Hari Ke-029+

1.8K 195 23
                                    

Jeongguk tergesa berjalan menuju kamar adiknya sembari berharap jika ia tak menemukan suaminya sedang melakukan hal-hal aneh atas perintah Emily dan isi surat sialan itu.

Ia kecolongan. Memang sulit untuk menyesuaikan waktu antara pekerjaannya dan memperhatikan Taehyung. Pasalnya Jeongguk jika sedang bekerja menggarap novel, ia tak akan perduli dengan dunia luar. Membuat dunia baru dan asik menyusun imajinasinya ke dalam kalimat.

Kadang kala ia sampai dikira mati oleh beberapa tetangga yang tak melihat aktifitas dari rumahnya. Terkesan seperti rumah yang baru saja ditinggalkan si pemilik. Sepi dan dingin.

Padahal ia di dalam sana sudah seperti orang pecandu obat-obatan. Keluar tempat hibernasi- julukan yang sering Emily berikan- hanya untuk mengambil dan menghabisi stok makanan di dalam kulkas.

Setelahnya mengundang sejuta omelan dari editor sekaligus teman baiknya, Anatasya. Namun kali ini ia sedikit merasakan perbedaan setelah ia memiliki Taehyung. Tunggu, ia berhenti melangkah. Merutuki pemikirannya barusan.

Memiliki Taehyung? Benarkah Taehyung miliknya? Ia memiliki seseorang? Bukan lagi tumpukan kertas usang di jajaran lemari rak sana. Sudut bibir Jeongguk tertarik samar lalu tak lama ia menepuk keras pipinya. Sadar Jeongguk, kau harus tetap fokus mencari Taehyung.

Ia kembali berjalan dan membuka pintu bercat putih itu. Matanya menelisik ke dalam ruangan. Tak kunjung menemukan objek yang ia cari. Tujuan selanjutnya adalah kamar mandi.

Walaupun pikirannya sudah mengira akan hal-hal yang aneh tetap saja Jeongguk terkejut bukan main saat menemukan Taehyung dengan pakaian.. Jeongguk tak yakin tapi itu pakaian maid bukan?

Pakaian yang pernah ia lihat di cafe-cafe bertema Jepang dan di event besar anime. Dan sekarang ia melihat suaminya memakai pakaian berenda tersebut. Oh, shit.

Mengumpat dalam hati saat melihat Taehyung yang sedang menarik ke atas kaus kaki panjangnya.

Rok pendek itu tak menutupi keseluruhan kakinya. Bahkan Jeongguk bisa melihat bokong sintal itu mengintip jika si-empunya menunduk lebih rendah.

"Kim?" Panggilnya pelan. Tak bisa menyaksikan pemandangan di depannya lebih jauh lagi. Ia menyerah.

Taehyung tak kalah terkejut. Berdiri tegak dengan sekejap, melupakan sisi manusianya. Ia panik saat suara yang ia hapal terdengar di ruangan yang sama. Mungkin terlalu fokus pada apa yang tengah ia kenakan. Mengomentari ini dan itu hingga ia lupa jika di rumah ini bukan hanya ada dirinya sendiri.

Ia berjalan terburu-buru ke arah Jeongguk, memastikan jika pria itu tak salah paham atas penampilannya sekarang. "Mr. Jeon? A-aku.. ini.. tadi Emily-" hingga Taehyung tersandung kakinya sendiri. Gelagapan mencoba mencari pegangan ke arah sekitarnya atau bersiap jatuh menghantam permukaan lantai dengan wajah terlebih dahulu.

Namun hingga bermenit-menit berlalu tak ada perasaan apapun yang dapat otak buatannya itu proses. Melihat sekitar dan mendapati ia berada di dekapan suaminya.

Tentu dengan sigap dan reflek yang bagus, Jeongguk dapat dengan mudah menangkap tubuh ramping tersebut. Sudah seperti adegan opera sabun, waktu seakan melambat untuk mereka berdua.

Wajah berantakan itu yang pertama kali menjadi fokus Taehyung. Entah berapa hari ia tak melihat Jeongguk sedekat ini, pekerjaan suaminya membuat jarak tipis diantara mereka muncul kembali.

Ia hanya bisa melihat dari samping wajah itu saat mengantarkan makanan dan memberikan kebutuhan lain. Wajah letih tersinari cahaya dari layar komputer, tak sekalipun menoleh.

Lalu beralih pada bibir keringnya. Pucat, mengundang Taehyung untuk bertanya apakah pria itu cukup minum air putih atau tidak. Mata Taehyung bergantian menatap bibir dan membalas pandang Jeongguk. Mungkin menyiratkan jika ia meminta izin.

HUMANOID HUSBAND [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang