CHAPTER 9

30 10 3
                                    

Di dalam ruangan laboratorium yang terang benderang, atmosfer yang tegang memenuhi udara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di dalam ruangan laboratorium yang terang benderang, atmosfer yang tegang memenuhi udara. Dokter Matt, dengan wajah yang serius, tenggelam dalam pekerjaannya membuat sampel untuk mengubah anak-anak menjadi mutant.

Ketika berfokus pada tugasnya, terkadang dia juga terhanyut dalam pikiran yang suram, merenungi konsekuensi dari tindakannya.

Setelah berhasil membuat satu sampel, Dokter Matt meletakkannya dengan hati-hati di dalam sebuah lemari kaca. Dia memandangi sampel itu dengan tatapan yang penuh kepedihan, pikirannya melayang dalam pencarian jawaban atas keputusan-keputusan yang telah diambilnya.

"Aku sudah muak dengan perjanjian omong kosong ini!" gumamnya dengan nada kesal, nafasnya terengah-engah.

Dengan langkah berat, Dokter Matt menuju pintu keluar, hanya untuk bertemu dengan Albert yang tiba-tiba muncul di ambang pintu.

"Albert?" desis Dokter Matt, terkejut oleh kehadiran Albert.

Albert memasuki laboratorium dengan langkah mantap, matanya menelusuri ruangan dengan penuh perhatian.

"Kau sudah membuat yang baru?" tanya Albert dengan serius.

Dokter Matt tahu persis apa yang dimaksud Albert - sampel yang baru saja dibuatnya.

"Ya..." sahut Dokter Matt dengan suara lirih.

Albert memperhatikan Dokter Matt yang tampak malas berbicara dengannya, alisnya sedikit terangkat.

"Ada apa, Matt?" tanya Albert dengan serius, "Apa kau masih dendam atas kejadian kemarin?"

Dokter Matt melirik Albert dengan malas, meneguhkan hatinya untuk berani berbicara dengan lebih tegas mulai sekarang.

"Aku masih belum bisa menerima tindakanmu membawa anak-anak ke lantai bawah," ucapnya tajam, tatapannya dengan tegas ke arah Albert.

"Lalu?" tantang Albert, wajahnya mencerminkan intimidasi.

"Mulai sekarang, aku tidak akan lagi menjadi alat untuk kepentinganmu. Aku tidak akan membiarkan para anak menjadi korban atas rencanamu, Albert!, Lebih baik dunia yang sudah hancur ini kosong daripada dihuni oleh para generasi yang telah kau ubah!" teriak Dokter Matt dengan suara gemetar oleh amarah yang mendidih.

"Aku di sini untuk merawat mereka, untuk menjadikan mereka harapan bagi masa depan manusia di dunia yang sudah hancur ini!" lanjutnya dengan suara bergetar.

Mereka berdua berdiri ditengah sana, yang dipenuhi dengan keheningan yang menyakitkan. Albert menatap tajam ke arah Dokter Matt, wajahnya dipenuhi dengan kebencian yang tak terbantahkan.

Sebaliknya, Dokter Matt mempertahankan dirinya dengan tatapan yang tegas, berani menghadapi intimidasi yang datang darinya.

"Jadi, kau mengkhianati kubu kita, Matt?" desak Albert, suaranya menggema di antara dinding laboratorium yang suram.

Dokter Matt tidak mundur. Dia menyusun kata-kata dengan hati-hati sebelum akhirnya melepaskan kata-kata itu dengan keberanian yang meyakinkan.

"Aku tidak peduli pada konflik kalian!! Dan aku bahkan tidak termasuk dari kubu manapun! Aku hanyalah seorang dokter yang ingin memberikan sebuah harapan terakhir untuk mengembalikan populasi manusia yang sudah hampir punah!"
Jelasnya, suaranya bergema di antara keheningan malam yang menakutkan.

Albert terdiam sejenak, matanya terus menatap tajam ke arah Dokter Matt, mencoba menembus pertahanan yang kokoh. Namun, dalam tatapan dokter itu, Albert merasakan keberanian yang tak tergoyahkan, keberanian yang tidak bisa diabaikan.

"Lakukan apa yang kau anggap benar, Matt,"
ucap Albert akhirnya dengan suara yang reda. "Tapi ingatlah, setiap tindakan memiliki konsekuensi. " Lanjut Albert akhirnya, membuat Dokter Matt tidak percaya akan responsnya.

"Hah?" Dokter Matt terkejut.

"Iya, benar. Jika itu pilihanmu, lakukan saja," kata Albert dengan santai. Sikapnya menunjukkan bahwa dia tidak terpengaruh sama sekali oleh penjelasan yang dipaparkan Dokter Matt.

"Dengan begitu, pergilah dari sini, dan jangan pernah berhubungan lagi dengan panti asuhan ini!!, " tegas Dokter Matt, menunjuk pintu untuk mengusir Albert.

Tatapan Albert menyiratkan kebingungan, tapi dia mematuhi perintah itu. Dengan langkah mundur, Albert menatap Dokter Matt sekali lagi sebelum akhirnya berbalik dan pergi dari laboratorium.

Dokter Matt merasa lega, menghela napas panjang. Dia berdiri Selama beberapa menit untuk meredakan emosinya yang hampir meluap.

Kemudian dokter Matt pergi ke arah pintu lain dari laboratorium, meninggalkan semua pikiran suram dan keraguan di belakangnya.

Sementara itu...

Di luar pintu laboratorium, Albert ternyata masih bersandar di sana, mengintip melalui celah pintu, menunggu Dokter Matt benar-benar pergi.

"Heh. Bodoh!" gumamnya dengan senyum sinis di bibirnya.

Ketika dokter Matt benar-benar sudah tidak ada diruangan laboratorium, Albert menyelinap kembali ke dalam sana. Dengan gesitnya, dia mengambil sampel yang tersimpan di lemari kaca sebelumnya, kemudian bergegas keluar ruangan.

Melangkah dengan mantap, Albert sampai di lantai bawah, tempat para remaja yang telah berubah menjadi mutant dipenjara.

Dia menekan sebuah tombol, menyebabkan terbukanya semua sel sekaligus. Dengan langkah mantap, dia berjalan ke depan, yaitu sebuah pintu besi menuju dunia luar yang harus melewati lorong-lorong di antara sel-sel yang memuat para mutant yang ganas.

Pintu keluar yang satu-satunya menuju dunia luar tertutup. Para mutant mulai keluar dari sel-sel mereka, menggeram lapar, dan terror pun dimulai.


***

THE MUTANT ( In the orphanage )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang