Hari ke-064

715 112 38
                                    

28 Jam Sebelumnya

Anastasya langsung menutup mulutnya, setengah tak percaya dengan apa yang ia lihat di depan pintu apartemennya.

"El.. El! ELLLL!" Panggilannya berubah menjadi jeritan. Lalu tak lama suaminya datang masih lengkap dengan gelas anggur di tangan.

"Oh Jesus Crist.." Samuel tak kalah terkejut, tubuhnya kaku tak tahu harus melakukan apa. Untung saja Lucy sudah pergi ke tempat tidurnya, setidaknya anak umur lima tahun itu tak harus menyaksikan hal mengerikan seperti sekarang ini.

Taehyung membuang nafasnya cukup keras. "Maaf bertamu dikeadaan seperti ini. Tapi sepertinya aku butuh bantuan kalian." Lalu senyum lemah terbit di wajah berantakan itu.

Anatasya sadar dari keterkejutan, menarik tangan yang masih utuh untuknya masuk ke dalam apartemennya. Tak memperdulikan karpet mahalnya terkena bercak air dan darah dari Taehyung.

"Astaga Kim, tanganmu dingin sekali." Matanya memindai wajah pucat itu. "Kau masih hidup kan?"

Taehyung tersenyum maklum, "tentu saja." Ia tahu mereka berdua adalah salah satu orang yang tahu siapa ia sebenarnya. "Aku hanya terlalu lama kehujanan."

"Jika begitu mungkin mandi air hangat akan membantu." Tetapi tak lama perkataan Samuel itu mendapat delikan dari sang istri.

"Bodoh, kau tak lihat tangannya putus? Bagaimana jika terjadi korsleting?"

"Ah, kau benar." Lalu mengangguk setuju.

"Aku baik-baik saja. Maaf merepotkan kalian tengah malam seperti ini."

"Hei.. kau ingat aku sendiri yang mengundangmu untuk datang ke apartemen kami. Mana mungkin aku tak senang–" Anatasya langsung tersadar perkataannya, memukul mulutnya sendiri. "M-maksudku bukan aku senang atas keadaanmu sekarang tapi keputusanmu untuk berkunjung ke sini."

"Kau bicara apa sih?" Samuel berbisik di sisinya yang langsung dihadiahi oleh decak peringatan.

"Terima kasih. Aku pinjam kamar mandinya." Taehyung berlalu setelah diberi satu set handuk oleh Samuel.

"Kutaruh piyama baru di depan pintu. Anggap rumah sendiri oke?"

Taehyung mengangguk sembari tersenyum.

Tetapi senyum itu tak berlangsung lama, meluruh saat pintu kamar mandi tertutup dibelakang tubuhnya.

Berdiri di depan kaca besar itu, melihat keadaan tangannya sendiri. Pantas jika dua orang tadi terlihat akan mati terkejut. Entah bagaimana ia memperbaikinya, pikirannya sudah penuh dengan semua kejadian yang ia alami dalam sehari ini.

Tak percaya pula dalam sehari ia kehilangan tangan dan juga Mr. Jeon.

Pandangannya tertuju pada cincin yang masih tersemat di jari tangan yang ia letakkan di atas wastafel kamar mandi. Cincin yang dulu dipasangkan saat tangan kirinya masih tersambung utuh. Rasanya seperti hari kemarin, rasanya seperti mereka baik-baik saja. Masih sulit saat sekarang harus menariknya lepas.

Mungkin Taehyung harus mulai sadar, jika sejak awal ia hanya mencintai sendirian.

Dikelabuhi oleh sikap ramah dan perhatian Jeongguk, yang pada akhirnya kembali memilih menjadi seperti pria pada umumnya.

HUMANOID HUSBAND [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang