Rumit

1.6K 199 50
                                    


Apa aku akan mati sekarang atau nanti di tangan ayah? haruskah aku mati agar mereka semua lega?
Melihat aku yang lengah Do ah mendorongku hingga terjatuh, dia merebut pisau itu lalu duduk di atas tubuhku.

"apa yang kau harapkan dari Harin? dia menyukai mu? sungguh kau percaya itu?" tertawa dengan pisau yang di todongkan ke wajahku

Kenapa dia mengatakan seolah jika Harin tidak akan bisa menyukai ku?

"apa urusan nya denganmu? kenapa kau bertingkah sampai sejauh ini?!" berteriak

"Do ah berikan pisau itu padaku" Dayeon mencoba melerai

"sudah lama aku menahan diri, kali ini tidak lagi" mencoba menusuk wajahku
Aku menahan pisau itu dengan sekuat tenaga.
Do ah terus mendorong pisau itu, tangan nya gemetar.
Pisau itu semakin dekat dengan wajahku, aku masih bisa menahan nya namun ujung pisau itu sudah menggores hidungku.

"Seo do ah!!" teriak Harin dari kejauhan

Dia datang bersama Wooyi, seperti nya Wooyi memberitahu Harin jika kami sedang bertengkar.
Bukan nya berhenti Do ah malah semakin kuat, tanganku juga sakit karena terluka.

Harin berlari lalu menendang Do ah sehingga dia dengan pisau nya itu terpental.
Aku menghela napas karena merasa lega.

"apa yang kau lakukan?!" Harin menampar Do ah

Aku mencoba bangun dan berniat pergi, tapi bagaimana dengan darah ini? apa tidak akan menggemparkan semua orang jika aku turun?
Aku mengambil dasi untuk menyeka darah yang ada di wajahku.
Berjalan pun aku harus mengerahkan semua tenaga, perut ku sakit sekali karena Dayeon menendangnya.

"sooji.." Harin menghampiri ku ketika aku akan turun ke bawah
Dia mencoba membantu dengan merangkul tubuhku, tapi aku menolak nya.

"kenapa kalian seperti ini?!" Harin menangis cukup histeris

Aku menatapnya sebentar, lalu kembali menuruni anak tangga.

"sooji..kumohon.." darah yang ada di tanganku menempel padanya karena dia menahan ku

"sooji?!" Jaeun datang dengan napas terengah-engah

Jaeun merangkul tubuhku, dia menepis tangan Harin.
Aku pergi meninggalkan Harin yang masih menangis sambil memperhatikanku.

Aku tidak tahu kenapa Do ah seperti itu, dan kenapa Harin selama ini tidak menjelaskan apapun padaku mengenai nya? Dan apa Harin tidak benar-benar menyukai ku?

Jaeun membawa ku keluar sekolah dengan mengendap-endap, untung nya semua murid sudah masuk kelas.
Dia membawaku masuk ke dalam mobil nya.

"pakai ini dulu" dia memberikan beberapa helai tisu

Saat mobil akan jalan Harin menghadang di depan.

"Sooji buka" mengetuk kaca mobil

"gimana?" Jaeun bertanya
Aku mengangguk membiarkan Jaeun membuka pintu mobil.

Harin menarik ku keluar saat aku membuka pintu mobil. Dia menyuruhku untuk duduk di kursi belakang bersama nya.

"apa-apaan ini?" Jaeun terlihat kesal
"cepat jalan sebelum guru datang" ucap Harin

Jaeun menginjak gas mobil dengan kencang.

"berikan tisu itu" memerintah Jaeun
Jaeun melemparkan tisu itu ke belakang.

Harin membersihkan darah yang ada di wajahku sambil meniupi luka nya.

"arghh.." mengerang kesakitan

Kenapa perut ku semakin sakit? apa ini efek karena aku sering terkena pukulan di perut?

"kenapa? tanganku mengenai lukamu?"
"perutku.." memegang perut sambil meringis

"Do ah menusuk mu?" Harin memeriksa perutku

"sakit sekali.." membungkuk menahan sakit
"sooji jangan membuatku takut.." Harin panik

"sebentar lagi kita sampai di rumah sakit" ucap Jaeun

"tenanglah.." Harin mengusap-usap perutku

Aku berusaha mencoba tenang tapi kenapa sakit sekali..

"biar aku lihat" Harin mencoba membuka bajuku
"tidak usah" menahan tangan nya
"aku ingin lihat!!" nada tinggi

Harin membuka baju ku lalu melihat luka di perutku.

"kenapa bisa memar seperti ini? apa yang mereka lakukan?"

Aku diam tidak menjawabnya.

"berhenti mengoceh, kita sudah sampai"

Jaeun dan Harin membantu ku berjalan masuk ke rumah sakit, mereka menunggu ku diluar saat aku sedang di tangani.

Dokter menyuruh mereka masuk setelah aku selesai di periksa.

"dimana wali nya?" dokter bertanya

Jaeun dan Harin saling melihat satu sama lain.

"aku kakaknya" ucap Jaeun
"ikuti saya" ajak dokter pada Jaeun

Jaeun keluar bersama dokter, sementara Harin menemani ku di dalam.

"sudah baikan?" Harin menyentuh perutku
"sedikit"
"maaf..ini semua karena aku"

"aku hanya ingin tahu kenapa Do ah seperti ini padaku, kenapa dia selalu menyuruhku untuk menjauhimu, coba jelaskan semua nya padaku sekarang jika memang kau menganggap aku ini penting bagimu"

Harin terlihat bingung.

"kenapa? kau tidak mau menjelaskan apapun? ah iya satu lagi, kenapa Do ah seperti ragu jika kau menyukai ku?"

"kau meragukanku?"
"jelaskan saja semua nya, jika tidak..pergi saja dari sini"

Harin menghela napas.

"pergi saja, aku tahu jika kau tidak mau menjelaskan apapun padaku"

"Do ah dan Eun jung saudara kandung yang terpisah"
"apa?!"
"keluarga nya bangkrut..ayah ibu nya bunuh diri, mereka berpisah saat umur 11 tahun karena di adopsi oleh keluarga yang berbeda"

Jadi Do ah sama sepertiku? dia juga di adopsi?

"lalu apa hubungan nya dengan semua ini?"
"sebenarnya..eun jung masih hidup" Harin bicara terbata-bata

"hah?! tapi saat menceritakan tentang nya, kau bicara seakan tidak tahu bagaimana kabarnya sekarang?"

"dia masih hidup tapi masih koma, ibu yang membayar biaya rumah sakit di luar negeri untuk Eunjung hingga sekarang"

Dia sengaja menyembunyikan semua ini dariku? apa dia masih berharap jika Eun jung akan kembali padanya?

"Do ah tau segala nya..saat aku terobsesi pada Eunjung"
"lalu?"
"dia tidak mau jika aku mengkhianati Eunjung.." bicara dengan ragu

"jika Eunjung sembuh, apa kau?.."

Harin terdiam.

"ah sial ! jadi aku hanya lelucon bagimu?! oh ini alasan Do ah dengan percaya diri menyangkal bahwa kau menyukaiku" bergeser menjauhi nya

"jika Eunjung sembuh ya bagus, tapi.."

Aku sangat muak berbicara dengan Harin, walaupun sakit aku melepaskan infusan yang menempel di tanganku.

"apa yang kau lakukan?!" Harin mencoba menahanku untuk bangun

"awas !" mendorong nya dengan satu tangan

Aku perlahan berjalan sambil memegangi perutku yang masih sakit.

"kau selalu seperti ini..aku belum selesai bicara sooji" dia menghadangku

"minggir !" bicara dengan tegas
"aku menyukaimu, menyayangimu, sungguh" dia memeluk ku

Itu sekarang, bagaimana jika Eunjung sembuh lalu kembali? apa perkataan nya akan masih tetap seperti itu? aku tidak yakin.

OLD SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang