Ketakutan

1.9K 198 31
                                    


Mau bagaimana pun aku tidak boleh mengatakan jika aku menaruh perasaan padanya, aku harus bisa menahan diri.
Lagipula aku masih bingung, apa ini rasa suka atau hanya sebatas mengagumi saja.

"menyukai mu? konyol sekali" sedikit tertawa

"konyol? jika aku menyukai mu apa itu juga hal yang konyol bagimu?" bicara dengan serius

"Harin ayolah..aku cuma ingin dengar ceritamu, tapi kenapa pembahasan kita jadi seperti ini?"

Kebingungan tersirat dari wajahnya.
Ha rin menyuruhku untuk duduk di sampingnya.

"sampai sekarang aku masih bingung, apa motif eun jung mencoba bunuh diri" wajahnya terlihat murung

"kata Yerim.."
"aku tau, dia pasti menyalahkan aku kan? tapi apa dia tau jika eun jung dan keluarga nya bermasalah? memang benar jika aku terobsesi padanya, aku tau jika Yerim menjauhi nya karena aku..tapi sebelum mencoba bunuh diri, aku dan eun jung baik-baik saja"

"kenapa kau tidak menjelaskan nya pada Yerim?"

"untuk apa? semenjak kejadian itu semua orang menghindari aku, mereka mencibir aku, aku sangat tersiksa waktu itu..aku tidak tahu alasan pasti eun jung melakukan percobaan bunuh diri, entah karena aku, Yerim atau keluarga nya"

"bagaimana jika dia kembali?"

Ha rin terdiam.

"aku tau kau pasti masih memikirkan nya"
bangun dari tempat duduk lalu mengambil tas di meja

"kau mau kemana?"

Aku menghiraukan pertanyaan nya kemudian pergi dengan membanting pintu.

Kenapa aku marah? apa aku cemburu?

Aku memutuskan untuk pulang ke rumah.

"kau bolos?" tanya ibu
"aku terlambat masuk tadi, jadi aku pulang saja"
"kenapa berbohong?"

Langkahku terhenti di pertengahan tangga.

"ibu tau kau kemana, bagaimana kondisi nya?"
"tangan nya cedera"
"kau sengaja menjenguk nya karena tidak mau dia curiga atau ada hal lain nya?"
"maksud ibu?"

Ibu bangun dari kursi, dia berdiri sambil menatapku.

"kau merasa bersalah karena sudah mencelakai nya?"

Aku lega ibu tidak mengetahui jika aku mulai menyukai Ha rin.

"jika kau merasa bersalah atau ragu, ingat adikmu"
"baik bu"

Keesokan harinya aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Seperti biasa di meja makan menyantap roti dengan suasana hening.

"biarkan dia sembuh dulu, setelah sembuh kau buat dia menderita lagi" ucap ibu saat aku hendak pergi

Awalnya tidak ada yang aneh di perjalanan, tapi saat melewati jalan dimana aku menabrak mobil Ha rin, ada mobil putih dengan kecepatan cukup tinggi melaju menuju mobilku.
Mobilku oleng karena dia menabrak nya, untung saja tidak terjadi apa-apa. Aku turun dari mobil untuk memeriksa siapa yang sengaja menabrak mobilku.

"keluar"
Orang itu perlahan menurunkan kaca mobilnya.

"Seo do ah?"
"kau pikir aku tidak tau?"

Apa dia ada saat kejadian itu?

"kau dan Jaeun yang melakukan nya pada Harin kan?"

Bagaimana dia mengetahui nya?

"k-kau gila? menuduh orang sembarangan"
mencoba mengelak

"apa aku harus memberitahu Harin?"
"hah?!"
"jika aku sampai melihat lagi kau mengusik temanku, aku tidak akan tinggal diam!"
Do ah pergi

Apa dia melihatku saat aku memakai mobil itu? atau dia melihat Ja eun? ah semua akan kacau jika dia sampai memberitahu Ha rin.

Aku menelpon Ja eun untuk segera datang ke cafe.

"ada apa? kau mau bolos lagi?"
"Do ah tau jika aku dan kau yang menabrak Ha rin"
"sungguh?!" terkejut
"kau lihat saja body belakang mobilku, dia tadi melakukan hal yang sama padaku"

"dia menabrakmu?"
"iya, dia juga mengancamku"
"gimana dong?"
"maaf, gara-gara aku kau jadi terlibat dengan semua ini"

"jangan merasa bersalah, ini keputusan ku untuk membantumu" memegang tanganku

"ah jika tau akan seperti ini, aku lebih baik ada di posisi adikku, mati lalu tenang"
"apa sih" Jaeun menyingkirkan tanganku

"kau mau menemaniku?"
"kemana?"
"alkohol?"
"kau sudah tidak waras?!" nada bicaranya tinggi

"ayo" dia menggandeng tanganku
"dasar gila" ucapku sambil tertawa

Kami pun minum bersama, aku tau ini tidak baik, tapi setidaknya ini akan membuat pikiran ku merasa tenang.
Entah berapa banyak yang aku minum, yang jelas aku baru terbangun di pagi hari, itu pun ibu yang membangunkan. Aku tidak ingat bagaimana kemarin, apa saja yang aku dan Ja eun lakukan. Entah bagaimana Ja eun membawa ku pulang waktu itu.

"kendalikan dirimu sooji"
"orang lain mengetahui jika aku yang menyebabkan Harin kecelakaan, aku takut bu"

"makanya jangan ceroboh" jawabnya dengan santai

Percuma saja mengeluh, ibu ku tidak akan peduli.

Aku pergi sekolah dengan kepala yang masih pusing.
Di kelas sudah ada Ja eun yang sedang duduk bersama Yerim.

"Jaeun.."
Belum selesai bicara dia pergi menghindari ku

"kenapa dia?" tanyaku pada Yerim
"entah"

Kenapa mendadak Ja eun seperti marah padaku, apa aku melakukan kesalahan kemarin saat mabuk? apa aku mengatakan sesuatu yang melukai hatinya?

Ha rin baru saja masuk bersama teman-teman nya, sepertinya cedera nya sudah membaik.
Aku takut jika Do ah sudah memberitahu Ha rin, ditambah aku tidak ingat bagaimana kemarin, apa yang membuat Ja eun begitu marah padaku? ah pikiranku kalut sekali.

Aku tertidur di jam pelajaran, saat membuka mata Ha rin sedang memperhatikan ku dengan tangan nya yang mencoba merapihkan poni ku.

"sudah bangun?" ucapnya
Aku melihat ke sekeliling, tidak ada siapapun di kelas karena jam istirahat.
Aku mencoba menepis tangan nya itu.

"aww" dia kesakitan
"maaf" aku lupa jika tangan nya cedera

Dengan tingkah Ha rin yang seperti itu aku bisa memastikan jika Do ah belum memberitahu kejadian itu padanya.

OLD SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang