𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟔 🥀 𝐀𝐤𝐡𝐢𝐫 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧.

241 36 11
                                    

***
Suasana hening sejenak setelah Yoongi mengiyakan usul Rania untuk melupakan semuanya. Yoongi menarik nafas dalam-dalam lantas mengusap lembut Surai Rania.

"Ya sudah, sekarang bangun dan turun! Sudah siang, Rania harus makan"

"Gwenchana, jangan menangis lagi, Oppa janji akan merahasiakan ini seperti inginmu, sekarang bangunlah, Rania makan terlebih dahulu, Oppa akan menunggu di bawah hm" sambungnya membujuk Rania. Rania menyeka air matanya sejenak kemudian mengangguk sebagai jawaban.

Yoongi lantas berdiri dan berjalan pelan kearah pintu. Sementara Rania perlahan bergerak hendak meraih baju di sampingnya dan..

"A-ah" pekik Rania sangat lirih, Rania tersentak saat merasakan rasa perih pada bagian kemaluannya. Yoongi yang mendengar pun lantas berbalik badan menatap Rania.

"Gwenchana?" tanyanya khawatir. Rania mengangguk-angguk lamban.

"Gwencana Oppa" jawab Rania tanpa menatap. Yoongi yang mengerti pun hanya menghela nafas dalam-dalam, yoongi memilih tuk diam kemudian kembali berbalik badan dan bergegas keluar.

10 menit berlalu.

Yoongi masih duduk di meja makan menunggu Rania untuk turun. Hatinya gelisah, pikirannya tak tenang, ia terus memikirkan keadaan Rania di atas sana. Sementara Rania yang baru saja selesai mandi, sejenak membaringkan tubuhnya sebelum akhirnya memutuskan untuk turun. Perlahan-lahan ia meraih ponselnya lantas menghela nafas berat.

"Tuhan, Bisakah aku bersikap biasa di hadapannya? Lantas bagaimana jika sampai Jung tau? Dia pasti akan meninggalkanku bukan?" Rania membentur-benturkan wajahnya pada bantal dan kembali menangis.

Selama 15 menit Rania larut dalam kesedihannya, namun mengingat sang Oppa yang tengah menunggunya dibawah sana, ia pun menghentikan tangisannya lalu memutuskan untuk segera turun. Dengan mata yang sembab, Rania keluar dari kamar lantas berjalan kearah tangga, netranya mengedar ke arah sekeliling ruangan seraya mencari dimanakah keberadaan Yoongi. Setelah menuruni anak tangga, Rania berjalan pelan menuju meja makan lalu ke area dapur, karena tak kunjung melihat Yoongi, dia pun diam sejenak dan berfikir kemanakah perginya Yoongi. Ia lantas kembali ke meja makan dan meraih segelas susu yang sudah di sediakan Yoongi sebelumnya lantas menenggaknya.

Tak lama setelah ia duduk di meja makan, terdengar langkah seseorang masuk dari arah belakang, sekilas Rania menoleh dan melihat Yoongi yang baru saja masuk dari arah luar, dan dengan segera ia memalingkan pandangannya lantas menunduk seolah tidak melihatnya.

Rania menarik nafas panjangnya kemudian membuangnya perlahan. Hatinya gelisah saat ini, dia juga terlihat sangat gugup karena tidak tau harus bersikap seperti apa di depan Yoongi.
Sementara Yoongi perlahan mulai berjalan mendekati Rania. Meskipun ragu, Rania mencoba untuk bersikap biasa dan memberanikan diri untuk menegakkan kepala lantas menatapnya.

"Apa kau menungguku?" tanya Yoongi kemudian duduk di samping Rania. Rania mengangguk lantas menjawabnya.

"Nde, Oppa dari mana?" tanya Rania.

"Ah aku dari luar, aku baru saja menemui kerabatku" terangnya sembari menyediakan piring untuk Rania.

Yoongi yang sengaja bersikap biasa, berharap agar Rania tidak merasa canggung ketika berada di dekatnya. Dia tidak ingin melihat adiknya berubah murung jika terus memikirkan kejadian semalam. Meskipun demikian, Suasana saat itu tetap berbeda, Rania lebih banyak diam sementara Yoongi hanya fokus melayani adiknya seperti biasanya.

Tak lama, Rania yang masih merasa tidak nyaman akan situasi saat itu pun memutuskan untuk menyudahi makan siangnya. Perlahan ia menjauhkan piringnya lantas meraih gelas untuk minum, netra sang Oppa terus tertuju pada Rania, Yoongi perhatikan mimik sendu Rania dalam diamnya.

𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang