Terungkap

2.1K 185 15
                                    

Bukan nya apa-apa, jika Ja eun sampai ketahuan mencelakai Ha rin pasti dia akan kena imbas nya. Aku tidak mau itu terjadi kepada sahabatku sendiri.

"sebenarnya apa saja yang sudah kau perbuat selama ini sooji?!"
ibu terlihat marah saat aku baru saja pulang

"maksud ibu?"
"kau belum melakukan apa-apa?" dia mencengkram kedua bahu ku

Aku menggelengkan kepala sambil menunduk.

"kau sama sekali tidak berguna! mana janji-janji dan ambisi mu itu?!" ibu mendorongku

"t-tapi bu aku butuh waktu.."
"waktu, waktu terus saja begitu, apa kau tidak memikirkan bagaimana nasib adik mu? apa dia akan merasa tenang di alam sana? hah?!"

"tapi kan bu Harin.."
"jangan membantah!" jari nya menunjuk wajahku

Aku menghela napas lalu pergi ke kamar.

Tiga tahun lalu memang tahun yang menyuramkan bagi keluarga ku. Adik ku Jay dia meninggal saat berusia 4 tahun.
Waktu itu Ibu dan Jay pergi untuk pertemuan para pembisnis besar di kota, ayah tidak ikut karena di luar kota, sementara aku pergi sekolah.
Kenapa ibu membawa Jay? karena ibu ingin memamerkan kepada yang lain bahwa dia mempunyai ahli waris seorang laki-laki.
Kejadian itu begitu cepat, ibu pergi ke toilet untuk buang air kecil, dia menitipkan Jay kepada seorang wanita yang dirasa cukup dekat dalam urusan bisnis dengan nya.
Kenapa di titipkan? karena Jay waktu itu sedang bersenang-senang dengan teman seusia nya disana, dan ibu pula berniat cuma sebentar ke toilet.

Tapi itu merupakan suatu keputusan paling salah yang ibu ambil. Ketika ibu kembali semua orang sedang berkumpul di balkon sambil melihat ke arah bawah.
Lalu semua orang menatap ke arah ibu dengan tatapan yang mengkhawatirkan, karena merasa tak enak hati ibu perlahan mendekat ke arah balkon itu untuk melihat apa yang terjadi.
Ya, Jay jatuh dari lantai 9. Ibu melihat jasad nya yang tergeletak dari atas.
Dengan tatapan berlinang air mata ibu melihat ke orang yang sudah ia percayai untuk memperhatikan anaknya, padahal cuma sebentar.
Ibu tidak mengatakan apapun, dia langsung berlari menuju lift untuk melihat jasad Jay. dia menangis sejadi-jadinya ketika melihat dari dekat, darah berceceran dan kepala Jay yang hancur itu yang masih terbayang-bayang di pikiran ibu.

Orang yang lalai memperhatikan Jay waktu itu adalah Ibu nya Ha rin.

Semua sudah direncanakan, mengapa aku sekolah disana? karena untuk balas dendam. Kenapa pada Ha rin? karena jika ia terluka pasti ibu nya akan lebih hancur.

Tapi, jujur saja aku merasa terbebani dengan ini. walaupun aku sama terluka nya seperti ibu atas kematian Jay, ambisi ku sekarang tidak setinggi dulu. Ketika aku akan melakukan sesuatu, tapi saat bertemu Ha rin aku mengurungkan niatku.

Aku mengunci diri di kamar hingga pagi tiba, aku juga melewatkan sarapanku dan langsung pergi ke sekolah.

"Jaeun ibu terus mendesak ku"
mengobrol di kantin
"apa perintah ibu mu?"
"dia tau jika aku belum melakukan apapun, dia marah kemarin"

Ja eun mengangguk sambil mengunyah makanan.

"kau tenang saja, aku sudah bilang bahwa aku akan membantumu" memegang tanganku

Ha rin lewat sambil menyentil tangan Ja eun.

"aku duduk disini ya teman-teman" bicara pada ketiga teman nya

Aku pun langsung melepaskan cengkraman tangan Ja eun ketika Ha rin duduk di sampingku.

"kenapa kalian berdua terlihat gugup? lanjutkan saja apa yang kalian bicarakan, aku hanya mau makan" ucap Ha rin

"kau pernah berteman kan dengan Yerim?"
Ha rin tersedak ketika mendengar pertanyaan Ja eun.
Dengan sigap aku langsung memberi nya minum.
Do ah, dayeon dan woo yi yang duduk di meja sebelah pun mendengar pertanyaan Ja eun, dan mereka cukup terkejut.

"Jaeun.." mempelototi sambil mencubit nya

Ha rin mengabaikan pertanyaan Ja eun, dia malah melanjutkan makan nya itu.

"Harin pelan-pelan" ucap Do ah yang melihat Ha rin makan secara terburu-buru

"ah aku sudah kenyang.. dimana si yerim itu ya" Ha rin bangun lalu mata nya melihat ke sekeliling mencari Yerim

Dia menghampiri Yerim dengan membawa sisa makanan nya itu, lalu dia menuangkan semua itu pada Yerim.

Yerim terlihat sangat marah atas tindakan Ha rin kepadanya di depan semua orang.
Aku pikir Yerim tidak akan membalas perbuatan harin, tapi dugaanku salah.
Yerim mengambil tempat makan itu dari tangan Ha rin, kemudian dia menempar wajah Ha rin menggunakan itu.

"sialan!" dayeon menghampiri mereka, diikuti Do ah dan wooyi

"berani nya kau memukul Ha rin?!"
Ketika Dayeon akan menampar Yerim, Do ah mencegahnya.

"jangan memperkeruh suasana" ucap Do ah

Do ah menarik tangan Ha rin, mereka pun pergi dari kantin.

Aku memberi isyarat pada Ja eun agar dia pergi membantu Yerim. Sementara aku akan menyusul Ha rin.

OLD SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang