☘️☘️☘️
Setelah perdebatan malam itu, Rania memutuskan untuk mengambil langkah yang tegas. Dengan tekad yang kuat, ia berusaha meluluhkan hati Yoongi, meski ia tahu betapa sulitnya hal itu.
Pagi harinya, Rania terbangun dengan semangat baru. Ia memutuskan untuk tetap berbaring di ranjang, menyusun rencana untuk hari itu. Dengan sengaja, ia menunggu di dalam kamar, berharap eomma akan memanggil Yoongi untuk membangunkannya seperti biasanya.
Di ruang makan, eomma dan appa sudah duduk di meja, menikmati sarapan sambil menunggu kedua anak mereka. Yoongi keluar dari kamar dan menghampiri meja makan dengan langkah yang tenang. Ia tampak tidak bersemangat, berbeda dari biasanya. Ia duduk di kursinya tanpa banyak bicara, fokus pada sarapan.
"Yoon, tolong bangunkan adikmu. Lihat, sudah jam berapa ini!" perintah eomma, nada suaranya penuh penekanan.
Yoongi menatap eomma sejenak, menarik napas dalam-dalam, lalu mengangguk pelan. "Nde, Eomma," jawabnya dengan nada datar, sebelum berdiri dan meninggalkan meja makan.
Dengan langkah yang berat, Yoongi menaiki tangga menuju kamar Rania. Setiap langkahnya menggema di lorong sepi, mencerminkan betapa enggannya dia melakukannya.
Sesampainya di depan kamar Rania, Yoongi menarik napas berat sebelum akhirnya mengetuk pintu. Ketukan pertama tidak mendapat jawaban. Rania sengaja membiarkan dirinya terbungkus selimut, berpura-pura masih tidur agar Yoongi masuk dan membangunkannya.
Yoongi mengetuk lagi seraya membuka pintu, dan melihat Rania yang masih tergulung dalam selimut di kasurnya. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah masuk dan mendekati ranjang.
Dengan tatapan lembut namun penuh kekhawatiran, Yoongi duduk di tepi ranjang. Perlahan, ia mengulurkan tangannya untuk mengusap lembut lengan Rania, mencoba membangunkannya. "Rania," panggilnya dengan nada lembut.
Rania masih berpura-pura tertidur, membiarkan Yoongi melihatnya dalam keadaan seperti itu. Ia ingin merasakan bagaimana perasaan kakaknya melihatnya dalam keadaan seperti ini, menilai kedalaman emosi Yoongi.
Yoongi menarik napas panjang, seolah tahu adiknya tidak benar-benar tidur. Ia akhirnya menjauhkan tangannya, bersiap untuk pergi. "Oke, kalau kau sudah bangun, segera bersihkan wajahmu dan turun! Eomma dan Appa sudah menunggu," katanya dengan nada tegas, hendak beranjak.
Namun, Rania dengan cepat menahan tangan Yoongi. "Oppa," panggilnya dengan nada manja, meraih tangan Yoongi dengan lembut.
Mereka saling bertatapan, dan Yoongi tampak meneguk liur, wajahnya menunjukkan campuran rasa frustrasi dan kesedihan. Tatapan Rania semakin sendu, sementara Yoongi berjuang keras untuk tidak menunjukan seberapa sakit dan dalam perasaannya terhadap Rania.
Yoongi menatap tangan Rania yang masih menggenggam erat di pergelangan tangannya. Ia merasakan ketegangan dan emosi yang terpendam, lalu mengalihkan pandangannya pada Rania dengan tatapan penuh makna.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐓𝐞𝐫𝐥𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠
RomanceWarning!! : +21 Konten dewasa! Min-Yoongi dan Rania terperangkap dalam kisah cinta terlarang sebagai saudara tiri. Ketika Rania, adik tiri Min-Yoongi, jatuh cinta pada kakaknya sendiri, perasaan ini memicu bencana bagi keluarga kecil mereka. Cinta y...