Someone's Arrival

22K 1.8K 16
                                    

Ketika makan malam hanya ada Rio dan Kendrick yang makan bersama. Zilar sudah pasti makan di luar bersama pacarnya, Lisava Reyviana.

Makan malam itu tak dihiasai cukup banyak obrolan. Mereka makan dalam keheningan dan setelah selesai makan mereka menonton televisi.

Rio fokus dengan televisi sedangkan Kendrick fokus mengamati sosok mungil di sebelahnya. Pipi yang memerah itu sangat memikatnya untuk terus menyentuhnya.

BRAK!!

Dobrakan pintu yang keras itu membuat badan Rio terlonjak hingga nyaris jatuh dari sofa karena terkejut. Kendrick menatap ke arah pintu masuk rumah dengan tatapan tajam yang tertuju pada sosok cewek dengan pakaian formal yang sudah acak-acakan dan raut wajahnya kurang menyenangkan.

"Dimana si bodoh Zilar itu?!" Tanyanya sembari berjalan mendekati Kendrick.

"Kencan." Jawab Kendrick seadanya.

"Sialan, awas saja dia. Berani sekali kabur dari pengawasanku!"

"Berhentilah mengomel dan cepat bersihkan dirimu!" Suruh Kendrick padanya.

Cewek itu berdecak kesal lalu tatapan tajamnya terarah pada Rio yang bersembunyi di sisi tubuh Kendrick.

"Bocah bodoh ini kenapa bersamamu?"

"Kuceritakan nanti, aku tak pernah suka melihat gembel di dalam rumah ini." Ucap Kendrick datar.

"Jika kau bukan kakakku sudah kutebas lehermu itu!" Murkanya.

"Kendalikan emosimu itu, Laurena Breysh Damaston." Tekan Kendrick.

Cewek itu adalah Laurena Breysh Damaston, anak keempat dan satu-satunya gadis di dalam keluarga inti Damaston.

Stylenya tak begitu feminim, galak dan keras kepala, itulah ciri khas gadis ini. Tingginya sekitar 177cm, wajahnya cantik walau ekspresinya sering kali disalahpahami karena kurang ramah, dan dia selalu mengedepankan logikanya.

Penyebab kemarahannya kali adalah karena Zilvar yang nekat kabur dari Swiss meninggalkan dirinya yang masih sibuk dengan urusan perusahaan di sana. Walau tak diketahui secara pasti alasan Zilvar kabur tapi satu hal yang ditebak oleh Lauren, Zilvar malas dan bosan.

Selama di Swiss memang kegiatan Zilvar hanya menungguinya di kantor, menjadi orang yang menemaninya selama tinggal di sana, juga menjadi pesuruhnya. Lauren tak memberi kebebasan kakaknya itu untuk berjalan-jalan menikmati wisata di Swiss.

Secara usia dan kedudukan memang Zilvar yang lebih tua, tapi ibarat ratu muda dan pelayan tua, itulah hubungan antara Lauren dengan Zilvar. Laurena Breysh Damaston lebih berkuasa.

Setelah mengumpat Lauren langsung pergi dari sana untuk membersihkan diri sesuai perintah Kendrick. Ia bahkan tak peduli dengan koper-kopernya yang masih ada di dalam mobil. Memang keluarga Damaston membayar para pekerjanya untuk apa, eh?

Setelah kepergian adik keempatnya itu Kendrick memusatkan tatapannya pada Rio yang hanya diam saja sedari tadi memperhatikan Lauren marah-marah. Tapi tatapan Rio menjadi sendu, dia teringat seseorang.

"Hanni..." Lirihnya.

Rahang Kendrick mengeras. Entahlah, dia tak suka mendengar nama orang lain disebut oleh Rio selain nama-nama anggota keluarga inti Damaston.

"Siapa Hanni?" Tanyanya langsung.

Merasa hawa tak enak yang dikeluarkan Kendrick membuat Rio tertegun. Tetapi walau begitu dia tetap menjawab pertanyaannya agar Kendrick tak semakin merah.

"Teman Rio yang dulu, teman Ghali. Dia galak kayak kakak cewek tadi, tapi nggak seserem itu. Dia baik." Jawabnya pelan.

Kendrick walau tidak suka tapi tidak berkomentar apapun lagi. Dia mematikan televisi lalu menggendong Rio, berjalan menaiki tangga.

Dia membawa Rio ke kamarnya, meletakkan tubuh kecil itu di atas kasur dan menyelimutinya.

"Tidurlah, aku akan berbicara pada kakakmu yang tadi." Ucap Kendrick sambil menggigit kecil pipi Rio.

Memang aneh, saat orang lain suka mencium pipi orang yang disayanginya, Kendrick justru lebih suka menggigitnya sebagai tanda sayang.

"Eh, dia juga kakakku? M-maksdunya Rio yang asli."

"Kakakmu! Bukan kakak Rio yang sudah mati!" Tekan Kendrick lalu keluar dari kamar.

Rio terkejut, tentu saja. Apa keluarga ini sebegitu bencinya dengan Rio yang asli sehingga mereka tak sama sekali merasa kehilangan dan justru percaya saja dengan hal yang bahkan dia sendiri pikir ini mustahil terjadi.

Dia bergumam lirih.

"Rio, maafin Ghali, ya? Semoga Rio lebih berbahagia bersama Tuhan, pasti sakit banget ya sama perlakuan mereka dulu?"

Setelah mengucapkan kalimat itu Rio yang berjiwa asli Ghali itupun tertidur pulas.

Sementara di ruangan khusus milik Lauren, kedua bersaudara itu saling menatap serius.

Kendrick tahu ini akan menjadi perdebatan panas yang berujung perselisihan. Dia tau seberapa keras kepala adiknya ini, apalagi ini sesuatu hal yang 'mustahil' maka Lauren akan mematahkan segala argumentasi Kendrick sebisa mungkin dengan logikanya. Dia tipe orang yang realistis dan anti takhayul.

"Dia yang kau lihat bukanlah 'dia' yang kau ketahui." Ucap Kendrick membuat Lauren mengangkat sebelah alisnya.

"Dia bukan Rio, tetapi dia orang lain."

BRAK!!!

Ghali Becomes RioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang