Baby Tomy 5 (Jalan-jalan)

2.9K 48 0
                                    

Sudah 5 hari berlalu semenjak pertemuan di restauran itu hubungan pertemanan kami jadi semakin dekat, Mas Anthony juga sering chat aku untuk sekedar saling berbagi kegiatan sehari-hari maupun bercerita tentang Tomy.
Besok adalah hari minggu, dan kami berencana untuk bertemu. Mas Anthony memintaku untuk menemaninya belanja kebutuhan sehari-hari, termasuk kebutuhan Tomy. Yaa tentu bukan yg berangkat bukan hanya kami berdua, tapi ada Tomy juga, dan untuk Mba Meli dia tidak ikut, karena ketika di restauran itu hanya kebetulan saja Mba Meli ikut keluar karena mau sekalian mengantarnya pulang. Mas Anthony juga cukup lihai dalam mengurus Tomy meskipun sendiri, dia juga bisa membuatkan susu, mengganti popok atau menyuapi Tomy, tapi karena dia harus bekerja jadi butuh seseorang yg dipekerjakan untuk merawat Tomy saat dia tidak di rumah.
Sabtu minggu adalah jadwalnya libur bekerja, dan sekaligus menjadi waktu Mba Meli pulang kerumahnya. Pada jumat sore Mba Meli akan pulang dan kembali Senin pagi.

Yaa aku tidak sabar untuk bertemu Tomy dan Mas Anthony besok pagi. Ngomong-ngomong kita janji untuk bertemu disalah satu Mall dikota ini. Mas Anthony menawarkan untuk menjemputku di rumah, tp aku menolak karena takut keluargaku akan tau, aku berencana untuk ke salah satu Swalayan dekat rumahku dan akan memakirkan motorku disana, aku suruh Mas Anthony menjemputku di depan Swalayan itu.

Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 pagi, sedangkan kami janjian pukul 09.00 pagi, waktunya aku siap siap dan merias diri tipis2. Setelah selesai, jam 9 kurang 5 aku mulai menancap gas menuju Swalayan dekat rumahku, Mas Anthony sudah mengirim pesan kalau dia sampai disana.
Aku memasuki area parkir, dan setelah mengambil karcis dan memakirkan motorku, aku keluar dan menuju mobil Mas Anthony yg berhenti tepat didepan swalayan.
Mas Anthony keluar dari mobil menyambutku dan membukakan pintu mobil depan untuk duduk disampingnya, jujur aku merasa terharu, baru kali ini aku benar-benar merasa diratukan oleh laki2. Di kursi belakang sudah ada Tomy yang duduk di kursi anak berukuran dewasa lengkap dengan pengikat atau pengait di tengah kakinya, waw itu sangat mengagumkan pikirku. Dia sedang minum botol dot dengan tangan kiri memegang mainan boneka spidermannya. Aromanya seperti minyak telon bercampur bedak bayi, aku mengarahkan tangan untuk tos dengan Tomy, dan dia membalas dengan semangat. Ku amati bagian bawah Tomy yg terlihat jelas tonjolan popok yg digunakan. Dia terlihat seperti bayi sungguhan yg terjebak di tubuh orang dewasa. Bahkan tinggi badan Tomy lebih tinggi dariku, namun dia sangat kurus, mungkin krn dia pemilih makanan dan suka rewel saat disuapi. Baju yg dipakai juga baju monyet bercelana pendek yg mendukung beban dipopoknya, dia memakai sepatu yg kulihat kembar dgn Mas Anthony , hanya saja ukurannya yg berbeda. Dia sangat lucu, sehingga membuatku tanpa sadar mengelus kepalanya dengan sayang, untung dia tidak merasa risih denganku, dia bahkan tersenyum denganku dan berkata bahwa dia merindukanku, wah lagi lagi aku dibuat melayang olehnya.

Setengah jam kemudian kita sampai ke parkiran Mall. Karena hari minggu mall cukup ramai sehingga memakan waktu untuk antri mengambil karcis parkir. Setelah mendapatkan tempat parkir mobil, Mas Anthony bertanya pada Tomy "adek mau naik kereta dorong atau jalan kaki dek"
"Mau jalan kaki aja pa, tapi nanti kalo ade cape papa gendong ya"
"Nah kalau barang belanjaannya banyak gimana bisa gendong adek sama bawa barang belanjaan, atau kita tetep aja bawa strollernya, jadi ade boleh jalan kaki, nanti kalau cape baru naik strollernya ya dek"
"Oke boleh juga" jawab Tomy antusias.
"Nah ade lepas dulu dotnya, drpada nanti diliat banyak orang"
"Ahh adek gamau pa, ade mau pakai empeng" rengek Tomy
"Tapi nanti kalau diliatin orang nangiss"
"Gimana kalau pakai masker aja, jadi orang ga bisa liat Tomy pakai empeng" jawabku seadanya.
"Iya, bener tante paa,, ade mau mpeng mau mpeng" jawab Tomy dengan menahan air mata
"Oke lah terserah yg pnting jangan nangis, dah ayo kluar,, dan jangan lupa taruh spidermannya,, ohya Ann, aku ambil strollernya dibelakang, tolong awasi Tomy ya, krn takutnya kaya dulu, pas aku tinggal ambil strollernya dia malah ngilang ngikuti anak yg bawa mobil2an haha"

"Hehe siap mas , dengan senang hati, ayo adek sama tante, janji ya gabole lepasin tangan tante" jawabku dengan senyum,, yaa aku merasa ini sebuah mimpi yg nyata.

