Tosia merasakan denyut panik memenuhi setiap serat ototnya saat dia terus berlari melalui lorong-lorong gelap yang dipenuhi oleh bayangan-bayangan menakutkan. Lampu remang-remang yang samar-samar menerangi jalanannya, menciptakan suasana yang semakin mencekam di sekitarnya.Tidak ada tanda-tanda kehadiran para mutant sejak dia terakhir kali melihat mereka, namun kesadarannya akan bahaya yang mengintai membuatnya tetap waspada. Rasa bersalah yang meninggalkan Neena masih menghantui hatinya, berat seperti beban yang tak terlupakan, menambah tekanan pada setiap langkahnya yang tersengal-sengal.
Ketika Tosia berhenti sejenak untuk menangkap napasnya, dia menyadari betapa besarnya tempat ini. Penerangan yang minim membuatnya kehilangan arah, dan dia merasa seperti terjebak dalam gelap yang tak berujung.
Namun, ketika Tosia hendak melanjutkan perjalanannya, suara mengeram yang mencekam membuyarkan keheningan. Tosia mengetahui bahwa monster yang telah membuat kekacauan di panti asuhan ini sedang berada di dekatnya.
Dibelokan tembok lorong, dia menemukan mutant yang berdiri tak bergerak, menghadap kebelakang. Tosia bisa melihat dengan jelas bahwa mutant itu dulu adalah anak-anak seperti dirinya, karena pakaian yang dikenakan sama, dan masih terpasang ditubuhnya, namun sekarang terdistorsi menjadi sesuatu yang mengerikan.
Dengan hati berdebar, Tosia melangkah maju, berusaha melewati mutant itu tanpa menarik perhatiannya. Namun, seekor tikus yang lewat di depannya membuat mutant itu terdistraksi, dan dengan cepat dia merangkak mendekati Tosia.
Tanpa ragu, Tosia meraih sebatang kayu dan berbalik menghadapi monster yang mengerikan itu. Nafasnya tersengal-sengal, otaknya dipenuhi oleh kepanikan saat dia berusaha mencari cara untuk bertahan hidup.
" KEMARILAH, JELEK!!" teriak Tosia dengan amarah, menghadapi kegelapan yang mengancam merenggutnya. Sesuatu yang ganas bersemangat mendekatinya dengan kehausan yang tak terbendung. Mereka berdua terlibat dalam pertarungan antara manusia dan Mutant, di antara kehidupan dan kematian.
Raut wajah Tosia dipenuhi dengan emosi dendam yang menggebu, tanpa sepatah katapun yang diucapkannya. Dalam gemuruh keheningan, pukulan keras menghantam wajah Mutant, mengirimnya terkapar ke lantai dengan kehancuran yang memilukan. Tosia tak terbendung oleh rasa belas kasihan, terus memukul monster itu dengan keras, hingga amarahnya terlampiaskan dengan penuh kepuasan.
Saat keheningan menenangkan lorong yang sunyi, Tosia mengatur napasnya dengan hati-hati, merasakan sedikit kelegaan setelah melepaskan amarahnya.
Namun, pandangannya tertarik pada mutant yang terkapar di hadapannya. Ini adalah kesempatan pertamanya untuk memeriksa monster itu dengan cermat, dan rasa ingin tahu yang tersembunyi dalam ketakutannya mulai tumbuh.
Dia mendekati tubuh mutant itu dengan hati-hati, meraba-raba setiap detail yang tersembunyi di balik kulit yang mengeras dan gigi yang berbentuk seperti hewan karnivora.
Meskipun wajahnya terhancur karena pukulan Tosia, namun fitur-fitur mutant itu mengungkapkan sesuatu yang lebih menyeramkan.
Dan ketika mata Tosia mencapai leher mutant, angka "038" yang tertera di sana menggugah rasa penasaran dan kecemasan yang mendalam.
Namun, sebelum Tosia bisa mencerna temuannya, monster itu bangkit kembali dengan gerakan yang ganas, menghantam matanya dengan cakar tajamnya.
Tosia terkejut dan kesakitan, darah memercik dari luka di matanya, hampir menutupi separuh wajahnya. Serangan berikutnya datang dengan kecepatan yang mengejutkan, memaksa Tosia untuk mengambil tindakan cepat.
Dalam kepanikan dan ketakutan, Tosia berlari menuju pintu yang terdekat, dengan mutant yang mengejarnya dengan kejam.
Dengan gerakan cepat, Tosia berhasil masuk ke dalam, sebuah ruangan bertuliskan " UKS", menutup pintu di belakangnya sebelum monster itu bisa mencapainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MUTANT ( In the orphanage )
Mystery / Thriller( completed) Di kedalaman panti asuhan yang tersembunyi di bawah tanah, Tosia, seorang gadis berusia 14 tahun, berbagi takdir gelap dengan anak-anak seusianya. Dikelilingi oleh dinding-dinding yang menahan rahasia mengerikan. Para suster yang merawa...