Di malam hari dengan keadaan hujan deras, pintu rumah Jeongguk diketuk cukup keras. Mau tak mau mengusik gundukan di ruang tengah. Laptop masih dalam keadaan menyala dan beberapa buku terbuka tak terbaca. Terlihat sekali bahwa benda-benda tersebut sehabis digunakan.
Perlahan ia bangkit lalu bergeming untuk memastikan jika pendengarannya tak salah menangkap suara. Berjalan gontai ke arah pintu dan membuka selot.
Tak menaruh curiga atau berprasangka buruk– siapa gerangan yang bertamu di tengah malam seperti ini. Sekali lagi Jeongguk adalah seorang novelist horor yang telah banyak menceritakan kisah seram dan membuat merinding sekujur tubuh. Nyalinya bahkan lebih besar dibandingkan ukuran payudara Anatasya. Bercanda, ia mana tahu seberapa besar ukuran properti milik Samuel Miller itu.
Jeongguk mendapati seorang pria bertubuh mungil dengan senyuman lebar. Tanpa sapaan atau basa-basi langsung menudingnya dengan satu pertanyaan. “Jenkuk John?”
“Pfftt..” hampir saja Jeongguk melepaskan tawa kencang saat mendengar namanya disebut oleh orang ini. Selalu begitu saat mendengar seseorang untuk pertama kali menyebut namanya dengan salah. Memaklumi lidah mereka yang tak terbiasa dengan nama Asia-nya. “Jeongguk Jeon dan itu aku sendiri.”
“Oh, maaf Mr. Jeon bisa tanda tangan di sini. Aku Christian Park dan Olivia dari Humacare Corp.” Senyuman tulus kembali terulas di wajah mungil itu lalu menunjuk seorang wanita yang lebih tinggi dan besar darinya. Memberikan sebuah tablet digital dan pen pada Jeongguk.
Setelah menebak jika orang-orang tersebut berasal dari tempat yang sama dengan tempat yang tertera di surat kontrak kemarin, Jeongguk segera memberikan asal tanda tangannya. Mengembalikan lagi benda itu, ia sejenak memperhatikan wanita yang hanya terdiam di samping si pria bernama Christian.
Menebak-nebak dari sikapnya yang tak terlalu banyak bergerak. Apa mungkin wanita ini adalah-
“Olivia manusia biasa kok.” Christian menyela pemikiran Jeongguk, seakan tahu apa yang sedang ia pikirkan barusan. Tangannya sudah tak lagi sibuk dengan tablet dan kini sepenuhnya memperhatikan Jeongguk. “Dia hanya tak suka berbicara terlalu banyak, suasana di markas militer dahulu membuatnya tak kenal selera humor. Jadi jangan berfikir jika Olivia tak menyukaimu ya..” diakhiri oleh sebuah kekehan renyah.
Jeongguk mau tak mau membalas dengan senyuman canggung. Merasa aneh oleh dinamika dua orang di depannya ini. “Oke. Senang bertemu dengan kalian berdua.”
“Senang bertemu denganmu juga Mr. Jeon. Olivia, sekarang bantu aku mengangkut petinya.” Setelah memberikan tanda untuk undur diri sejenak, Christian disusul oleh Olivia berjalan kembali ke arah sebuah truk yang terparkir di depan rumah Jeongguk.
Lalu tak lama mereka muncul sembari membawa sebuah peti berukuran cukup besar. Terlihat tak kesulitan sama sekali, yang Jeongguk tahu peti seukuran manusia biasanya diangkut oleh empat orang atau lebih tetapi kali ini hanya ada mereka berdua. Diam-diam menaruh rasa kagum atas kekuatan dua orang yang baru ia temui itu.
Peti tersebut telah di taruh di ruangan tengah, Jeongguk menawarkan mereka berdua untuk sekedar mencicipi minuman kaleng sebagai rasa terima kasih Jeongguk namun ditolaknya langsung karena alasan mereka harus mengantarkan pesanan lainnya dengan tepat waktu.
Jadi beginilah Jeongguk sekarang. Berdiri bingung sembari memegang sebuah smartphone kecil pemberian Christian. Pria itu berkata ia hanya perlu menekan akses yang ada di dalam layar lalu humanoid itu akan hidup seperti manusia biasa. Di dalam sana juga ada buku panduan dan keterangan tentang humanoid.
Namun yang Jeongguk ingat malah perkataan terakhir Christian. “Humanoid tidak memiliki tombol off, Mr. Jeon. Dia bisa terluka dan berdarah jadi kuharap kau menjaganya dengan hati-hati.”
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMANOID HUSBAND [KookV]
Fanfic"𝘔𝘦𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘵-𝘶𝘱 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘴𝘵𝘦𝘮 𝘏𝘶𝘮𝘢𝘤𝘢𝘳𝘦. 𝘚𝘪𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘱𝘦𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘱𝘢 𝘏𝘶𝘮𝘢𝘯𝘰𝘪𝘥-𝘮𝘶." KookV Fanfiction Top!Jeongguk Bottom!Taehyung WARNING MPREG! Marriage Life BxB