Part 7

2.2K 260 47
                                    

Hingga kini, hubungan keempat anak-anak Donghae itu tak menunjukkan adanya kemajuan mengenai kedekatan mereka. Justru semakin kesini, keempat anak itu semakin terlihat jika mereka sama-sama belum menerima kenyataan saat ini.

Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya motor baru milik Haechan dan Jaemin telah tiba di rumah. Bahkan hari ini, mereka sudah berangkat menggunakan motor tersebut.

Brumm! brumm! brumm!

Terdengar dua motor sport memasuki wilayah sekolah, hal itu sempat menjadi pusat perhatian beberapa murid lantaran seperti baru pertama kali melihat motor tersebut berada di area sekolah.

"Anjay motor baru nih!" ucap Jihoon yang juga baru saja memarkirkan motornya di sebelah motor si kembar. Alisnya naik turun seakan tengah menggoda teman kembarnya tersebut karena mereka yang membawa motor baru.

Haechan dan Jaemin yang baru saja melepas helmnya hanya menampilkan cengirannya yang lebar.

Mereka bertiga kini berjalan menuju kelas, "Oh iya Chan, lo nanti jadi ikut seleksi tim basket kan?" tanya Jihoon yang sedang merangkul bahu Jaemin.

Haechan yang ditanyapun mengangguk, "Iya, lo juga jadi ikut kan?"

"Pasti dong," jawab Jihoon semangat, "Kalo lo Jaem? Beneran engga mau ikut basket?" tanya Jihoon beralih menatap Jaemin yang dirangkulnya.

"Engga deh kalian aja, gue mager," jawab Jaemin.

Jihoon berdecak, "Emang cocok lo sama Yoshi, magernya ngga ketulungan," ucapnya yang membuat gelak tawa Haechan pecah dan Jaemin hanya menggelengkan kepalanya.

Brak!

"Anjing!" umpat seseorang yang baru bertabrakan dengan mereka. Terlihat orang itu yang sudah emosi sembari mengibas-ngibaskan tangannya yang terkena air minum yang tumpah karena insiden tabrakan tadi.

"Sorry," ucap Jaemin dengan tangannya yang masih mengelap baju seragamnya yang juga terkena sedikit cipratan air minum yang dibawa oleh murid di depannya ini. Walaupun bukan kesalahan mereka bertiga, karena memang insiden tabrakan itu terjadi di belokan koridor jadi mereka sama-sama tak melihat jika ada orang di depannya, tapi Jaemin berinisiatif untuk meminta maaf terlebih dahulu.

"Sorry?" tanya murid di depan mereka dengan wajah menyebalkan.

"Iya, sekali lagi kita minta maaf, kita engga lihat ada orang yang mau belok tadi," ucap Jaemin lagi.

"Enak banget lo ngucap maaf setelah numpahin air minum gue," ucap sang murid dengan wajah tak santainya.

Dua kembar yang mendengar ucapan murid di depannya itupun mengernyitkan dahi bingung, berbeda dengan Jihoon yang sedari tadi sudah was-was dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Maaf tapi kejadian tadi juga bukan sepenuhnya kesalahan kita, dan kita udah minta maaf," ucap Haechan.

"Bukan kesalahan kalian gimana? Udah jelas-jelas kalian yang ngehalangin jalan gue!" ucap Eric, orang yang bertabrakan dengan mereka.

"Ini sekolah, jadi semua orang punya hak untuk jalan di sini," ujar Jaemin menatap dingin kearah Eric.

"Jaem udah Jaem engga usah nyari masalah sama Bang Eric," bisik Jihoon di telinga Jaemin. Ia hanya tak ingin jika setelah ini mereka akan berurusan dengan gengnya Eric, karena itu akan sangat merepotkan.

"Oke, kita disini bener-bener minta maaf sama lo Bang, kita juga engga sengaja tadi," ujar Haechan berusaha untuk tak memperpanjang masalah tadi.

"Engga segampang itu ya gue maafin,"

"Terus mau lo apa bang? Lo mau kita ganti minuman lo?" tanya Haechan yang sudah malas memperpanjang masalah yang sebenarnya sepele menurutnya.

"Ganti rugi minuman gue? Lo kira gue semiskin itu buat beli minuman ini hah!"

Sweet FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang