HARIN-SUJI (g!p)

17.5K 207 14
                                    

Pukul 23.30 Harin dan Suji sedang dalam perjalanan pulang, setelah kedua nya menghadiri acara pesta ulang tahun Doah.

Harin yang sedari tadi fokus pada jalanan, dia mengingat perkataan Suji tadi mengenai memeknya yang basah karena hanya ciuman mereka di toilet rumah Doah.

Hingga akhirnya terbesit dalam pikiran Harin ingin memainkan memek Suji di tengah-tengah perjalanan pulang mereka.

"Ji, ini masih lama nyampe apart. Mending lo buka celana dalam lo terus ngangkang depan gue." ucap Harin.

Suji melirik sinis Harin, dahi nya sedikit mengkerut.

"Ngapain, anjing? random banget tiba- tiba nyuruh gue ngangkang depan lo."

"Tadi lo bilang memeknya basah gara-gara gue ajak ciuman doang, yaudah sini gue kobelin memek lo." jawab Harin, matanya masih fokus pada jalanan.

"Nggak mau, anjing. Lo lagi nyetir yakali sambil colmekin gue, fokus nyetir aja sih anjir."
Suji menggelengkan kepalanya.

"Ya gue colmekin lo sambil nyetir, buruan buka celana dalam lo terus ngangkang. Nanti sampe apart gue ewe memek lo, janji." kata Harin.

"Gue bilang nggak ya nggak, Baek Harin." jawab Suji kesal, matanya terfokuskan pada jalanan.

"Yaudah gue turunin lo di pinggir jalan aja kali, ya?"

"Anjing, lo jelek banget ngancemnya. yaudah gue buka nih."
Suji mendengus kesal.

Suji buru-buru melepaskan celana dalamnya, menurunkan celana dalamnya hingga memperlihatkan memek bersih dan mulus yang sudah sedikit basah.

Suji menyenderkan tubuhnya pada bagian pintu mobil dan membuka kakinya lebar tepat dihadapan Harin, sehingga dengan jelas Harin dapat melihat memek bersih milik Suji.

Harin tersenyum miring melihat Suji.

"Tadi ada yang bilang nggak mau, sekarang udah ngangkang kaya lacur gini. Ga sabar ya memek lacurnya nya mau dimainin dan ditamparin sama gue?"

"Iya, sekalian mau itilnya dicubit juga sampe bengkak, pokoknya sampe gue pipis-pipis."
Suji mengangguk dan menggigit bibirnya.

Dan sepanjang perjalanan pulang mereka, Harin terus memainkan memek becek milik Suji.

END.

FUTA HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang