Deg-degan. Gugup. Malu.
Ketiga hal ini yang kini sedang dirasakan oleh Hanni. Ini pertama kalinya ia menghadiri premier sebuah film. Walaupun dirinya ditemani kekasihnya, Minji-yang sudah terbiasa hadir ke acara seperti ini- tetap saja rasa gugup itu tak hilang. Apalagi ada sesuatu yang membuatnya semakin gugup.
Kini keduanya berjalan untuk sesi pengambilan foto di hadapan media dan fans. Terlihat dari lensa kamera tak ada yang aneh, hanya Minji yang berjalan dengan percaya diri, diikuti langkah malu-malu oleh Hanni di belakangnya. Mereka berdua berpose di depan kamera dengan arahan yang diberikan. Tak ada yang mengetahui bahwa Hanni sebenarnya sedang menahan mati- matian agar tak mengeluarkan lenguhan dan ekspresi wajah yang terlihat aneh.
Vibrator. Itu alasannya.
Minji-sang kekasih meminta Hanni untuk menggunakan benda tersebut saat masih di apartemen mereka. Minji berjanji tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh, dengan itu Hanni pun percaya pada perkataannya. Hanni memasukkan vibrator mini ke dalam memeknya, kemudian ia mengenakan celana dalam dan leather skirt. la melenguh pelan ketika merasakan ada yang mengganjal di dalam memeknya.
Kembali pada situasi sekarang, Hanni menggigit bibirnya saat merasa vibrator kecil itu bergetar di dalam memeknya. la menghalangi wajahnya dengan slogan banner lalu menoleh ke arah Minji sambil membulatkan matanya. Minji yang sedari tadi memasukan satu tangannya ke dalam saku celananya, dengan iseng menekan tombol pada remote vibrator tersebut
"unghh memek bunny jadi becek sedikit." ucap Hanni dalam hati.
Proses pengambilan foto telah selesai, keduanya kini berjalan menuju bioskop untuk menonton filmnya. Hanni sedikit meremas ujung jaket Minji saat berjalan, ia merasakan getaran vibrator di dalam memeknya membuatnya mengerang pelan.
"unnie, eungh berhentiin ininya." bisiknya pelan.
"sebentar sayang, kita masuk ke bioskopnya dulu ya."
Minji dan Hanni kini berada di dalam bioskop, keduanya duduk bersebelahan di pojok paling kanan. Hanni yang sedang duduk semakin merasakan vibratornya lebih menekan di dalam memeknya. Hanni merapatkan kedua kakinya dan tangannya meremas pahanya sendiri menahan desahan akibat getaran vibrator tersebut.
Minji melihat kekasihnya sedang merapatkan kedua pahanya, ia pun mengeluarkan remote vibrator dari saku celananya. la menekan tombol off agar vibrator tersebut berhenti bergetar.
"ungh~ terimakaci unnie." ucap Hanni dengan berbisik pelan.
Kini keduanya sedang menikmati film tersebut. Minji sekilas melirik ke arah Hanni, ia memandang wajah kekasihnya yang berbinar dengan tatanan rambut yang membuatnya semakin cantik dan menggemaskan. Minji mengulurkan tangan kanannya ke belakang kepala Hanni merangkul kekasihnya dapat bersandar pada lengannya.
"kamu cantik banget." bisik Minji di telinga Hanni.
Hanni yang mendengar bisikan tersebut, merasakan wajahnya memerah malu. Setelah mendengar pujian itu, Hanni mencubit pinggang Minji dengan pelan.
"beneran, kamu cantik banget loh. apalagi rambutnya makin panjang gini, tinggal panggil aku oppa aja." kekeh Minji sembari mengelus rambut kekasihnya.
"ih unnie apaan. udah ah ayo lanjut nontonnya." Hanni kembali memfokuskan pandangannya pada layar bioskop.
Minji pun mengikuti kekasihnya untuk kembali menatap layar bioskop. Namun tidak dengan tangannya. Tangannya diam-diam menekan tombol on kembali pada remote vibrator tersebut. Minji sedikit melirik ke arah Hanni yang terkejut karena benda tersebut kembali bergetar.
"nghh-" Hanni melenguh dengan perlahan sembari memegang tangan Minji.
"unnie-" rengeknya sambil menatap Minji dengan wajah memelas.