WINTER-KARINA (g!p) 2

14.3K 238 15
                                    

~^

Entah sudah berapa kali kontol Winter muncrat dan pejunya ditelan tantenya dan entah sudah berapa kali memek Karina muncrat oleh tangannya sendiri sambil menyepong kontol ponakannya.

Ruang kamar Winter yang seharusnya dingin dengan AC menyala pada titik terendah dan kipas terkencang malah terasa panas hingga memusingkan kepala. Wangi semprot apel dari pengharum ruangan sudah tak tercium lagi, melainkan bau seks menguasai kamar tidur itu.

Memek becek Karina bahkan sudah tidak bisa menahan hasratnya lagi, sangat ingin kontol yang sedari tadi ia sepong ini menyodok liang senggamanya.

Tapi — TAPI —!

Winter, ponakannya yang gila ini masih bisa berkonsentrasi mengerjakan tugas rumahnya.

Karina merasa ingin menangis — skill menyepongnya menurun kah? Bagaimana bisa Winter tidak lepas fokus dengan sepongannya sedari tadi.

“winter, tugasnya belum selesai?.” rengek Karina.

“belum, satu nomor lagi.” jawab Wirth.

“lima A, lima B, lima C.”
Karina nangis aja.

“memek tante udah gak tahan, udah banjir, mau kontol kamu nyodok memek tante”

Winter juga rasanya mau mewek, dirinya benar-benar dilemma antara mengentot tante Karina atau melanjutkan tugasnya. Masalahnya, tinggal tiga soal lagi yang harus ia tuntaskan. Nanggung sekali jika ia abaikan tugasnya sekarang kan? Tetapi, di satu sisi kontolnya di bawah pun sudah merengek ingin berbalut di dalam dinding hangat memek tantenya.

Winter pusing–!

“eummm gimana kalo tante cockwarming kontol aku dulu sampe aku selesai ngerjain tugas?.” Winter mengusulkan.

“serius deh tan, nanggung banget.”

“iya, mau–!” Karina langsung mengangguk setuju.

Mau itu menghangatkan kontol atau yang lainnya, Karina tidak peduli, yang penting kontol ponakannya menusuk memeknya yang sudah gatal ini.

Segera saja Karina beranjak dari tempatnya, menanggalkan celananya ke sembarang arah dan menaiki pangkuan Winter.

Napas Winter berderu kembali melihat jemari Karina membuka lebar memek becek miliknya, yang bersentuhan dengan palkon Winter.

“aargghh shh–!”

Karina memasukkan kontol Winter ke dalam lubang memeknya. Baru masuk sedikit, tubuh Karina sudah gemetar — ia sangat merindukan kontol gede milik Winter.

“eungh aahhh–”

Karina menjatuhkan diri ke atas pangkuan Winter, membenamkan kontol tegang itu di dalam liang senggamanya.

Currr–!

Baru saja kontol itu terbenam, memek Karina sudah menyemburkan cairan cintanya.

“aaah umhh ma-maaff.” ucap Karina, badannya masih gemetar selepas orgasme.

Winter mendengus tak percaya. Sesange itu kah tantenya yang terkenal tegas dan kaku itu?.

Winter mendekap Karina, menjilat dan mengecup tengkuk menggoda itu sebelum mata abu-abunya kembali tertuju pada tugas di atas meja.

“be good girl” bisik Winter.

“don’t move.”

Karina menyempitkan dinding vaginanya.

Karina memeluk erat ponakannya itu, membenamkan kepalanya pada tengkuk yang lebih muda. Napas kasarnya terdengar jelas pada telinga Winter.

Tubuh Karina benar-benar panas — memeknya gatal, perlu digenjot, perlu dientot kontol gede Winter. Akal sehatnya sudah tak berguna lagi, isi pikirannya hanyalah kontol, kontol, kontol — kontol ponakannya–! kontol Winter–!kontol gede Winter di dalam memeknya, membuat perutnya penuh dan rahimnya gatal.

FUTA HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang