WINTER-KARINA (g!p)

13.1K 230 5
                                    

Request by trakteer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Request by trakteer.


Karina sudah menjalin hubungan dengan seniornya selama tiga tahun lamanya. Waktu itu Karina baru masuk ke SMA Kwangya ketika ia untuk pertama kalinya berkenalan dengan si kakak senior galak yang menghukumnya karena tidak tau area kekuasaan para senior yang tidak boleh didatangi oleh siswa baru sepertinya.

Dulu Karina selalu kabur-kaburan kalau bertemu dengan si kakak senior di pelataran sekolah, ia takut. Tau-tau, kini Karina sudah berpacaran saja dengan si kakak senior. Bahkan, banyak sekali hal pertama di hidup Karina yang dimulai bersama dengan si kakak.

Dari Karina yang masih belum memasuki usia legal dengan si kakak selalu menjaganya hingga, akhirnya Karina secara sah mendapatkan kartu tanda kependudukan dengan si kakak juga merayakannya untuk Karina. Sebuah perayaan kecil yang membuat Karina kecanduan dan akhirnya menjadi kegiatan rutin mereka setiap kali bertemu.

"kakak winter, memek kayin pegel."

Winter tertawa, ia mengecup pipi gembil kekasihnya sebelum menekan tubuh telanjang Karina yang berada di pangkuannya sampai membuat Karina melenguh keenakan.

"emang bisa memeknya pegel? kakak percayanya kalau kamu bilang memek kamu gatel, ayin. kayinnya kakak ga suka ya kalau duduk anteng gini di kontol kakak? sukanya gerak terus? sukanya digarukin pake kontol kakak?"

Karina menganggukkan kepalanya yang bersandar di pundak Winter, terdengar lenguhan tertahan dari mulut Karina yang tertutup mengerucut.

Bagaimana ia tak merasa gatal? Ia sudah duduk di atas pangkuan Winter dengan kondisi telanjang bulat dan seluruh kemaluan sang kekasih yang masuk ke dalam tubuh Karina selama hampir dua jam tanpa boleh banyak bergerak.

Sementara Karina menahan nafsu agar tidak menggoyangkan pantatnya, sedangkan si kakak seniornya itu malah sibuk mengerjakan tugas dan zoom meeting untuk rapat koordinasi dengan panitia ospek.

Beruntung saja para panitia tidak diharuskan menyalakan kamera setiap waktu. Winter juga lebih sering mematikan mikrofonnya ketika anggotanya menjelaskan hasil kerja mereka masing-masing, khawatir suara nafas dan lenguhan Karina bisa terdengar jelas oleh panitia lainnya.

"kakak bolehin kayin gerak tapi kakak nyalain kamera sama mikrofonnya ya ayin? biar nanti panitianya pada liat, ada maba yang gangguin terus ketuplak ospeknya cuma karena memeknya kegatelan."

Karina semakin melenguh, ia bergerak mengubah posisi duduknya padahal si kakak pun tau kalau gerakan itu hanya sebuah modus agar kontolnya bisa bergesekan dengan bibir memek Karina yang sudah banjir.

Winter mencengkram pinggang Karina, ia tekan pantat Karina hingga kontolnya masuk lebih dalam. Mengabaikan Karina yang kembali melenguh dan merengek di lehernya, Winter mengambil botol minum bayi dengan dot karet dan tali bergambar Sinchan dari mejanya.

"ayin maunya gimana?" Karina menggelengkan kepalanya.

"ndaa mau diewein depan kamera, kayin malu kakak." Winter terkekeh, ia buka botol minum di tangannya sebelum meneteskan obat perangsang untuk Karina tanpa sepengetahuannya. Ia kocok sebentar botol minum itu sebelum memberikannya dengan mengalungkan botol dot bayi itu ke leher Karina.

FUTA HAREMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang