Part 10

2.6K 259 21
                                    

"Loh ayah kok udah di rumah?" pertanyaan di pagi hari dari Jaemin saat melihat ayahnya yang sudah duduk di ruang makan.

Donghae tersenyum menyambut kedatangan sang putra, "Sini duduk dulu anak ayah,"

"Katanya ayah keluar kota 10 hari, ini belum ada 10 hari kok udah pulang?" tamya Jaemin lagi setelah mendudukkan dirinya pada kursi di sana.

"Iya, ayah percepat biar bisa lebih cepet ketemu kalian di rumah," jawab Donghae.

"Oohh, terus ayah sampe di rumah kapan? Kok Jaemin engga tau sih kalo ayah nyampe rumah,"

"Baru pagi tadi, kalian pasti masih tidur," jawabnya, "Abang-abang mu mana Na?" tanya Donghae saat tak melihat anaknya yang lain turun ke ruang makan.

"Tadi Echan baru aja mandi, kalau abang yang lain engga tau deh,"

.

.

.

Haechan baru saja selesai bersiap-siap, Ia pun mengambil tas nya dan segera keluar dari kamar untuk menuju ruang makan.

Tepat saat Ia membuka pintu, pintu kamar Jeno yang berada di sebelahnyapun juga terbuka, menampilkan sang pemilik kamar yang juga sudah siap untuk berangkat sekolah.

Haechan memilih untuk menahan langkahnya, membiarkan sang kakak berjalan terlebih dahulu. Namun tanpa disangka, ternyata Jeno malah menghampirinya yang masih terdiam di depan pintu kamar.

Haechan bisa melihat Jeno yang berjalan kearahnya dengan tatapan datar namun tajam.

"Kenap-" ucapan Haechan terpotong saat kaki kananya secara sengaja diinjak oleh Jeno. Ia mengernyit menahan sakit yang mulai terasa.

"Lo udah mulai berani ya sekarang, bahkan sampai mukul Bang Renjun," tekan Jeno disetiap katanya, juga dengan tekanan di kakinya.

Haechan berusaha untuk menarik kakinya, namun tenaganya tak sebanding dengan tenaga Jeno.

"Gue engga akan mukul Bang Renjun kalau dia engga ngehina mama gue," balas Haechan juga akan penekanan disetiap katanya. Ia ingin pergi dari sana namun Jeno menghadang tubuhnya, apalagi kakinya yang masih diinjak oleh sang kakak. Walaupun sakit, tapi Ia tak ingin terlihat lemah di depan Jeno.

Melihat keberanian Haechan, memancing emosi Jeno, langsung saja Jeno menarik kerah baju anak itu, "Lo-"

"ANAK-ANAK AYO TURUN SARAPAN!" teriakan Donghae menginterupsi keduanya.

Jeno kemudian mundur melepaskan kerah Haechan dan juga kaki yang sedari tadi Ia injak.

"Inget ini, lo sama kembaran lo itu cuma anak dari selingkuhan, jadi jangan belagu kalau masih mau numpang di sini," ucap Jeno dan segera berlalu dari sana.

Sedangkan Haechan masih di sana, sakit di hatinya akibat hinaan yang dilayangkan untuk Mama lebih sakit dari pada kaki Haechan yang mungkin beberapa saat lagi akan terlihat memar karena injakan Jeno.

"Sakit banget anjing, dasar titan," ringis Haechan mengusap-usap kakinya.

Mama, Haechan sama Jaemin di sini baik-baik aja, Mama jangan khawatir, batin Haechan menyampaikan pesan pada Mamanya yang Ia tak tahu apakah pesan yang selama ini Ia dan Jaemin ucapkan akan tersampaikan pada Mamanya atau tidak.

Ia kemudian melanjutkan jalannya. Namun saat berada di depan kamar Renjun, Ia menghentikan langkahnya kembali.

Dikeluarkannya susu coklat dari dalam tasnya, ada sticky note yang tertempel di depannya. Ia letakkan di depan kamar sang kakak. Kemudian Ia langsung menuju ruang makan, menghampiri Donghae, Jaemin, dan juga Jeno yang sudah duduk terlebih dahulu di sana.

Sweet FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang