Ragu

1.7K 217 56
                                    


"mau kemana kau? tetap di rumah !" teriak ibu ketika aku hendak pergi

Aku baru mengerti sekarang dengan perkataan orang lain jika kita sedang bahagia jangan terlalu berlebihan. Aku melakukan nya, dan yang kudapat sekarang adalah luka.

Apa aku memang tidak diinginkan oleh siapapun?
Aku tidak tahu harus pergi kemana lagi selain ke apartemen, mencoba menenangkan diri dan juga menerima apa yang sudah terjadi.

Aku meminum pil tidur yang tadi aku beli saat menuju ke apartemen.
Entah berapa yang aku teguk waktu itu, saat aku bangun badanku lemas sekali, tenggorokan ku juga terasa kering.
Aku melihat ponselku untuk mengetahui jam berapa sekarang.

Ada beberapa pesan dan juga panggilan tak terjawab dari ibu dan Ja eun.

"dua hari yang lalu? sungguh? aku tidur selama itu?" terkejut

"ah sial ! kenapa aku harus bangun? kenapa tidak mati saja" menggerutu sambil mengambil air di kulkas

Ha rin sama sekali tidak menghubungiku? sepertinya dia benar-benar kecewa padaku.
Aku juga belum sempat untuk menjelaskan semua nya pada dia.

Suara pintu apartemen di ketuk, aku mengabaikan nya karena malas.
Tapi orang itu terus mengetuknya tanpa henti, aku merasa penasaran, jika itu ibu atau Jaeun pasti akan memanggil namaku.

"siapa sih" membuka pintu

"Harin?!" menjatuhkan gelas

Baru saja aku memikirkan nya.

"apa kau tidak mau berusaha sedikit pun? kau tahu aku marah, tapi kau tidak mencoba menjelaskan apapun atau pun membujuk ku? hah?!" dia bicara sambi terus mendorongku

Ah yang benar saja, aku baru bangun dari tidur ku selama dua hari, aku belum makan apa-apa, aku tidak ada tenaga untuk meladeni nya.
Aku memegang tangan nya karena tubuhku mendadak kehilangan keseimbangan.

"jangan bersandiwara, aku tidak akan percaya walau memang wajahmu terlihat pucat" dia menatapku sebentar kemudian membuang muka nya

"tapi kenapa kau masih menahan tubuhku?"

Dia menyadari itu lalu melepaskan nya.

"jika kita saling menyukai apa kau tidak bisa mempercayai jika aku tulus padamu? apa selama ini kepedulianku menurut mu hanya pura-pura? aku akan menjelaskan semua nya padamu jika.."

"Harin kau baik-baik saja?" Do ah tiba-tiba datang dengan nafas yang terengah-engah

"aku mendengar suara keributan, aku pikir itu berasal dari sini, aku takut jika kau dan dia.." Do ah menunjuk ku

"aku baik-baik saja" ucap Ha rin
"segitu nya kau tidak mempercayaiku? itu alasanmu kesini bersamanya?"

Ha rin terlihat kikuk tidak bisa menjawab pertanyaanku.

"keluar lah dari sini..kalian berdua keluar !" berteriak pada mereka

Do ah menarik Ha rin keluar.

Aku kesal karena Do ah tiba-tiba datang, jadi Harin kesini bersama nya? apa dia sengaja karena takut aku akan melukai nya?

Aku memberitahu Ja eun jika aku ada di apartemen, dia mengatakan akan langsung kemari menghampiriku.
Dia datang dengan membawa makanan.

"cepat makan dulu" dia memberikan burger

"beberapa kali aku kesini, tapi kau tidak mau membukakan pintunya" wajahnya terlihat khawatir

Aku fokus makan tidak menjawabnya.

"aku tahu kau sengaja, kau selalu melakukan nya, mengurung diri" memberikan minum

"aku hanya tidur"
"tidur? selama dua hari? mana mungkin"

Aku menunjukan bekas obat pil tidur padanya.

"jadi kau sungguh tidur selama itu?" dia merebut obat itu

"dari pada aku terus menangis karena mengingat jika aku bukan anak kandung orang tua ku, ada untung nya aku tertidur selama itu"

"tapi sooji ini berbahaya" dia membuang obat itu

"tadi Harin kesini"
"sungguh? ternyata dia benar datang.."
"kenapa? apa yang terjadi?"
"dia bertanya apa yang terjadi padamu, aku bilang jika kau mengurung diri di apartemen"

"oh jadi itu alasan dia kesini, jadi dia mengkhawatirkanku?"
"mungkin"

Aku baru ingat jika Ja eun yang membuat jarak antara aku dan Ha rin.

"tapi tunggu, aku kan sedang marah padamu"
"kau sungguh menyukai nya? itu tidak masuk akal"

"tentu saja, dia peduli padaku, aku melakukan hal yang tidak pernah aku lakukan sebelumnya dengan nya, aku.."

"menciumnya" ucap nya dengan ekspresi datar

"bukan mencium, tapi berciuman"
"sudah cukup, aku tidak tahan mendengarnya"
"tapi aku melakukannya lebih dari itu.."
"aku bilang hentikan" wajahnya terlihat serius

Kembali memakan burger sambil mengamati wajah Ja eun yang kesal.

"semenjak kau mengenal nya, sekarang posisi ku digantikan oleh dia" bicara sambil menunduk

"tidak, aku hanya mengikuti sikapmu saja, kau yang mulai menjauhi ku waktu itu"

"ya tapi kan itu karena..apa kau sudah menemui ibumu? apa yang ia katakan?"

"ah kau membuat selera makanku hilang saja" berhenti makan

"jadi benar?"
"ya"
"kau bukan anak kandung dan kau menyukai Harin, itu benar?"
"iya !" menjawab dengan nada kesal

Ja eun menghela nafas.

"maafkan aku, jika bukan karena aku kau tidak akan mengetahui kebenaran yang pahit ini, dan Ha rin juga tidak akan membencimu"

"jika kau tidak membongkar rahasia ini juga suatu saat pasti akan terungkap, kau hanya mempercepat nya, jangan merasa bersalah" menepuk pundak nya

"aku akan menjelaskan semua nya pada Harin nanti"
"tidak usah, biar aku saja"
"jangan, nanti kau pingsan lagi jika teman-teman nya memukulimu"

"kau mengejek ku?" memukul tangan nya
"itu fakta nya"
"oh ya, kau bilang jika aku hampir menciumu waktu itu, apa aku boleh melakukan nya?"
"hah?!" Ja eun bangun terkejut

"aku ingin memastikan saja, apa sensasi nya sama seperti aku mencium Harin atau tidak"
"dasar tidak waras"
"ya itu sih terserahmu" menaikan alis
"sepertinya kau harus di cek ke rumah sakit"

"aku tahu saat aku mau mencium mu, kau diam kan? tapi saat aku menyebut nama Ha rin kau langsung marah" mengejek nya

"apa sih" memalingkan wajahnya
"iya kan? aku tahu itu"
"jika sensasi nya sama apa kau akan berhenti menyukai Harin? lalu apa kita bisa saling menyukai?"

OLD SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang