35. Daydreaming

503 34 13
                                    

'Telling me I'm someone that you can't replace. I want you to grovel breaking news, more promises.'

-April Jai-

***

"Say my name again with your pretty lips and I'll give you heaven."

Suara parau Ryder di toilet terngiang-ngiang di telinga Alexia menimbulkan gejolak yang menegangkan otot perut juga ... pangkal pahanya. Bagaimana jemari Ryder membelai setiap jengkal kulit Alexia yang lembap di bawah sentuhannya hingga klimaks yang tak dapat dituang dalam kata-kata. Iris hijau Ryder yang kelam dipenuhi kilatan hasrat tidak bisa ditepis dalam ingatan manalagi sorot tajamnya begitu posesif ingin mengklaim Alexia.

"I hate you when that bastards look at you so fucking much."

Tanpa sadar Alexia menggigit bibir bawahnya menghadang senyum sekaligus rona merah di pipi. Ucapan-ucapan itu sialan membuat sekujur tubuhnya meremang dibakar gelora asmara. Bahkan sekarang, ketika dia duduk bersama ketiga temannya di sebuah bar usai latihan skating, pikirannya melalang buana. Segala kata-kata yang meluncur dari bibir Arya bagai sekumpulan lebah yang berdengung di telinga.

Jemari lentik Alexia sibuk mengusap-usap pinggiran gelas koktail membayangkan andai kata ini tubuh Ryder yang bersimpuh di bawahnya.

Bagaimana jika lelaki itu yang bertekuk lutut? Bagaimana jika lidah pria itu yang menggodaku? Bagaimana jika dialah yang menjeritkan namaku?

Poppy yang duduk berhadapan dengan Alexia dan memerhatikan gadis itu senyum-senyum sendiri di dunianya. Dia menjentikkan jari membuat Arya menghentikan ceritanya. "Are you daydreaming, Babe?"

Gelagapan, Alexia berdeham lalu berkata,"Yes uhm no ... well ... why?" Dia mengerutkan kening dan bibirnya terasa kering seketika menyadari ketiga temannya kini menatap penuh selidik.

"Wait ..." Arya memicingkan mata mengendus sesuatu yang sengaja disembunyikan Alexia. Dia menopang dagu dengan tangan kanan lalu berbisik,"Why are you blushing?"

"Sepertinya ada yang kami lewatkan, Babe," sambung Poppy. "Apa ini ada hubungannya dengan kau yang tiba-tiba meninggalkan permainan di rumah Olive?"

Norah yang duduk di samping Alexia membeliak lantas meniru pose Arya. "Well ... is he damn sexy or ... did he make you ...?" imbuhnya mengerlingkan mata tak mau menyelesaikan kalimat.

Kontan Alexia mengibaskan tangan membuyarkan imajinasi kotor yang menyergap teman-temannya. Dia mengedarkan pandang sembari menggerutu kenapa bar yang dikunjunginya sekarang mendadak begitu panas.

"Come on ..." desak Arya tak sabar. "It's written all over your face."

"Oke. Pertama, dia cemburu sebab aku mengenakan gaun favoritku," ungkap Alexia tersipu. "Oleh karena itu sewaktu permainan dia menyuruh Poppy menamparku."

"What the fuck!" umpat Poppy tak percaya. "Tapi, aku sudah mengira seperti itu. Apa kau tidak sadar sejak kita datang, mata Ryder tertuju padamu? Catat girls, tanpa berkedip."

Alexia menggeleng pelan dan meringis. "Aku memang sengaja memakainya."

"Kenapa?" sahut Norah penasaran. "Apa kalian bertengkar sebelumnya? Tidak akan ada api menjilat kalian kalau tidak ada pemicunya."

"Dia tidak suka pria-pria kemarin menggodaku, termasuk Drew."

"Teman SMA-mu?" Poppy memastikan karena pernah sekali waktu Alexia bercerita kalau Drew menonton penampilannya di turnamen Eropa.

Tease Me, Baby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang