Terpaksa

2K 201 17
                                    


Ibu menyuruhku untuk menabrak mobil Ha rin, dia berpesan jika aku harus membuatnya cedera saja.

Saat aku mengaktifkan ponsel, ibu mengirim aku pesan jika saat pulang nanti sopir akan menukar mobilku dengan mobil yang lain, agar Ha rin tidak tahu jika aku yang akan menabrak nya nanti.

Jujur saja aku merasa berat melakukan ini, tadi pagi aku mencium nya, lalu sekarang aku harus mencelakai nya.

"aku ikut"
"jangan Jaeun, biar aku sendiri saja"

Sebelum keluar dari kelas Ha rin tersenyum padaku.

Aku melihat sopir menunggu di dekat gerbang sekolah, dia memberikan kunci mobil yang terparkir di dekat gerbang.
Buru-buru aku masuk ke dalam mobil, lalu tidak lama kemudian mobil Ha rin lewat.
Aku mengikuti nya perlahan dari belakang.

"jangan menabrak nya sekarang" suara ibu dari radio mobil mengagetkan ku

"ibu?"
"terus saja ikuti dia, tabrak jika ibu mengatakan nya"

Menyadari jika dia sedang di ikuti, Ha rin mempercepat laju mobilnya.

"jangan sampai lolos!" ucap ibu

Saat memasuki jalan yang cukup sepi, ibu menyuruhku untuk menabrak mobil Ha rin.

"sekarang!"
Aku menancap gas mobil lalu menabrak mobil Ha rin, tapi itu hanya membuat mobil nya oleng saja.

"tabrak lagi!"
Kali ini aku menabrak mobilnya cukup keras, lalu Ha rin menabrak trotoar jalan.

"sekali lagi"
"tapi bu, itu bahaya"
"cepat sebelum polisi datang"

Dengan terpaksa aku mencoba menabrak lagi mobil Ha rin, tapi ternyata Ha rin membelokan mobilnya sehingga aku menabrak trotoar.
Kepala ku terbentur cukup keras, darah juga menetes dari hidung ku.
Saat aku sedang merasakan sakit, Ha rin turun dari mobil dengan gerak tubuh yang tidak seimbang.

"keluar kau! dasar gila!" teriak nya sambil menggedor kaca mobilku

"sooji kabur" ucap ibu
Aku jadi tidak fokus karena kepala ku begitu sakit.

Mobil hitam dari arah belakang dengan kecepatan tinggi mengarah ke Ha rin dengan suara klakson yang tidak henti.

"Jaeun?!" aku tahu jika itu mobil Ja eun

Ja eun menghentikan mobil nya tepat di depan Ha rin. Ha rin menjatuhkan tubuhnya ke aspal dengan wajahnya yang terlihat sangat syok.

Ja eun terus membunyikan klakson nya seakan memberitahu bahwa aku harus segera pergi dari sana.

"cepat pergi sooji !" teriak ibu

Aku pun langsung menginjak gas mobil, diikuti oleh Ja eun dari belakang.
Kami pun tiba di rumahku.

"bodoh kau!" memarahi Ja eun
"aku khawatir terjadi sesuatu padamu, maka nya aku mengikuti mu"

Ibu membuka pintu rumah.

"walaupun gagal, tapi bagus" ucap nya

Dia sama sekali tidak mengkhawatirkan aku, padahal sudah jelas jika aku terluka.
Aku hampir terjatuh karena kepala yang sakit, namun Ja eun menahanku.

"bawa dia ke kamar" ucap ibu pada Ja eun

Ja eun menggandengku hingga ke kamar, dia juga mengambil kotak P3K untuk mengobati luka ku.

"luka di wajahmu semakin banyak, jika Harin melihatnya apa dia tidak akan curiga?" bicara sambil membersihkan darah di wajahku

"mungkin tidak, karena luka ini sudah ada sebelum nya"

"apa ibu mu hanya terobsesi untuk balas dendam saja? dia sama sekali tidak memikirkanmu"

Aku terdiam bukan memikirkan tentang ibu, melainkan Ha rin. Dia pasti terluka sekaligus trauma.

Notif pesan terdengar bersamaan dari ponsel aku dan Ja eun. Dayeon mengirim artikel di grup kelas kami.

Aku membuka artikel itu, dan isinya ternyata kejadian barusan. Di artikel itu tertulis jika putri semata wayang dari salah satu pengusaha terbesar mengalami teror, keluarga nya tidak menerima akan hal itu.

"ibu dan ayah pasti senang melihat ini" ucapku

Ibu masuk ke kamarku untuk mengatakan jika Ja eun tidak boleh memakai dulu mobilnya, itu bisa membahayakan dia, karena potret mobil kami ada di artikel itu. Untung saja plat nomor mobil Ja eun tidak terlihat dengan jelas, sementara ibu tidak memasang plat nomor di mobil yang aku tadi pakai.

"Jaeun?"
"apa?"
"apa aku harus menemui Harin? agar semua nya tidak terlihat mencurigakan?"

Ja eun terlihat sedang berfikir.

"ah tidak perlu, nanti saja di sekolah, sekarang kau istirahat saja"
"jika kau akan pulang, minta antar sopir"
"baiklah"

Di malam hari aku mencoba mengirim pesan pada Ha rin, aku bertanya apa dia baik-baik saja, tapi Ha rin tidak membalas pesan nya.

Bagaimana jika Ha rin menyadari kalau aku tadi yang mencelakai nya? aku takut jika dia mengenal mobil Ja eun.

Keesokan hari nya aku menjemput Ja eun untuk pergi ke sekolah bersama.
Aku mengamati satu persatu orang yang masuk ke dalam kelas, tapi sampai jam pelajaran tiba Ha rin ternyata tidak masuk.

"kau tau bagaimana keadaan Harin?" bertanya pada Do ah

"aku belum mengetahui nya, tapi dia sekarang ada di rumah sakit"
"hah?!"

OLD SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang