CHAPTER 10

35 10 1
                                    

Dalam pandangan gelap, ketika tidurnya yang lelap terputus, Tosia terbangun dalam dunia yang hampa. Namun kali ini, bukanlah dunia biasa yang dia temui, melainkan kegelapan yang menyelimuti ruangan tanpa arah yang jelas.

Atmosfer yang mencekam menyelimuti ruangan, membuatnya merasa gelisah walaupun sekelilingnya hanya berwarna hitam. Tidak ada yang tampak, kecuali kegelapan.

Tosia menyadari bahwa ini hanyalah sebuah mimpi, namun perasaan lemas dan kekosongan memenuhi dirinya saat dia duduk di tengah-tengah kegelapan, memeluk lututnya sambil menatap ke depan dengan pandangan kosong.

" Tosia!!"

Namun, suara panggilan yang menggema di kegelapan ini mengganggu kedamaian. Tosia mengabaikannya, mengira itu hanya suara dari kenangan masa lalu.

" Tosia!!"

Namun, suara itu terus mengulang panggilannya, membuatnya semakin bingung dan gelisah.

"Bangun!!!" suara itu berteriak lagi, kali ini dengan lebih keras.

Tosia terkejut dan kesal, "Apa apa-an suara ini, menggangguku saat aku sedang termenung," gumamnya dalam hati.

Namun, suara itu terus berteriak, memaksanya untuk bangun dari tidurnya.

"TOSIA, BANGUN!!!!"

Tosia akhirnya tersadar dari tidurnya, menemukan Neena yang sedang menggoyangkan tubuhnya dengan panik, mencoba membangunkannya.

Sirine berbunyi di seluruh ruangan, dan melalui jendela pintu terlihat banyak orang berlarian dengan wajah panik.

"Ada apa??" Tosia bertanya, masih dalam keadaan bingung.

"Monster!! Di luar sana!!" Neena dengan gemetar mengatakan, ketakutan telah menyelimutinya.

Tosia segera bangkit dari tidurnya, merasakan adrenalin memuncak. Dia berlari menuju pintu kamarnya, dan melihat bahwa benar, beberapa anak-anak dan suster sedang berlarian.

Banyak mutant berkeliaran di luar, menyerang siapa pun yang mereka temui.

Pintu kamar anak-anak telah terbuka, bersama dengan pintu kamar lainnya.

"TOLONG, BUKAKAN PINTU KAMI!!" teriak Tosia, berusaha membuka pintu dengan panik yang terpancar dari wajahnya.

Tapi tidak ada yang merespons, semua sibuk dengan ketakutan masing-masing.

"TOLONG KAMI!!!" seru Tosia sekali lagi.

Suster Ama, yang sebelumnya berlari, terdistraksi oleh teriakan Tosia.

Dengan cepat, ia mencari kunci untuk membuka pintu kamar mereka. Namun, sebelum dia bisa melakukannya, Mutant menyerangnya, menerkamnya tepat di depan mata Tosia dan Neena.

Mata mereka terbelalak, terkejut dan terpaku melihatnya, seolah tidak percaya dengan apa yang mereka saksikan.

Mutant itu merobek wajah suster Ama dengan kejam, sehingga kulitnya terpisah dengan otot dan dagingnya, menyebabkan darah bercucuran dan tubuhnya terbujur kaku.

Neena merasa sesak dan shock melihat kejadian mengerikan di depan matanya.

Tosia, untuk kedua kalinya, menyaksikan kematian yang mengerikan di hadapannya. Dia terpaku, pikirannya kacau melihat pemandangan mengerikan di depan matanya.

Kunci yang sebelumnya dipegang oleh suster Ama terlempar jauh ke lantai, terabaikan di antara kekacauan yang terjadi.

Tak sedikit dari mereka yang berhasil selamat dari serangan para mutant yang tiba-tiba itu.

THE MUTANT ( In the orphanage )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang