Happy reading
.
.
.“JENO!”
“JUN!?”
dengan cepat Jun berlari menghampiri Jeno yang berusaha menahan perutnya agar tidak mengeluarkan lebih banyak darah. Tanpa berfikir panjang Jun merobek bajunya lalu mengikatnya ditubuh Jeno untuk menahan agar Jeno tidak kehabisan darah. sedangkan Chenle masih terdiam memperhatikan apa yang sedang Jun lakukan pada Jeno.
“kau bisa menahannya, bukan?” tanya Jun, Jun sedikit bernafas lega saat Jeno mengangguk pelan, ditambah lukanya tidak terlalu dalam.
“APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN ZHONG CHENLE!?”
“K—ken—napa—kau bisa ta—u aku be—rada disini?” tanya Chenle gugup.
Jun menatap Chenle kecewa “apa yang tidak aku tau tentangmu? ... Chenle, kenapa kau melangkah sejauh ini? Kenapa kau tega melakukan hal gila seperti ini? kemana Chenle yang aku kenal? Dimana adikku yang bahkan tidak tega membunuh seekor semut?”
Chenle menatap Jun tajam, matanya memerah sambil mengepalkan kedua tangannya sebelum menjawab ucapan Jun.
“ini semua karena kamu, Jun! Dari awal kau sudah tau apa yang terjadi pada keluargaku, tapi kau malah menyembunyikan semuanya padaku, kamu bilang ibuku menyayangiku, kau bilang ibuku pergi keluar negri demi aku kau berbohong padaku! Apa kau ingat?”
tatapan Jun melemah setelah ingat apa yang pernah ia katakan pada Chenle, namun semua itu Jun lakukan semata-mata hanya untuk chenle.
“semua yang aku lakukan untuk kebaikan dirimu sendiri. Aku tidak ingin kau menderita lebih dalam, chenle”
Namun Dengan cepat chenle menepis ucapan jun. “bohong, kamu berbohong Jun, seharusnya kau menceritakan semuanya padaku agar aku tidak pernah menunggu ibuku kembali”
“Chenle, dengar Koko, kau adikku satu-satunya aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu”
“kau bukan kakak kandungku, aku tau ibu angkat hanya kasihan padaku begitu juga denganmu, aku hanya orang asing yang tiba-tiba datang menjadi keluargamu. Kalian semua kasihan padaku setelah apa yang sudah menimpaku, aku bahkan tidak tau kenapa ibuku memilih meninggalkanku demi orang lain, begitu juga dengan ayahku yang juga ikut meninggalkanku sendirian.
“benar, awalnya aku ibu dan juga ayah hanya kasihan padamu, tapi pada akhirnya ibu begitu sayang padamu melebihi aku, kau harus ingat Chenle, walaupun kita tidak memiliki darah yang sama bukan berarti kita tidak bisa menjadi keluarga, aku tidak pernah menganggapmu sebagai adik angkaku, kau adikku, adikku satu-satunya didunia ini.” Jun mendekat kearah Chenle, dengan cepat Jun memeluk Chenle erat namun langsung ditepis oleh Chenle.
“tetap saja kau berbohong padaku, kau juga meninggalkanku, kau bahkan berusaha melarang ku kesini, kau masih ingin aku percaya padamu?”
“Aku kesini ingin memberi tau ibumu jika kau sangat merindukannya, aku bahkan menetap disini agar bisa membawa ibumu pulang, semua yang aku lakukan untukmu Zhong chenle. tapi ibumu terus menolak, Aku bahkan rela tidak melanjutkan kuliahku agar kau bisa melanjutkan pendidikanmu. Aku bahkan lebih mementingkan dirimu daripada diriku sendiri. Seperti yang aku katakan, kau adikku satu-satunya. Begitu banyak yang menyayangimu di sana, tapi kenapa kau memilih datang kesini hanya demi seseorang yang tidak pernah peduli padamu?”
“aku masih tidak mengerti kenapa dia tega meninggalkanku sendirian.”
“Dengan cara ingin membalaskan dendammu? Dengar Chenle, Mark dan Jeno bahkan tidak tau apapun, selama ini Jeno sudah cukup menderita, ditambah dengan Mark yang sudah kehilangan ingatannya apa kau tau? Ibumu sudah mencuci otak Mark agar membenci saudaranya sendiri?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Cacat (Lee Jeno)
General FictionLee Jeno, laki-laki yang begitu sempurna dengan kekurangannya, laki-laki tuli dan juga bisu yang memiliki hati selembut salju. Bahkan dengan kekurangannya, ia tidak pernah mengeluh meskipun keluarganya malu dengan kekurangannya, namun ia begitu teg...