Hari ke-038

859 115 29
                                    

Suara decitan memenuhi parkiran sebuah hotel ternama. Jejak hitam dari goresan antara ban mobil dengan aspal menandakan jika si pengemudi saat ini sedang terburu-buru.

Taehyung menutup pintu mobil lumayan kencang, ia akan berterima kasih pada ayah mertuanya yang meminjamkannya mobil tanpa banyak pertanyaan. Mengajak memancing atau berburu jaket thrift terdengar tak terlalu buruk.

Ia melihat resepsionis mencoba menyapa dan bertanya ramah, namun terlalu cepat saat pintu lift tertutup terlebih dahulu.

Kamar nomor 9071, tanpa bersusah payah menelisik satu persatu, Taehyung menemukan kamar yang ditujunya. Kamar di ujung lorong dengan sekat sebuah lukisan besar.

Ia sangat tahu sistem di hotel ini, tak bisa asal masuk dan tentunya harus mempunyai kartu akses yang diberikan pada saat check-in.

Lorong itu terasa panjang, padahal langkahnya tak bisa dikatakan lamban. Mata Taehyung memicing menatap gagang pintu di ujung sana. Keningnya mengerut dalam dengan rahang mengatup rapat- yakin siapapun tak berani untuk menghentikannya. Detak jantungnya semakin cepat, memikirkan apa yang akan ia saksikan di dalam sana.

Taehyung mengambil napas panjang. Memejamkan matanya sejenak dan dengan satu gerakan membuka pintu di depannya. Gagang pintu otomatis itu masih ia genggam namun tak menempel lagi pada permukaan pintu.

Pasti suaminya akan membayar mahal untuk kerusakan ini. Membuang asal benda rusak tersebut, ia bergegas masuk. Tak seperti dugaan sebelumnya, mata Taehyung menemukan televisi yang dibiarkan menyala dengan volume keras.

"Oh ya Tuhan! Bagaimana bisa kau masuk ke sini?!" Sebuah suara membuat tubuh Taehyung berbalik, bertemu pandang dengan seorang wanita terbungkus gaun mandi. Rambut kecoklatan wanita itu di lilit oleh handuk kecil. Sambil mengapit leher gelas tipis berisi wine di tangannya, ia mendekati Taehyung.

"Room service?"

Taehyung bungkam, menelisik ruangan megah itu. Tak habis pikir sedang apa sebenarnya suaminya di tempat seperti ini dengan seorang wanita.. seperti ini. Matanya memandang wanita itu dari atas kepala hingga ke ujung kaki.

Tinggi sekitaran 163 cm, kulit kuning langsat dengan wajah Asiatic-Mongoloid yang khas. Taehyung ingat nama belakang wanita ini. Wang, Maria Wang. "Miss Wang?"

"Kau tak menjawab pertanyaanku. Apa kau tahu perbuatanmu sekarang ini melanggar privasi orang lain?!"

"Jika begitu, apa kau tahu dengan siapa kau tidur di kamar ini?" Taehyung tak menunggu jawaban dari wanita itu, kakinya melangkah mendekati area ranjang. Selimut tebal berwarna putih tak menutupi lengan seseorang yang tengah berbaring di dalamnya.

Tangannya dengan kuat menarik ujung selimut, menyibak hingga bagian atas, memperlihatkan suaminya tengah tertidur pulas. Tak terusik sama sekali oleh sinar matahari atau kegaduhan yang dibuat Taehyung di depan pintu sana.

Bibir Taehyung menipis, jemarinya meraih pergelangan tangan Jeongguk. Mengangkat tinggi-tinggi hingga menampilkan jari yang tersemat cincin berwarna silver. Menunjukkan juga pada wanita itu jemarinya yang tersemat cincin yang sama.

"Kau tak malu, kah Miss Wang?" Tanya Taehyung, memandang bergantian pada jemari Jeongguk dan pada wanita itu. Alisnya terangkat– tak berniat mengintimidasi tetapi dilihat dari gelagat wanita itu sekarang, Taehyung sukses membuat Maria Wang diam-diam menelan ludah gelisah. Tak bisa menjawab satupun pertanyaan yang terlontar terus menerus. Sikap angkuh tadi menguap entah ke mana.

"Maaf jika memang suamiku yang mengajakmu terlebih dahulu, tetapi aku rasa kau masih punya harga diri untuk menolaknya, bukan? Terlebih yang aku tahu kau adalah seorang wanita terhormat yang dikagumi oleh banyak kalangan."

HUMANOID HUSBAND [KookV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang