Naomi semakin di atas awan. Kepergian Judith menambah parah situasi tak mengenakan di rumah bergaya klasik modern itu.
Yang biasanya ada banyak celetukan pedas yang dilayangkan untuk Naomi, kali ini hanya ada Taehyung yang masih diam menatap dari jauh.
Menatap bagaimana tubuh itu dengan sengaja menjamah daerah-daerah kepemilikan Taehyung. Mengambil alih semua tugas di rumahnya sendiri walapun di akhir ia pula yang harus menyelesaikannya.
Entah apa yang membuat Naomi semakin terang-terangan menunjukan rasa tak suka di hadapan Taehyung, berbeda sekali dengan saat pertama kali datang ke rumah ini. Menunjukkan persaingan walaupun Taehyung kebanyakan tak terlalu menanggapi.
Bertanya pada Judith pun, gadis belia itu hanya mengedikkan bahu sembari tersenyum mencurigakan. Menepuk pundak Taehyung sudah seperti grandpa pada cucunya yang beranjak dewasa.
"Jangan pura-pura bodoh. Kau kan yang paling tahu bagaimana isi pikiran orang lain."
Tetap saja Taehyung itu humanoid bukan penyihir atau dukun yang bisa membaca dengan sekali lihat. Prof. Álex tentu tak punya kemampuan untuk menciptakan hal-hal semacam itu.
Namun lain hal dengan sekarang, Taehyung tak mungkin selamanya menjadi penonton dan hanya bersorak dari barisan kursi paling belakang.
Ia melihat sendiri bagaimana tangan Naomi dengan cekatan menaruh kembali botol kecil dengan tutup putih ke dalam kantung celananya.
Lalu memberikan segelas jus jeruk pada Jeongguk sembari tersenyum amat lebar. Taehyung tak berniat menghentikan, menikmati cairan berwarna oranye itu mengalir di kerongkongan suaminya.
Setelahnya mengikuti kemana langkah kaki kecil itu. Saat Naomi akan menutup pintu kamar tamu yang di tempatinya, satu tangan terlihat menahan belah pintu tersebut.
Taehyung dengan mudah menggeser kembali pintu untuknya masuk. Naomi jelas merasa bertanya-tanya dan sedikit terganggu.
"Maaf Kim kali ini aku sedang sibuk. Jadi jika kau butuh sesuatu nanti saja, oke?"
"Sibuk menggoda suamiku?"
Alis itu terangkat, sangat pintar sekali menyembunyikan semuanya. Memasang wajah kebingungan seperti ditodong hukuman berat.
"Apa maksud perkataanmu? Aku tidak melakukan apa-apa, kau tahu? Joji sendiri yang mengizinkan aku untuk tinggal di sini selama masa pemulihanku."
"Sampai kapan? Sampai suamiku jatuh cinta padamu? Begitu?"
Naomi terlihat mengela napas sembari memejamkan mata. "Aku mengerti mungkin kau cemburu tapi aku dan Joji hanya mengobrol biasa, tak ada yang berlebihan?"
Kim tersenyum, menunduk menyembunyikan kekehan tak habis pikir. "Mengobrol biasa bagaimana aku tanya, kau jelas memasukan aphrodisiac ke dalam jus Mr. Jeon."
Naomi tampak tertegun, sebelum mendapatkan suaranya Kim kembali berujar.
"Lalu setelah itu kau kembali ke kamar, mengganti pakaian dengan kaos tipis dan melepas bra-mu. Berpura-pura bahwa lampu di kamarmu tiba-tiba mati padahal aku sendiri yang memasang semua lampu di rumah ini. Meminta tolong pada Joji untuk membetulkannya setelah itu kalian berdua-"
"STOP!" Naomi setengah menjerit, amarah terlihat di keseluruhan wajah. "Kau sudah keterlaluan Kim. Menuduh tanpa bukti seperti ini kau pikir Joji akan percaya?"
"Kau pikir aku membuhuhkan Joji untuk mengusirmu dari rumah ini?" Kim maju satu langkah memasuki kamar Naomi. Membungkam mulut kecil itu untuk semakin merasa terpojok.
Setiap satu langkah Taehyung diikuti oleh langkah mundur dari Naomi, hingga tubuhnya berakhir menyentuh plitur jendela. Ia tak bisa lari, tubuh tinggi itu itu menjulang di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMANOID HUSBAND [KookV]
Fanfic"𝘔𝘦𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘵-𝘶𝘱 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘪𝘴𝘵𝘦𝘮 𝘏𝘶𝘮𝘢𝘤𝘢𝘳𝘦. 𝘚𝘪𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘱𝘦𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘱𝘢 𝘏𝘶𝘮𝘢𝘯𝘰𝘪𝘥-𝘮𝘶." KookV Fanfiction Top!Jeongguk Bottom!Taehyung WARNING MPREG! Marriage Life BxB