Entah sudah berapa lama Jeongguk masih betah berbaring di sini. Menatap langit-langit putih monoton, tanpa satupun percakapan yang bisa ia buat.
Berita mengenai keadaannya menyebar dengan cepat, mengundang sebagian teman-teman dari TN untuk membesuk Jeongguk. Membawa karangan bunga dan keranjang buah segar, atau kartu ucapan bertuliskan 'Lekas membaik'.
Tetapi ada momen yang tak bisa lepas dari otak Jeongguk, selalu dipertanyakan oleh setiap orang yang baru memasuki ruang inapnya.
"Kemana si cantik Kim? Terakhir kita bertemu di kantor bukan?",
"Kim tak ada di sini?",
"Seperti ada yang kurang.",
"Ayolah, Joji.. pertemukan aku dengan Kim-mu."
Dan masih banyak lagi, entah jawaban apa yang harus ia keluarkan. Tetapi Jeongguk ternyata hanya mampu tersenyum pahit sembari menjawab sebuah kebohongan.
"Dia sedang mengambil pakaianku, sebentar lagi mungkin sampai."
Untunglah tak ada yang benar-benar menunggu hingga pria manis itu datang, karena sepertinya Taehyung tak akan pernah pulang.
Mungkin sekarang surat persetujuan pengembalian sudah sampai di Humacare dan sampai pula pada pria yang masih berstatus sebagai suaminya itu.
Jeongguk tahu pasti Taehyung sangat kecewa tetapi ia juga tak bisa terus membohongi dirinya sendiri. Menganggap semua akan baik-baik saja dan berharap waktu akan membuatnya benar-benar jatuh cinta pada Taehyung.
Semakin hari semakin berat, banyak sekali lilitan benang tak kasat mata di dalam kepala Jeongguk. Mencoba menarik dan melepaskan tetapi justru jeratannya semakin erat.
Berakhir pada situasi seperti ini. Situasi hanya ada Jeongguk dan bocah tetangganya sama seperti dulu.
Tetapi bedanya wajah cemberut itu sangat menandakan jika Emily sedang merajuk parah. Anak itu paling tahu semua masalah di rumahnya atau anatara dia dan Taehyung.
"Joji bodoh. Aku sangat membencimu."
"Ya ya lakukan sesukamu." Jeongguk menaikkan selimutnya, mencoba abai atas eksistensi gadis remaja itu.
"Kubilang kan waktu itu, jika aku datang lagi aku ingin Kim sudah ada di sini."
Kini matanya mulai terpejam, namun tak lekas tertidur. Lelah atas semua pembicaraan yang tak bisa lepas dari kata 'Kim'. Sebegitu melekatkah hingga kini orang-orang yang ada di sekitarnya mulai terbiasa atas adanya Kim dihidup Joji.
"Aku tahu ya, Joji. Kau sebenarnya sudah sembuh total tapi kau tak mau kan pulang ke rumah." Emily menarik kursinya mendekat. Siapa tahu suaranya kurang terdengar jelas oleh manusia dungu satu ini.
Jeongguk seketika itu juga mengubah posisi tubuhnya membelakangi Emily.
Emily berubah jengkel, haruskah ia pukul punggung lebar itu. Harus berapa kali juga ia mengajari manusia sok dewasa ini, Tuhan?
"Hey.. Joji, kau itu sedang bingung. Jadi biarkan aku yang menuntunmu-"
"Aku tak mau mendengar apapun dari bocah yang belum mengerjakan tugas sekolahnya." Potong Jeongguk malas, menyindir gadis tetangganya itu untuk bergegas pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMANOID HUSBAND [KookV]
Fanfiction"𝘔𝘦𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘵-𝘶𝘱 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘴𝘵𝘦𝘮 𝘏𝘶𝘮𝘢𝘤𝘢𝘳𝘦. 𝘚𝘪𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘱𝘦𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘱𝘢 𝘏𝘶𝘮𝘢𝘯𝘰𝘪𝘥-𝘮𝘶." KookV Fanfiction Top!Jeongguk Bottom!Taehyung WARNING MPREG! Marriage Life BxB