Selamat membaca
.
.
.
بسم الله الرحمن الرحيم
Setelah beberapa hari menyiapkan rencana pernikahan anak pertama dan anak kedua kini kyai Arifin sudah siap untuk menyambut lelaki yang ia tunggu-tunggu, dan sebaliknya kedatangan lelaki itu disambut ramah dengan keluarga kyai Arifin."Akifa, sini dulu nak" panggil kyai Arifin, akifa yang berada di dapur tak jauh dari ruang tamu menghampiri abbi nya yang duduk di sofa, "ada apa bi".
"Abbi mau tanya, jika kamu menginginkan nya apa kamu menerima dia, siapa pun itu" ucap kyai Arifin.
Akifa yang mendengar penjelasan kyai Arifin seketika membulat, maksudnya apa?
"Maksudnya, apa bi?" Akifa balik bertanya. "Mungkin abbi perlu jelaskan panjang lebar, apa maksud abbi" kata kyai Arifin.
Tanpa ia sadari Akira dan akila mendengar ucapan kedua orang yang sedang duduk di sofa, mungkin mereka sudah menebak apa maksud kyai Arifin.
Kembali ke akifa yang masih bimbang dengan ucapan abbinya, "apa jangan-jangan, abbi mau jodohin aku juga sama kaya akila dan Akira, abbi akifa udah dewasa mana mungkin mau sama laki-laki yang belum kita kenal, ngk kaya akila sama Akira yang udah jelas kenal satu sama lain, kalo akifa kenal kaga udah di terima aja" omel akifa.
Kyai Arifin hanya bisa tersenyum walau ia tau lelaki itu kenal dengan anak bungsunya, tidak dengan akifa nya sendiri.
***
"Wihh, ganteng juga gue" ucap lelaki itu, "biasa aja" ketus Andra. Ya lelaki itu adalah gara zean dan Andra ramadika yang dari tadi hanya adu mulut satu sama lain.
Tidak dengan Farhan menggeleng melihat tingkah sahabat nya. "Udah, ayo berangkat" Farhan.
13.00 tepat mereka sampai di kediaman keluarga kyai Arifin Jujur rasa gugup terulang kembali tapi bukan dengan Andra dan Farhan melainkan gara.
Ya, yang dimaksud dengan kyai Arifin adalah gara zean, lelaki ini berbeda dengan yang lain datang tidak dengan kedua orang tuanya melainkan dengan sahabatnya.
Jangan ditanya kedua orang tua gara karna gara tinggal bersama pamannya, hidup gara jauh menyedihkan dari yang kita kira.
Ibu nya gara meninggal saat melahirkan gara, sedangkan ayah gara meninggal saat kecelakaan, waktu kecelakaan gara masih menginjak usia empat tahun.
Bima pamannya gara sekaligus kakak dari Brima ayah gara, saat kejadian itu Bima memilih merawat ponakan nya sendiri layaknya anak sendiri.
Saat menginjak 17 tahun gara di titipkan di pesantren sampai usianya sekarang karna bima selalu sibuk dengan urusannya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Saat masuk gara tidak lepas dengan mengucapkan bismillah, badan yang dari tadi biasa saja sekarang merayap dingin.
"Masuk nak" ucap orang tua dari gadis itu.
***
Kembali dengan akifa yang mulai tidak tenang ia pikir perjodohan ini hanya untuk saudara kembarnya saja, tapi tidak ia harus mengikuti kemauan sang abbi.
Jujur saja, akifa berharap lelaki itu bukan lelaki asing, tapi siapa sangka takdir menentukan pilihan yang tepat.
Akifa masih setia menundukkan kepala karna hanya seorang diri yang harus menyambut lelaki itu. tenang ngk sendiri kok ada abbi sama ummi.

KAMU SEDANG MEMBACA
BINGUNG!! Gadis Kembar Kyai [On going]
Teen FictionDILARANG PLAGIAT ⚠️ Pemuda yang memilih berdoa di sepertiga malam supaya mendapatkan jodoh Sholehah, setelah di berikan yang maha kuasa jodoh terbaik malah di buat bingung untuk memilih satu dari mereka.... Mau tau kelanjutannya nya yok jngn lupa ba...