Pertama2 kami ingin pergi menonton bioskop dulu sebelum belanja, aku perhatikan jalan Tomy sangat lucu sekali, dia memegang tanganku dan berjalan agak melebarkan kakinya, sptnya dia sudah mengisi popoknya, tapi dia tidak merasa apa2, dia sudah sangat terbiasa.
Kami memilih film bergenre animasi berjudul Simba 2, film ini pilihan Tomy tentunya.
Setelah membeli tiket dan popcorn, kita masuk ke studio bioskopnya. Tangan Tomy masih setia menggandeng tanganku, sampai tiba2 saat didepan pintu studio Tomy mengeratkan pegangannya dan melihat kebawah. Aku sudah paham, sepertinya dia mengisi popoknya lagi, aku hanya tersenyum, setelah selesai dia mengendurkan pegangannya lagi spt tidak tjd apa2 dan mulai masuk untuk mencari kursi bangku.
Setelah mendapatkan kursi, kami duduk bertiga dengan Tomy ditengah, aku melihat Tomy gelisah sampai akhirnya aku mengelus kepala dan punggungnya untuk menenangkannya.
"Dia memang sedikit takut dengan keramaian, dia tidak suka diperhatikan banyak orang, tapi itu hanya awal nanti dia akan terbiasa, mungkin karena banyak penonton mulai berdatangan untuk masuk"
"Hiks Mau dodot" rengekan Tomy berulang-ulang.
"Iya nanti setelah lampunya dimatikan baru adek mimik dodot ya" sambil mengambil botol dot ditas ranselnya.
Aku memperhatikan interaksi bapak dan anak itu, tiba2 lampu dimatikan, Mas Anthony pun memberikan dotnya yg sudah disiapkan dari rumah.
Filmpun dimulai, namun ada adegan sedih yg membuat Tomy nangis disela2 menontonnya karena ayah dari Simba meninggal..
"Hiks hiks, ayahnya simba mati, gaboleh mati, gaboleh mati" tangisan Tomy membuat tubuhnya bergetar.
Aku kaget dan langsung memeluk Tomy dengan sayang, aku usap kepala dan punggungnya secara berulang, sambil mengucapkan kalimat penenang buatnya.
"Gapapa sayang, kitakan belum lihat nanti bagaimana, siapa tau nanti ayahnya hidup lagi, kan Simba anak yg kuat kaya Tomyyyy" ucapku dengan lembut.
Tomy membalas pelukanku dan menyandarkan kepalanya padaku, aku sangat bahagia sekali bisa mendengar rengekan Tomy dan aku berhasil menenangkannya. Kulihat Mas Anthony hanya menatap kami tanpa memberikan reaksi apapun, aku tidak peduli apa isi pikirannya, yg pnting aku senang bisa memeluk Babyboyku,, oh apa dia sudah menjadi milikku haha, kurasa belum.
Tiba2 "pruttt prutt" ... suara yg familiar terdengar,..
"Sepertinya ada yg membutuhkan pergantian popok" kata Mas Anthony tersenyum.
Kuamati Tomy spt tidak tjd apa2, dia sebiasa itu buang air besar dipopoknya ditengah2 umum. Sungguh menakjubkan. Aku tersenyum dan mengangguk membalas ucapan Mas Anthony.
Tomy masih proses menyelesaikan hajatnya, kakinya bergoyang kaku menunjukkan kalau dia sedang mengejan. Akhirnya dia merengek krn mungkin poopnya terlalu keras. Aku melihatnya merasa kasihan, sehingga langsung kupijat perutnya terutama bagian ususnya agar dia mudah mengeluarkan poopnya. Tangannya memelukku erat, setelah beberapa menit kupijat perutnya, akhirnya dia bisa mengeluarkannya.
Kulihat wajah leganya dan dia langsung melanjutkan menonton film spt tidak tjd apa2. Dia benar2 spt bayi pikirku, bahkan dia tidak merasa jijik harus duduk dikotorannya sndiri.
"Nanti aja Ann nunggu selesai filmnya baru kita bawa ke kamar mandi buat ganti popoknya, aku khawatir dia rewel krn tidak mau diganti, aku harap nanti dia ga nangis ditengah banyak org, apalagi ini hari minggu, waktunya liburan pasti ramai. aku hanya gamau Tomy menjadi bahan tontonan orang2 yg berakhir ditertawakan."

BABY TOMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang