CHAPTER 5

46 9 0
                                    

Tapi kenyataannya tidak demikian, Dokter Matt tidak mengurung mereka di ruang bawah, melainkan mereka diantar kembali ke kamar mereka masing-masing.

Dituntun oleh kedua suster yang merangkul mereka dengan lembut.

"Jangan berbuat nakal lagi ya..." ucap suster itu dengan senyuman hangat di bibirnya.

Neena membalas senyuman suster, sementara Tosia menatap dengan ekspresi malas.

Pintu kemudian tertutup, dikunci dari luar oleh suster yang namanya belum mereka ketahui.

Tosia mendekati jendela, memandang ke kamar seberang yang ditempati oleh Alex.

"Dia pasti sangat menyesal, rencananya gagal," kata Neena dari belakang Tosia, wajahnya terlihat murung.

Tosia menoleh dengan tatapan sinis sebelum sekali lagi memandangi luar melalui jendela pintunya.

"Ini sungguh bodoh, kenapa tidak ada pintu keluar di sana?" desis Tosia dengan rasa kesal yang jelas terpancar dari suaranya.

"Memangnya kau tidak tahu bahwa tempat ini berada di bawah tanah?" tanya Neena yang masih berada di belakang Tosia.

"Aku tahu..." jawab Tosia dengan nada malas.

Tosia kemudian berjalan dengan langkah lunglai menuju ranjang tempat tidurnya, mencoba melupakan apa yang baru saja terjadi. Neena juga naik ke ranjangnya, mencoba menenangkan pikirannya yang sudah berantakan akibat kejadian tadi.

Tosia berbaring dalam keheningan, pikirannya menjadi pusaran pikiran. Neena juga  berbaring diranjangnya, menatap dinding.

Kamar itu tenggelam dalam keheningan yang mendalam, sementara jam terus berdetak hingga akhirnya menunjukkan pukul 3 dini hari.

"Apa yang dokter sialan itu katakan?" Suara Tosia menusuk keheningan.

"Dia menunjukkan rekaman CCTV, menanyakan usiaku, dan apa yang akan ku rencanakan jika berhasil keluar," Neena menjawab tanpa berbalik menghadap Tosia, pandangannya masih terpaku pada dinding.

"Bagaimana denganmu?" Neena tanya balik.

"Dia hanya menunjukkan rekaman CCTV, lalu keluar ruangan dengan cepat, mungkin karena dia kesal aku sudah memakinya," jelas Tosia.

Neena tidak menjawab, tidak yakin apa yang harus dikatakan.

"Aku penasaran apa yang dikatakan Dokter Matt kepada Alex," Neena merenung.

"Mau mengirim catatan kepadanya?" Tawar Tosia.

Neena bangkit dari tempat tidurnya.
"Boleh. Apakah notebook nya masih ada?, "
Dia mengorek-ngorek laci di samping tempat tidurnya. "Ketemu!"

Tosia mendekati Neena, duduk di sisinya sambil mulai menggoreskan tinta di selembar kertas.

'Hey Alex, kabar baik? Apa yang dikatakan Dokter Matt kepadamu selama interogasi?'

Tosia melipat kertas yang sudah ia tulis.

Sisss...

Dia meluncurkan kertas itu seperti yang selalu mereka lakukan, sebuah isyarat harapan hening dari mereka berdua.

Sambil menunggu, keduanya terbaring di lantai, mata mereka terpaku pada langit-langit kamar yang terhiasi oleh sarang laba-laba yang sudah lama tidak dibersihkan. Udara dingin menyentuh kulit mereka, menambah kesan keputusasaan atas nasib mereka yang tampaknya terjebak di tempat ini tanpa harapan untuk keluar.

Suasana kembali hening setelah pertanyaan terakhir, tetapi Tosia memutuskan untuk memecah keheningan tersebut,

"Neena..."

THE MUTANT ( In the orphanage )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang