Part 5

865 159 25
                                    

Setelah jam pulang sekolah, Haechan dan teman-temannya tak langsung pulang ke rumah. Sebenarnya Haechan dan Jaemin juga malas kalau harus cepat-cepat pulang ke rumah dan bertemu kedua kakaknya, yang ada malah mood mereka yang rusak.

Tadi saat masih jam pelajaran berlangsung, Yangyang sempat mengajak dua kembar untuk berkumpul. Dan sekarang, berakhirlah mereka di sini, di lapangan basket indoor yang kebetulan memang sedang tidak dipakai untuk kegiatan sekolah.

Mereka berenam, lebih tepatnya mereka berempat kini memulai permainan basket mereka, sedangkan Yoshi dan Jaemin memilih untuk duduk memperhatikan teman-temannya di pinggir lapangan. 

Empat anak dibagi menjadi dua tim, saling menyerang, mendribble, hingga memasukkan bola ke ring lawan. 

"Woo oper!" 

"Chan anjir ngapain malah tiduran wehh ini gue ngehadang dua orang ini, bantuin!!"

"SHOOT!" 

"Hoon masukin bola ke ring yang sana bege! Kenapa malah di ring sendiri!"

"Capek anjir!"

"Cakep banget gue!"

"Hyunjin anjir bolanya mental jauh banget bege!"

Teriakan-teriakan keempat anak yang bermain basket itu memenuhi lapangan. Keempatnya bermain cukup santai juga terkadang diselingi dengan candaan yang akan dilontarkan, karena memang dari awal mereka bermain hanya untuk bersenang-senang.

"YO SEMANGAT GUYS!!!"

"Jihoon lo payah banget!"

"Haechan ayo Chan kalahin timnya Jihoon!" 

"Woo bangun woiii malah delosor di situ!"

Tak hanya para pemain yang mengeluarkan teriakan indah mereka, sesekali Yoshi dan Jaemin juga ikut andil dalam memberikan semangat dan sorakan untuk keempat temannya. Mereka fokus pada permainan mereka sendiri tanpa sadar sedari tadi ada yang memperhatikan mereka.

Di balik tribun penonton, tepatnya di depan pintu masuk lapangan, terlihat beberapa kakak kelas mereka yang sedari tadi memperhatikan permainan basket Haechan dan kawan-kawannya. Jeno dan para sahabatnya sebenarnya ingin melepas penat setelah seharian berkutat dengan ulangan dadakan yang diadakan oleh guru killer mereka.

Namun saat baru memasuki pintu masuk lapangan indoor, Jeno dan yang lainnya sudah disuguhi dengan berbagai teriakan yang menyambut gendang telinga mereka. Saat mereka berjalan lebih masuk lagi ke lapangan, ternyata ada beberapa adik kelas mereka yang sedang bermain basket juga.

"Ealah udah ada yang nempatin lapangannya duluan njir," keluh Shotaro. 

Sebenarnya lapangan indoor tersebut cukup luas, jika hanya untuk bermain-main basket saja mungkin bisa dibagi, namun, saat ini mereka sedang ingin menikmati waktu tanpa diganggu orang lain.

"Gabung aja tuh sana sama mereka," ujar Junkyu, salah satu sahabat Jeno juga.

"Males ah," ucap Felix.

Mereka terus berdebat apakah mereka akan tetap bermain basket atau tidak. Sedangkan Jeno, sedari tadi Ia hanya diam dengan mata yang terus menatap lurus ke arah lapangan, tempat Haechan dan yang lainnya bermain basket.

"Eh tapi mereka ok juga mainnya," ucap Sanha melihat permainan para adik kelasnya.

"Kayak tau aja lo soal basket," ledek Junkyu.

"Dih gue gini-gini engga pernah absen kalo ini 3 monyet main yaa, jadi gue tau lah soal basket, engga kayak lo, apaan sahabatnya lagi tanding bukannya dukung malah tidur di perpus lo," ujar Sanha sembari menunjuk ketiga sahabatnya, Jeno, Shotaro, dan Felix.

Sweet FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang