11

3 1 0
                                    

Handphone milik nayara yang berada di nakas berdering terus menerus, merasa terganggu ia pun mengangkat nya, sudah lebih dari 5 kali tak dihiraukan olehnya, merasa terganggu nay mengambil handphone tersebut dinakas dan mengangkat nya. suara di balik telpon tersebut adalah gavin dengan suara bergetar hingga meringis, nay serentak kaget dengan keadaan gavin.
"ga, kamu kenapa ? apa yang terjadi sm kamu ?" ujar nay

"nay"

"kamu kenapa ga, bilang sm aku ? apa yang terjadi sm kamu"

"nay, papah meninggal nay" sambungnya membuat nay tak bisa berkata apa apa, ia shock dengan keadaan gavin yang mungkin sangat terpukul

"ga, aku minta maaf seharusnya aku cepet cepet angkat telpon dari kamu, kamu yang sabar yaa yang kuat papah udah ngga sakit lagi, papah kamu uda tenang di sana"

"ngga usah minta maaf nay, aku kuat ko, aku masih di rumah sakit, masih ngurus ngurus surat surat"

"nanti sepulang sekolah aku kesana, keadaan mamah gimana ?"

"mamah drop nay, mamah yang ngga kuat ngeliat papah, aku tutup telponnya yaa aku mesti urus surat surat dari rumah sakit sm biayanya"

Kabar tersebut membuat nay jg ikutan terpukul, nay hanya melamun kearah jendela kamar, dengan telpon yang masih ia pegangi. Wita pun merasa aneh dengan nay yang sedari tadi tak kunjung turun untuk sarapan bersama kedua orang tuanya bahkan dirinya, ia beranjak menaiki anak tangga menuju kamar nay untuk memastikan keadaan cucunya. satu kali pintu kamarnya ia ketuk namun nay tak hiraukan, dua kali wita ketuk namun lagi lagi tak di hiraukan jg, wita yang merasa gelisah dengan keadaan nay ia langsung memasuki kamarnya yang sedari tadi tak terkunci, wita menghampiri nay dengan keadaan tatapan kosong kearah jendela dengan handphone yang masih di pegang.

"nay kenapa melamun ? lagi ada masalah ?"
nay menoleh ke arah wita, ia pun memberitahu nya.

"oma, papah gaga meninggal pagi ini"

"innalilahi, terus keadaan gaga gimana?" sambung wita prihatin

"gaga aman oma, cuman mamah nya drop"

"yauda nanti kamu kesana ya, gaga juga butuh kamu, butuh di kuatin sama kamu" sambung wita sambil mengelus punduk nayara pelan

nay menggangguk, keduanya turun ke meja makan untuk sarapan bersama sama.
"pagi nayara anak mamah yang cantik" ujar wina

tak ada sahutan apa apa dari nay, ia hanya tersenyum tipis.
"sayang anak papah kenapa pagi pagi keknya ngga sumringah banget" sambung geha penasaran dengan keadaan nay yang dari tadi menekuk mukanya lemas

"jadi mau kebandung ?" sambung geha kedua kalinya

nay mengangguk,
"papah udah tau ?" ujar nay

"udah, kak ayi yang kasih tau papah sama mamah"

"terus kalian izinin aku ngga ? merantau sendirian kesana ?"

"tentu papah izinin kamu, papah lepas kamu, tapi bukan berarti kamu bebas, di sana jg nanti masih papah pantau, papah udah siapin kost kosan buat kamu tinggal, kebetulan yang punya kost nya temen papah jd papah bisa pantau km melalui dia, kost nya ngga jauh dari kampus yang sedari dulu kamu idam idamkan"

"tapi nay emang secepat itu, kalau km jadi kebandung oma di rumah sama siapa" sambung oma memelas
nay mengelus punduk tangan oma pelan.

"aku masih pertimbangin lagi, kalaupun nanti jadi, oma ngga usah khawatir yaa kan masih ada kak ayi, mamah sama papah juga"

winaa tersenyum, kemudian mengangguk...
"yauda nay berangkat sekolah yaa, doaiin nay oma, supaya nay dapet ilmu yang bermanfaat"

"iya sayang, doa oma selalu menyertai kamu"

aku, kamu, dan bandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang