Untuk Jenius Musik

45

"kakek-!"

Son Yoo-ha berlari seolah dia akan jatuh dan jatuh ke pelukan Pimpinan Wang. Meski waktu yang singkat, namun hal itu pasti tidak mudah bagi seorang anak. Tangan yang menggenggam erat kerahnya membuat seolah-olah seseorang sedang menyaksikan reuni keluarga terpisah.

"Yonseok, aku akan bertahan dan ayo pergi bersama Haebi."

Ketua Wang menepuk sisi tempat tidur cucunya. Jika Anda melihatnya seperti ini, dia terlihat seperti anak kecil yang tidak berdaya. Anak ini sangat menggemaskan sehingga saya merasa akan melakukan apa pun untuknya.

"Yuha, haruskah kita menyapa kakek Hyun juga?"

Son Yu-ha mendongak kaget. Setelah memeriksa Ketua Yoo, dia menyeka matanya yang basah dengan lengan bajunya dan dengan cepat menyapa. Rona merah di pipi chubbynya nampaknya cukup memalukan. Pemandangan itu sangat lucu sehingga Pimpinan Yoo dan Pimpinan Wang saling memandang dan tersenyum. omong-omong.

"Sekretaris Kim, mengapa ada begitu banyak orang di bandara?"

Saya tidak berbicara tentang pelancong biasa. Itu mengacu pada pasukan keamanan. Sekilas, selain polisi bandara, satuan militer juga sedang berpatroli.

"Dikabarkan banyak tamu negara, termasuk presiden, yang akan datang ke Tanah Air untuk mengikuti kompetisi ini. "Tampaknya Belgia menaruh banyak perhatian pada keamanan."

Ketua Wang juga penasaran. Berapa banyak VIP yang memasuki negara ini dan mengapa mereka begitu mengkhawatirkan keamanan? Jika kamu melihat lebih dekat, kelompok Ketua tampaknya juga tidak luput dari perhatian. Bukankah para pengawal yang mengenakan jas hitam bergerak dengan sempurna pada saat yang bersamaan? Siapa pun yang melihatnya pasti mengira dia adalah bos mafia atau semacamnya.

*

Perang Bintang.

"Sungguh menakjubkan."

Itu adalah kontes yang menarik perhatian bahkan sebelum dimulai, dengan partisipasi talenta-talenta baru dari seluruh dunia. Meski demikian, Adam tak bisa menyembunyikan keterkejutannya terhadap orang-orang yang berkunjung ke Brussel.

"Pemula, kamu sangat beruntung."

Pemula yang berdiri di sampingku menelan ludahnya. Awalnya, seorang pemimpin redaksi seharusnya datang, tapi Adam yang membawanya. Meskipun saya mengharapkannya, motivasi saya jelas. Terlebih lagi, mereka bilang mereka akan memberi pria jelek itu satu potong kue beras lagi.

"Ini adalah parade para master hebat yang jarang terjadi bahkan di dunia klasik."

Itu bukan hanya satu atau dua orang. Tokoh-tokoh besar dunia klasik berkumpul di Brussel seolah-olah mereka telah membuat janji. Adalah suatu kesalahan untuk berpikir bahwa hal ini selalu terjadi. Dibandingkan dengan para master, para pendatang baru masih pemula, dan tidak pernah ada kasus di mana seorang master sendiri terbang dengan pesawat untuk melihat mereka bermain. Saya tidak tahu apakah sebaliknya. Dikatakan bahwa orang yang sangat kaya dari Asia juga telah datang.

"Pemimpin Redaksi."

Saat itu, mata pemula itu bergetar seolah-olah sedang terjadi gempa bumi. Dia nampaknya cukup terkejut melihat di depan matanya para guru besar yang hanya dia lihat di buku. Dari Queen of Strings hingga kebanggaan London Symphony. Masing-masing dari mereka adalah tamu terhormat nasional. Terlebih lagi, ada orang yang sama sekali tidak terduga.

"Museum ini benar-benar menjadi hidup."

Bukankah ada pemain biola legendaris Gustav, yang konon mengantarkan abad ke-20 bersama Jascha Heifetz? Meskipun ia adalah seorang lelaki tua yang tidak lagi bermain biola, ia adalah seorang master hebat yang telah meninggalkan jejak besar di dunia musik klasik. Semua master tidak segan-segan menunjukkan rasa hormat kepadanya.