluk sang mamah, ia tau gimana perasaan nya sekarang, terlihat tegar di depan anaknya padahal bener bener lemah menutupi semua perilaku geha terhadap wina

"mamah yang kuat, selama ini mamah udah jadi ibu yang hebat buat nay, uda jadi istri yang hebat buat papah"

"nay ngga nyangka mamah bisa sekuat ini, menutupi semua ini dari nay, mamah boleh banget sekarang keliatan lemah di depan nay, gapapa banget nay tau gimana perasaan mamah sekarang hancur, sakit" sambung nay menguatkan sang mamah

Wina hanya terdiam, matanya semakin sembab, tatapannya kosong tak lama dari itu wita menghampiri wina yang tersungkur didekapan nay.

Sore ini mobil pribadi geha tengah terparkir di garasi, ia pulang pergi hanya untuk menenangkan pikiran, beda dengan wina ia kini drop badannya lemas, ia hanya bisa terbaring di kamar tidur dengan tatapan yang kian kosong. geha berjalan untuk menemui sang istri untuk memastikan keadaan nya, langkah nya terhenti, kini wina memanggil dirinya untuk sebentar mengobrol ingin tau apa yang sedang terjadi di rumah tangganya
"boleh mamah bicara ?"

geha terdiam menghampiri sang mamah mertua yang memintanya untuk duduk mengobrol sekedar ingin tau permasalahan nya.

"apa yang sedang terjadi dengan kalian berdua, mamah berhak tau karna mamah orang tua kalian"

"mah geha uda ngecewain kalian semua, geha hilaf, mah geha menikah lagi tanpa sepengetahuan kalian semua 2 hari lalu dia sakit, bsknya ia meninggal itu alasan geha pergi seharian dia meninggal mah karna sakit uda komplikasi" ujar geha menjelaskan

wita hanya menggeleng geleng kepala nya heran, bukan cuma wina yang sakit mendengar hal ini bahkan dirinya pun kecewa, marah, sedih, terhadap menatunya.

"its okay uda jadi jalan takdir kalian kaya gini, mamah kecewa aja sm kamu geha, gimana hancurnya perasaan wina sekarang, keadaan wina sekarang drop dia ngga mau makan, cuma bisa melamun nangis nangis sendirian sekarang kamu bisa liat keadaannya, di kamar. nay yang terus menerus menemani wina"

geha kembali berjalan menuju kamar pribadi nya, ia menemui wina yang terbaring menatap jendela pekat dengan tatapan kosong. ia menghampiri nya untuk meminta maaf, namun lagi lagi wina menghindari nya.
ngga cuman wina aja yang menghindar, nay pun kecewa dengan sang papah. Wina menghawatirkan dampak dari permasalahan ini membuat nay yang juga ikut trauma.
Nay yang terus menerus menjaga sang mamah, ia sangat prihatin dengan kondisi wina yang kian memburuk.

aku, kamu, dan bandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang