Again

2.1K 195 15
                                    

Aku menghampiri Ha rin yang sedang berbincang bersama teman nya di lorong kelas.

"aku mau bicara" ucapku pada Ha rin
"bicara saja" ucap wooyi

"mari" Ha rin berjalan meninggalkan teman-teman nya

Kami pun duduk di kursi taman sekolah.

"kenapa? kau mau bertanya soal kejadian barusan?"
"aku baru tau ternyata kau sangat tempramen" bicara tanpa melihat wajahnya

Dia menghela napas lalu memperhatikan wajahku.

"yang lalu biar berlalu, aku tidak suka jika seseorang mengungkitnya"

"padahal tinggal kau jawab saja pertanyaan Ja eun tadi, tidak perlu marah pada Yerim lalu melakukan hal memalukan tadi"

Ha rin bangun dari duduk nya, terlihat wajahnya kesal.

"duduk!" aku menarik tangan nya
"nasehati saja Yerim, kau tidak akan mengerti karena kau tidak tau apa-apa" nada bicara nya naik

"makanya kasih tau aku apa yang terjadi antara kau dan Yerim, agar aku bisa mengerti lalu memahami" bangun dari kursi

"untuk apa?! sekarang ku tanya, apa kau mau jika ada yang mengorek luka lama mu kembali?" mata nya berkaca-kaca

"maaf.."
"hanya itu yang ingin kau bicarakan?"

Aku terdiam karena bingung.

"semua orang sangat menyebalkan" dia menggerutu sambil beranjak pergi

"aku peduli padamu Harin"

Dia menghentikan langkahnya.
Ha rin kembali lalu memeluk ku, isak tangis terdengar di telingaku.
Aku membalas pelukan nya, ku usap rambutnya agar dia merasa tenang.

"maaf karena sudah mendesakmu, aku tidak akan melakukan nya lagi"

Ha rin masih memeluk erat tubuhku. Dia melepaskan nya setelah mendengar bel masuk berbunyi.

"kita ke kelas?" mengusap air mata nya
"apa riasanku berantakan?" memastikan nya padaku

"tidak" merapihkan sehelai rambut yang menempel basah di pipi nya

"sebelum ke kelas kita ke toilet dulu yu?" mengedipkan satu mata nya dengan genit

"apaan sih" aku berlari menjauhi nya
"soojiii" berteriak sambil berlari menyusulku

Saat masuk ke kelas Ja eun mengangguk padaku seakan memberikan kode bahwa dia mengetahui sesuatu.

"kau baik-baik saja Yerim?"
"aku lebih ke malu sih" jawab nya

Aku menunggu Ja eun di mobil setelah pulang sekolah, dia sedang berbicara dengan Yerim di kantin.

Ha rin mengetuk kaca mobil, kemudian dia membuka pintu mobil lalu duduk di sampingku.

"jaketmu" dia memberikan nya padaku

Aku meninggalkan nya kemarin di kamar Ha rin.

"kenapa masih duduk disini?"
"sooji, apa kau tidak mau merasakan nya lebih dalam juga lebih lama lagi?"
"hah?" aku bingung dengan pertanyaan nya itu

"memberontak jika kau tidak menyukai nya"
tiba-tiba Ha rin duduk di pangkuanku

"a-apa yang akan kau lakukan?" ini membuatku canggung sekali

"aku akan terus merasa penasaran jika belum melakukan nya"
menyilangkan kedua tangan nya ke bahu ku

Perlahan wajahnya mendekat, dengan ke dua mata nya yang terpejam dia melumat bibirku dengan lembut. Dia memperkuat pelukan nya itu, sampai kedua tubuh kita begitu rapat.
Mata ku terbelalak, aku sama sekali tidak memberontak tetapi aku tidak membalas ciuman nya itu.
Ha rin terus saja memainkan bibir ku, sesekali dia menghisapnya serta melakukan gigitan kecil di bibir bawah ku.

"ayolah sooji.." bicara tanpa melepaskan ciuman nya
Dia mengarahkan tanganku agar memeluk pinggang nya.
Perlahan aku membuka sedikit mulutku karena terbawa suasana, mata ku pun ikut terpejam.

"sooji" Ja eun mengetuk kaca mobil

Mendengar suara Ja eun aku mendorong Ha rin.

"arghh sial lagi!" ucap Ha rin dengan kesal

Ha rin pun turun dari pangkuan ku, lalu kembali duduk di kursi mobil.
Aku membersihkan lipstik yang menempel di bibirku sebelum membuka pintu mobil.
Untung saja kaca mobil nya gelap, Ja eun tidak akan bisa melihat apa yang aku dan Ha rin lakukan barusan.

Ha rin turun dari mobil, Ja eun terlihat kebingungan melihat nya.

"abis ngapain dia?" masuk ke dalam mobil
"mengembalikan jaketku"
"lalu?" Ja eun memperhatikan wajahku
"apalagi? ya udah itu doang" bicara dengan gugup

"aku lihat wajah kalian tadi tegang, dia tidak mengancam mu kan?"
"tidak Ja eun"
"baiklah...kenapa gak jalan?"
"apanya?"
"mobilnya lah, kau kenapa sih?"

Karena masih tidak percaya dengan kejadian barusan, aku bahkan tidak bisa fokus.

"kau saja yang nyetir"
"gak jelas"

Ja eun pun mengemudi, dia akan ikut ke rumahku untuk membicarakan apa yang terjadi pada Ha rin dan Yerim di masa lalu.

OLD SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang