Request by trakteer.
Hari ini adalah hari libur. Karina diajak kakaknya, Seulgi untuk ikut piknik bersama teman-teman kakaknya. Mereka berangkat dengan menggunakan mobil yang dikendarai oleh sang kakak.
Sebagai yang menjadi paling muda, Karina diminta mengalah untuk duduk di kursi paling belakang, bersama dua teman kakaknya yaitu Ryujin dan Winter. Untung saja, Karina sudah lama mengenal kedua teman kakaknya itu sehingga Karina tidak perlu malu saat diminta duduk bersama dua teman kakaknya itu.
“karina gapapakan duduk di belakang bareng teman kakak?” Tanya Seulgi, memastikan keadaan adiknya.
“tenang aja bro. karina bakalan aman di belakang sama kita” jawab Winter dengan semangat, tangannya merangkul bahu Karina dan sedikit mengelus.
Bagaiamana Winter tidak semangat? Karina memiliki wajah yang sangat cantik, juga tubuh yang bagus. Duduk berdekatan seperti ini membuat Winter merasa senang. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan.
Apalagi hari ini Karina mengenakan rok yang sangat pendek, mempertontonkan paha sekal nan mulus miliknya. Juga kemeja berdada rendah, dengan kancing baju yang terlihat sangat mudah dibuka.
“aman kok kakak. karina kan bukan anak manja” Jawab Karina dengan nada ketus. Seulgi hanya tertawa kemudian menjalankan mobil yang mereka tumpangi.
Winter hanya tertawa melihat jawaban Karina. Matanya bertemu dengan mata Ryujin yang juga sedang tertawa, seolah sama-sama mengerti maksud satu sama lain.
“kak, kok tangan kak winter naik ke situ sih?” bisik Karina.
Ia kaget saat tangan Winter perlahan mengelus pangkal pahanya.
“sstt, karina diam ya. nanti teman kita yang lain bangun. karina memangnya mau dimarahin kakak seulgi?”
Karina menggelengkan kepala.“kalau gitu diam ya, jangan berisik” perintah Winter sambil berbisik.
“t–tapi geli, tangan kak winter kenapa mainin memek aku? eunghh gelihh”
“sttt, diam karina. anti bakalan enak kok” bisik Ryujin.
“karina mau gak kita main yang kayak waktu itu?” bisik Winter.
“waktu itu yang mana, kak?”
“yang waktu masukin jari sama tiwtiw kakak ke dalam memek kamu. karina sukakan?”
Karina menggigit bibirnya, lalu mengangguk. Karina sangat ingat, saat pertama kali teman kakaknya itu memainkan bagian intimnya dengan jari dan kejantanan milik teman kakaknya itu. Walaupun awalnya terasa sakit, namun Karina menyukainya.
Karina meremas roknya sendiri, gugup.
“tapi nanti berdarah lagi gak?”
Karina menatap wajah kedua teman kakaknya bergantian.