Karina Yu, 30 tahun adalah seorang karyawan biasa di suatu perusahaan X. Tidak ada yang spesial, hidupnya hanya berputar pada bekerja–pulang–bekerja–pulang. Suatu hari, ia mendapat tawaran untuk menjadi model sebuah pakaian. Penghasilan sebagai karyawan sebenarnya sudah mencukupi, tapi ia ingin mencoba hal yang baru dan gaji menjadi model pakaian tersebut membuatnya tergiur. Toh, jadwalnya tidak bertabrakan dengan pekerjaannya sekarang.
Hari ini, tepatnya hari sabtu. Karina menuju ke lokasi yang dijanjikan. Ia memakai kaos turtleneck dan celana jeans serta bucket hat menutupi kepalanya. Karina mendatangi sebuah gedung dan langsung menghampiri orang yang sebelumnya berjanjian dengannya.
Setelah berkenalan dan mengobrol secara detail, Karina diantar untuk mengganti pakaiannya dengan pakaian yang akan dipromosikan. Dengan segera Karina menuju fitting room untuk mengganti bajunya. Tidak ada yang aneh, hanya sweater warna biru dan rok pendek sebatas lututnya dengan warna senada. Ia pun keluar dari ruangan ganti lalu berjalan menuju tempat untuk difoto. Di tempat itu hanya ada satu sofa, peralatan fotografi, dan satu orang fotografer yang ia temui tadi. Fotografer itu bernama Kim Winter.
"miss karina, silahkan berdiri menghadap kamera lalu berpose senyamannya saja." ucap Winter, sang fotografer dengan ramah dan sopan karena mengingat sang model berumur lebih tua darinya.
Karina yang pada dasarnya belum pernah terjun ke dunia ini, masih sedikit kaku saat berada di depan kamera. Winter pun dengan sabar memberi instruksi agar Karina terlihat lebih rileks.
Sedikit demi sedikit dan seiring berjalannya waktu, Karina pun mulai terbiasa memperlihatkan pose terbaiknya saat difoto.
"oke, good! silahkan minum dulu miss biar gak kecapean." ujar Winter sembari menyodorkan botol minum dingin kepada Karina. Karina pun menerima botol tersebut lalu meminumnya.
"Ini pakaian selanjutnya ya miss, masih ada dua pakaian lagi yang harus dipromosikan. kalau sudah siap, boleh langsung ganti saja."
Karina pun mengiyakan lalu segera menuju ruang ganti untuk mengganti pakaiannya. Ia melihat cermin saat sedang berganti pakaian, tubuhnya yang putih dan mulus terpampang di depan cermin."eeumm, ini cuma pake jaket jeans sama celana jeans aja?" gumamnya pada diri sendiri dengan kebingungan. Walaupun begitu, Ia pun segera memakainya karena takut sang fotografer lama menunggunya. Celana jeans yang ia pakai sedikit melotot memperlihatkan sedikit pantiesnya, lalu ia juga mengancingkan jaket jeans yang dikenakannya agar badannya tertutup kemudian kembali ke ruangan sebelumnya untuk difoto.
Setelah sampai, Karina langsung diarahkan Winter untuk berpose. Lama kelamaan, ia merasa tak nyaman karena ujung puting susunya terkena gesekan kasar dari jaket jeans yang dikenakannya. Beberapa kali Karina melonggarkan jaketnya agar tak menyentuh dan menggesek putingnya saat ia bergerak. Winter yang melihat Karina tak nyaman, ia pun berhenti memotretnya.
"miss kenapa? keliatannya gak nyaman?" tanya Winter.
Karina sedikit menggeliat saat Winter bertanya.
"ng–ngga apa apa kok, ini sedikit kegesek aja tapi gapapa kok." ucap Karina tak mau membebani sang fotografernya.
"apanya yang kegesek miss?"
"eh..? i–itu p–puting saya." ucap Karina merasa malu karena dia tak sadar menjawab secara gamblang.
"oh kalau gitu, kancingnya dibuka aja biar putingnya gak kegesek terus."
Winter membalas ucapan Karina sembari tersenyum kecil.Karina pun tanpa berpikir panjang membuka satu persatu kancing jaketnya hingga terlepas semua. Kemudian ia menahan pinggiran jaketnya agar dadanya tak terlalu terekspos. Winter yang melihat bulatan montok secara sekilas pun sedikit meneguk liurnya. Penglihatannya beralih ke perut dan pusar sang model yang putih. 'mulus' batinnya.