Dangerous

2.2K 208 28
                                    


Dia tidak mengatakan sepatah kata pun, aku melangkah ke depan untuk melihat bagaimana ekspresi wajahnya.
Dia mematung dengan nafas nya yang tidak beraturan.
Aku akan coba memancing nya, jika dia memejamkan mata berarti dia tidak akan menolak.

Memegang kedua tangan nya, lalu mendekat untuk mencium bibir nya, dia memejamkan mata saat bibir ku hampir menyentuh bibirnya.

Aku mendorongnya ke tempat tidur, dia terkejut dengan posisi terlentang tetapi kaki menjuntai ke bawah. Aku membuka kedua sepatu nya itu, karena posisi nya seperti itu kini rok nya terlihat cukup pendek terangkat.
Aku naik ke tempat tidur, duduk di tengah lalu bersandar. Ha rin bangun sambil merapihkan rok nya.

"kemarilah" mengajaknya untuk duduk di atas tubuhku

Dengan malu-malu dia menghampiri ku, lalu menuruti permintaanku.
Merangkul pinggang nya lalu menarik nya agar kita berdekatan.
Aku menyelipkan rambut nya yang terurai ke telinga, tangan nya kini mulai melingkar di leherku.

Ha rin mengecup bibirku, dia terlihat salah tingkah sekarang. Aku melepaskan jaket yang ia kenakan, lalu ku rapatkan tubuhnya padaku dan aku mulai mencium nya.
Aku sangat menyukai suara decikan dari bibir nya itu. Tanganku mulai membuka satu persatu kancing seragam nya, melihat aku yang kesulitan Ha rin pun membuka seragam nya lalu melepaskan nya.
Dia juga membantu ku melepaskan seragam ku.

Kami berganti posisi, Ha rin terlentang dan aku ada di atas nya. Aku mencium bibir nya lagi, Ha rin memeluk ku sambil mengusap-usap rambutku.

Dia begitu mahir memainkan nya, aku hanya mengikuti cara main nya. Lidahnya berputar di dalam mulutku, saat dia sedang menghisap bibirku aku melepaskan nya.
Bibirku mulai mencium lehernya, aku mendengar dia mengerang dengan sedikit menggeliat.
Tanganku bergerak memasuki tanktop nya, lalu masuk ke dalam bra, kini aku menyentuh nya, aku mencoba meremasnya dengan lembut.

Aku tidak ingin hanya menyentuh saja, aku ingin melihat nya. Membuka tanktop Ha rin, sekarang dia hanya memakai bra saja.
Ha rin terlihat gelisah, tanganku membuka bra miliknya.
Kini aku melihat nya langsung di depan mata ku, rasa nya aku ingin sekali segera menyantap nya.

"bolehkah.." menatap dengan wajah memelas

Ha rin hanya mengangguk.

Aku memperhatikan nya dahulu sebelum mencoba nya, menyentuh menggunakan lidah untuk merasakan nya. Tak berpikir lama aku langsung menghisapnya.
Desahan dari mulut Ha rin sedikit terdengar ketika aku melakukan nya.
Tangan nya meremas erat bantal di samping.
Yang satu sedang aku hisap yang lain nya aku mainkan dengan jari ku. Aku menyukai bagaimana ekspresi wajahnya sekarang, apalagi saat aku memberikan gigitan kecil, tubuhnya menjadi tidak bisa diam.

Dia sesekali menggerakan pinggul dan merapatkan kaki nya, apa dia ingin aku melakukan sesuatu yang lebih?
Tanganku mengusap perut nya lalu perlahan memasuki rok nya.

Dia tidak memberontak? apa dia ingin aku melakukan nya?

Aku memberanikan diri untuk mencoba menyentuh nya, dia membuka sedikit lebar paha nya.
Lalu aku menyentuh sesuatu yang lembab itu, Ha rin memejamkan mata nya, dia terlihat menikmati nya dengan ekspresi menggigit bibir nya sedikit.

Tapi, pandanganku menjadi buram. Aku tidak tau apa yang terjadi setelah itu.

Aku terbangun dengan selimut di tubuhku, Ha rin sedang memainkan ponsel nya di kursi. Aku melihat jam, menunjukan pukul delapan malam.

"Harin?"
"kau sudah bangun?" berjalan mengambil alkohol yang tadi aku minum

Dia menunjukan nya di depan mata ku kadar alkohol itu.

"kau lihat?"
"maaf"

Aku meminum nya cuma seteguk, tapi karena kadar alkohol nya yang tinggi, aku jadi tidak sadarkan diri.
Bagaimana aku memulai percakapan nya? aku ingin tau bagaimana kelanjutan nya tadi, ah sial..

"Harin, tadi.."
"jangan dibahas, aku sedang tidak mood"

Tuhkan dia marah..

"kau marah karena aku menyentuhmu?"

"aku sudah melarang kau meminum nya, ini tidak akan terjadi jika kau menuruti aku, kesal sekali.." menggerutu

Apa dia marah karena aku belum membuatnya puas?

"maafkan aku, mari kita ulangi" tersenyum canggung

"ah sudahlah, aku akan pergi, Do ah menunggu ku diluar"
"aku bisa mengantarmu, kenapa kau minta jemput dia?" bangun dari tempat tidur

Dia mengabaikan aku, berjalan begitu saja menuju keluar.

"tunggu" mengambil kunci mobil

Menarik tangan nya, lalu memaksa nya masuk ke dalam mobil.

"Do ah menunggu ku sooji"
"diamlah" mengendarai mobil

Karena buru-buru aku tidak sempat memakai seragam, aku keluar hanya menggunakan tanktop.
Aku melihat mobil Do ah menyusul ku dari belakang.

"Harin !" Do ah berteriak

Aku mempercepat laju mobilku, hingga Do ah tertinggal jauh di belakang.
Ha rin memegangi sabuk pengaman dengan ketakutan.
Tak lama kemudian kami pun sampai.

"kau gila ya?! bagaimana jika kita kecelalaan" turun dari mobil

Aku pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

"sooji !!" dia berteriak

Kenapa sih dia selalu bergantung pada Do ah? Dayeon dan Wooyi kan ada, kenapa harus selalu Do ah?

Aku pulang ke rumah dengan perasaan kesal, ibu melihat aneh padaku karena tidak menggunakan seragam.

"dari mana kau?"
"apartemen"
"dengan siapa?"
"saat aku tidak sekolah, apa Jaeun tidak mencoba menemui ku bu?
mengalihkan pembicaraan

"tidak, kenapa? kau bertengkar dengannya?"
"tidak..dia sudah beberapa kali mencelakai Harin"
"baguslah, masih mending dia dari pada kau"

Berjalan melewati nya dengan kesal.

"jangan melewati batas sooji, kau mau ayahmu pulang?"
"biarkan saja ayah pulang, jika dia memukuli aku hingga mati, ibu bisa apa?" membanting pintu kamar

OLD SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang