23. Take My Breath

461 39 0
                                    

'I know you want it, Baby. You know I want you.

Don't underestimate the things that I could do.'

-Daniel di Angelo-

***

"Kau percaya padaku, Little love?" tanya Ryder usai menjelaskan ulang teknik lift kepada Alexia. "Gerakan ini tidak berarti bila kau tidak menaruh kepercayaan kepadaku."

Butuh beberapa menit bagi Alexia menimang perkataan Ryder akibat terngiang-ngiang titah Thomas. Di satu sisi, dia senang sebab efek pengobatan yang dijalaninya sekarang berhasil mengembalikan bobotnya yang memprihatinkan.

Namun, kesenangan itu tak berlangsung lama manakala rasa frustrasi menjerat leher Alexia agar kembali ke kebiasaan lama. Benar saja, selepas jamuan mewah di Montcalm, dia bergegas ke toilet untuk mengeluarkan semua makanan dari perutnya keluar sampai lemas.

Apa kau lupa apa kata doktermu huh? Kau berhasil keluar dari lingkaran menyakitkan itu kenapa kau masuk lagi, Lex?

Kau cantik bila kakimu ramping.

Lomptanmu kurang lincah, ini asti karena pahamu yang besar.

Babi ... babi Wiltshire ...

Aku hanya mau bilang kalau kau ... sangat cantik malam ini, Lex.

Dia menggeleng keras, menepis suara-suara yang memenuhi kepalanya lantas tersenyum tipis,  "Aku tahu."

"Baiklah. Ayo." Ryder memosisikan diri di belakang Alexia selagi mencuri-curi wangi rambut si pirang. Harum strawberry. Dia merengkuh pinggang ramping gadis itu lantas mengulang kembali kelompok lift paling dasar.

Alexia menumpukan kedua tangan di pundak Ryder sembari melebarkan kaki sebelum pria itu berputar beberapa detik dan menurunkannya. Dilanjut teknik kedua, di mana Alexia menekuk kaki kiri seraya berkacak pinggang. Ryder menahan badannya di bagian pinggul sembari berputar kemudian menurunkan Alexia dengan posisi sang partner di depan.

"Good girl, Little love," puji Ryder bagai bisikan di telinga Alexia. "Kau lebih cepat tanggap ketika tidak ada Thomas," ledeknya lagi yang dibalas sikutan di tulang iga.

Gadis itu mencebik seperti malas harus menimpali lelucon Ryder yang sama sekali tak lucu.

"Ada masalah?" tanya Ryder menangkap gelagat aneh Alexia. "Kau agak pucat."

Alexia ragu-ragu hingga tanpa sadar menggigit bibir bawahnya keras-keras. "Ehm ... Apa kau baik-baik saja saat mengangkat badanku?"

Kontan kening Ryder mengerut tak mengerti. "Tentu. Kenapa?"

"Nothing," jawab Alexia menghindari pandangan penuh selidik yang dilayangkan Ryder. "Lift ketiga? Kemarin Tom banyak memberi koreksi padaku," tambahnya mengalihkan obrolan.

Ryder mengendus ada sesuatu yang disembunyikan gadis itu. Apa lagi sekarang? Bukan masalah keluarga lagi kah? batinnya dirundung penasaran. Dia melenggut dalam hati, mengikuti apa yang dimainkan gadis di depannya ini.

"Kemarin kau tampak gelisah waktu perubahan posisi bintang ke posisi miring. Mungkin kita bisa gunakan alternatif lain," kata Ryder memikirkan teknik yang kiranya bisa dilakukan Alexia. "Ah, begini, kau berdiri dengan satu kaki di pahaku, kaki yang lain kau pegang seperti posisi hair cutter setelah itu kubawa kau ke atas dengan tumpuan tanganku di pahamu. Kau lebarkan kaki lurus ke atas dan tahan badanmu dengan satu tangan di pundakku. Yap, akhiran posisi bintang sepertinya bagus. Bagaimana?"

Tease Me, Baby (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang