Berdegup kencang

2.2K 221 40
                                    


Tak lama kemudian Ha rin datang bersama Do ah. Dia berjalan dari arah pintu hingga duduk di bangku nya, tapi tatap mata nya tidak lepas memandangiku.
Aku melihat sebuah perban menempel di kening nya, kenapa dengan dia? apa jangan-jangan Ja eun lagi..

"ikuti aku" menarik tangan Ja eun
Aku mengajaknya berbicara di taman.

"apa yang kau lakukan lagi pada Harin?"
"mendorongnya di tangga" bicara tanpa menatapku

"kau gila?! kau tidak lihat bagaimana si Dayeon itu menghajarku?"

"bukan kah ini tujuanmu? membuatnya menderita? kau marah karena aku bertindak gegabah atau karena hal lain?" mata nya menatapku dengan serius

hal lain? apa maksud perkataan Ja eun..

"tentu saja aku marah karena kau ceroboh, aku tidak mau sahabatku terluka"

"sahabat? cihh" smirk
"aku tidak tau kenapa kau seperti ini, aku hanya ingin kau tidak bertindak bodoh lagi, jaga dirimu" pergi meninggalkan nya

Aku merasa kecewa ketika aku menyebut kata sahabat, dia seperti menyepelekan nya.

Dari kejauhan aku melihat Ha rin, sepertinya dia dari tadi memperhatikan aku dan Ja eun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari kejauhan aku melihat Ha rin, sepertinya dia dari tadi memperhatikan aku dan Ja eun.

Aku pun menghampiri nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku pun menghampiri nya.

"kenapa? kau bertengkar dengan nya?"
"kau terluka karena apa?" pura-pura tidak tau

"ada yang mendorongku, aku terjatuh di tangga"
"kau tidak lihat siapa orangnya?"
"banyak orang, aku tidak tau siapa yang melakukannya"

Saat kami sedang berbincang bel masuk berbunyi. Kami berdua pun berjalan bersama menuju kelas, Ja eun menyenggol tubuh Ha rin lalu berjalan mendahului kami.

Aku mencoba untuk mengabaikan Ja eun di kelas, jika dia begitu teguh dengan pendirian nya untuk menjauhi ku yasudah..

Sebelum pulang, Ha rin mengatakan jika dia ingin bicara padaku. Kami bicara empat mata di mobil.

"soal Dayeon..aku minta maaf"
"itu sudah berlalu, tidak apa-apa"
"aku tidak mengatakan jika kau yang mengunciku di toilet, dia salah paham.."
"tidak apa-apa" memotong pembicaraan

"aku mencoba menghubungimu, aku juga pergi ke rumah mu"
"waktu itu aku tidak ingin bertemu dengan siapapun"
"aku mengkhawatirkan mu sooji.." menyentuh pundak ku

"aku baik-baik saja"

Tangan nya yang menyentuh pundak ku kini turun untuk menggandeng tanganku, perlahan dia menyenderkan kepala nya di bahu ku.

"kau tidak merindukan aku?"
"t-tidak.." merapatkan kedua bibir karena canggung
"tunggu, aku mendengar sesuatu yang suara nya lebih keras dari kita berdua"
Ha rin seperti mencari sesuatu

"apa?"
"tunggu.." dia mengarahkan kuping nya ke dada ku

Yang di maksud Ha rin adalah detak jantungku, entah kenapa mendadak berdebar kencang ketika Ha rin bersandar di bahu ku.

"oh jadi ini" dia tersenyum dengan posisi yang masih mendengarkan detak jantungku

Jika terus seperti ini bisa-bisa jantungku meledak.

"apa sih..semua orang juga pasti begini" mencoba mengatur nafas

"oh ya? buktinya aku engga"
"kau juga pasti sama" mendekat untuk mendengarkan detak jantungnya

Ha rin mendekap tubuhku dengan kuat, dia tertawa sambil mengacak-acak poni ku.

"ishh kau ini" melihat kaca di atas untuk merapihkan poni

"sini biar aku yang rapihin" mengarahkan wajahku padanya

Aku pun ikut tersenyum karena melihat wajahnya yang ceria.

"sudah, sekarang kau terlihat ca.."
"cantik sekali"
"hah?"
"iya aku..a-aku cantik bukan?"
Padahal ucapanku barusan spontan keluar dari mulutku saat sedang menatapnya.

Dia tersenyum kecil sambil merapihkan rambutnya.

"kau mau mengantarku pulang?" dia bertanya saat aku menghidupkan mesin mobil

Tanpa menjawab nya aku menginjak gas mobil lalu jalan.
Ha rin telihat kebingungan karena aku melewati arah rumah nya.
Setelah sepuluh menit kami pun sampai.

"apartemen?"
"ya" membukakan pintu lalu masuk

Ha rin masih berdiri di pintu dengan wajahnya yang bingung.

"masuklah" ajak ku
Dia pun masuk dengan melihat ke sekeliling.

"kenapa kau terlihat takut? hanya ada kita berdua disini"
"berdua saja?"
"iya, kenapa?"
"t-tidak" dia duduk di kursi

Aku menuangkan minuman ke gelas kecil, saat aku akan meminum nya Ha rin mencegahku.

"jangan!" mengambil gelas dari tanganku
"kenapa?"
"kau mau dipukuli ayahmu lagi?"
"sedikit saja" mengambil lagi gelas itu lalu meneguk nya

Wajahnya terlihat kesal sekarang, dia mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelpon seseorang.

"aku pikir kau merindukanku" memeluk nya dari belakang

Aku bisa mendengar suara Do ah dari ponselnya, ku rebut ponselnya itu lalu aku mematikan telpon nya.

Ha rin masih terdiam saat aku memeluknya, nafas nya terdengar menjadi berat.
Aku bernafas di dekat lehernya, kemudian mencium lehernya itu dengan lembut.
Tubuhnya sedikit bereaksi saat aku melakukan nya. Aku merapihkan rambutnya itu ke samping, lalu kembali mencium lehernya dengan sedikit mamainkan gigitan kecil.
Sekarang aku juga bisa mendengar detak jantung nya yang berdegup kencang.

"kau tau? jika aku menginginkan sesuatu, aku harus mendapatkannya" berbisik di telinga nya

OLD SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang